Sabtu, 18 Januari 2014

Another trip to Jogja! - part 1


Minggu pagi, 12 Januari 2014 saat cuaca sedang mendung dan gerimis sisa hujan semalam. Tak menyurutkan langkahku sedikitpun untuk menuju ke Jogja. Hawa dingin menambah syahdu perjalananku bersama ibu. Pukul 07.00 WIB kami siap berangkat menuju tempat kelahiran Ibu dengan mengendarai sepeda motor. Berbekal beberapa helai baju dan sedikit makanan untuk makan siang di Jogja (ini idenya Ibu).

Jujur, ini sudah kesekian kalinya aku mengendarai motor dari Semarang ke Jogja. Tapi kali ini lain, hari ini untuk yang pertama kalinya aku boncengan bersama Ibu. Sengaja lewat jalur Salatiga – Boyolali – Klaten – Jogja biar jalannya nggak terlalu menanjak dan macet. Akan tetapi, nasib berkehendak lain. Baru sampai di Ungaran rasanya udah macet banget. Bete pula dengan hujan yang kadang turun lalu tiba-tiba berhenti. Kuputuskan untuk tidak memakai jas hujan.

Alhamdulillah, setelah melewati Bawen jalanan mulai lancar dan sudah bisa ngebut. Sial, baru sampai di kota Salatiga harus menuntun kendaraan kira-kira sepanjang 1 km untuk menambalkan ban belakang karena bocor. Untungnya jalan yang dilalui bukan jalanan menanjak, tapi hanya turunan yang tidak terlalu tajam. 2 warung tambal ban sudah dilalui tetapi kata Ibu warung yang di sebelahnya kalau hari Minggu nggak buka. Baiklah, olahraga pagi.

Sambil menunggu tukang tambal ban mengganti ban dalam motor, itung-itung sambil istirahat sejenak. Setelah itu membayar Rp 20.000,- sebagai ongkos ganti ban bekas (karena nggak ada ban baru) dan biaya pasang. Bismillah, perjalanan dimulai kembali.

Sekian kilometer rasanya semua kota yang dilalui memang mendung dan hujan gerimis. Melewati Salatiga dan Boyolali rasanya lancar-lancar saja, kemudian memasuki Klaten di sekitar pasar. Ampun deh, macet banget. Nggak biasa-biasanya banyak banget orang di pasar itu. Dan perjalanan sedikit terhambat ketika melaju melewati Jatinom, jalannya rusak parak. Berlubang dimana-mana. Kuputuskan mampir pom bensin sebentar untuk ke toilet sekaligus isi bensin. Ku tengok jam sudah pukul 09.30 WIB.

Matahari sedikit mengintip di kota Klaten, untung kali ini nggak kesasar karena aku memang agak lemah perjalanan di Klaten. Sambil berdoa semoga sampai di Jogja nggak ada halangan lagi. Mampir minimarket dulu deh beli minuman sama jajanan.

Bismillah, kota Jogja sudah di depan mata dengan melewati candi Prambanan. Tinggal beberapa kilometer saja melewati Jl. Piyungan – Prambanan dimana Ibuku merasa bingung “kok udah sampai sini aja ya?” Apa kubilang? Untuk sampai di daerah perbatasan Bantul – Gunung Kidul memang lebih dekat lewat jalur Klaten. Melewati jalanan yang menanjak berkelok-kelok serta melewati bukit bintang selanjutnya menuju Patuk (Ibu kota kecamatan Gunung Kidul) dan perjalanan menyusuri desa yang udaranya sudah dingin padahal baru tengah hari.


Alhamdulillah, akhirnya sampai juga di rumah Budhe (kakaknya Ibu) dengan selamat dan halangan ban bocor saja. Disambut dengan ramah oleh tuan rumah dan tak lama setelah itu, hujan deras mengguyur pedesaan. Bau khas tanah dan air hujan berpadu menjadi aroma khas yang nikmat dan menyejukkan. Ah, aku ingin tinggal disini lebih lama lagi.


1 komentar:

  1. waah, keren banget udah biasa bawa motor semarang-jogja. Aku aja yang dari sleman-bantul udah pegel duluan :D

    BalasHapus

Terima kasih dan selamat datang kembali :)