** Yukk intip Another trip to Jogja! - part 1
Minggu 12 Januari 2014 siang menjelang sore, aku menyusuri jalanan pedesaan yang masih basah akibat hujan yang baru saja mengguyur. Kabut sudah mulai menghilang dan aku berjalan-jalan dengan sepeda motor menuju kota Jogja. Perlu diketahui, sekarang aku sedang berada di daerah bukit bintang (Patuk, Gunung Kidul). Aku sebenarnya bingung mau kemana tapi rasanya ingin jalan-jalan saja.
Minggu 12 Januari 2014 siang menjelang sore, aku menyusuri jalanan pedesaan yang masih basah akibat hujan yang baru saja mengguyur. Kabut sudah mulai menghilang dan aku berjalan-jalan dengan sepeda motor menuju kota Jogja. Perlu diketahui, sekarang aku sedang berada di daerah bukit bintang (Patuk, Gunung Kidul). Aku sebenarnya bingung mau kemana tapi rasanya ingin jalan-jalan saja.
Oh ya, di perjalanan aku sempat
menemukan petunjuk arah yang menyebutkan “Desa Wisata Domes / Pemukiman
Teletubbies”. Desa wisata Domes ini letaknya di Dusun Ngelepen, Prambanan, Sleman.
Untuk menemukan pemukiman ini, dari jalan raya Piyungan – Prambanan KM.4 Kabupaten
Sleman, Yogyakarta masih harus memasuki beberapa dusun kurang lebih 2 km. Tenang
saja, banyak petunjuk arah yang dipasang untuk mencapai ke desa Ngelepen
tersebut. Melewati beberapa rumah penduduk dan bentangan sawah yang menghijau. Di
sana, suguhan mengenai rumah-rumah yang berbentuk unik seperti kubah, sangatlah
menarik perhatian.
Sebenarnya apa sih rumah domes
itu?
Berbicara mengenai rumah domes, tentu
tak akan jauh-jauh dari peristiwa gempa bumi 27 Mei 2006 lalu yang sangat
memporak-porandakan kota Jogja. Dusun Ngelepen inilah yang terkena dampak
paling besar. Maka dibangun rumah domes ini sebagai bantuan untuk warga Dusun
Ngelepen. Kelebihan dari rumah domes ini adalah tahan gempa dan terpaan angin
sampai kecepatan 450 km/jam.
Bentuknya yang menyerupai setengah
telur ini mengingatkan pada serial kartun anak-anak di perbukitan teletubbies.
Maka dari itu, penduduk setempat lebih sering menyebutnya pemukiman
teletubbies.
Untuk informasi lebih lengkapnya bisa
klik link ini.
Sayangnya, aku hanya memasuki sebagian
kecil area di pemukiman domes ini karena hujan. Padahal ingin sekali menuju ke
perbukitannya. Seru kali ya? Next touring
aja deh…
Aku pun meninggalkan tempat ini dan melanjutkan
jalan-jalan. Niatnya sih pengen nonton bioskop di Plaza Ambarrukmo tapi hujan
gerimis bikin bete. Putar-putar keliling Jogja nol kilometer dan sampailah aku
di alun-alun utara.
Pasar malam acara Sekatenan masih
berlangsung meriah. Meski gerimis mengguyur kota Jogja, namun antusias pengunjung
masih ramai saja. Seperti halnya pasar malam pada umumnya, banyak arena
permainan yang bisa dimanfaatkan pengunjung untuk bermain-main, terutama untuk
anak-anak. Seperti bianglala, kora-kora, tong setan, serta permainan yang
lainnya. Tak hanya itu, penjual makanan juga tersebar mengelilingi lapangan
alun-alun tempat Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS) tersebut.
Selanjutnya, aku menuju ke Malioboro,
tempat yang tak pernah lupa untuk dikunjungi kalau sedang berlibur ke Jogja. Malioboro
seperti memiliki kesan tersendiri bagiku, kenangan di dalamnya yang tersimpan rapi
selalu melekat dalam hati. Menyusuri jalanan yang sangat ramai pengunjung, oh
ya ini kan hari Minggu pantas saja banyak sekali orang-orang yang berlalu
lalang. Musim liburan.
Dari ujung, aku sedang berjalan di
tengah-tengah para pedagang yang menjajakan barang dagangannya. Ada pula yang
sedang bertransaksi jual beli setelah sebelumnya terjadi tawar menawar.
Pemandangan yang sudah tidak asing lagi, dan tempat-tempat yang sedikit banyak
sudah kuhafal, seperti Mall Malioboro, Ramayana, KFC, dan lain-lain.
Aku mulai tertarik dengan accessories wanita, aku pun
melihat-lihat barang yang dijualnya. Sebuah kalung berliontin burung hantu,
menyita perhatianku. Kutawar dengan harga Rp 15.000 setelah sebelumnya diberi
harga Rp 25.000 oleh penjualnya. Jalan lagi, dan mampirlah aku di toko
oleh-oleh Kawedar. Kupikir di tempat tersebut menjual cokelat khas Kota Gede,
ternyata tidak. Mungkin memang di toko oleh-oleh tidak menjual cokelat
tersebut. Huft.
Sampailah aku di Mall Malioboro. Kebetulan
aku juga sedang mencari novel Kata Hati karya Bernard Batubara. Aku pikir di
Jogja ada, karena penulisnya sudah lama tinggal di Jogja. Mengelilingi Mall
Malioboro sampai lantai 3 tetapi kok nggak nemu Gramedia ya? Hmmm… Mungkin ada
di suatu tempat yang letaknya ngumpet. Baiklah, kucari dan kucari lagi. Sampai
akhirnya menemukan petunjuk arah Gramedia di lantai paling dasar Mall Malioboro
bersamaan dengan PeriPlus. Kecewa sih, ternyata novel yang kucari nggak ada di
tempat ini.
“Nemu toko buku di
kota lain tapi gak nemu buku yg dicari. Ibarat udah punya pacar tapi gak nemu
kebahagiaan.”
*upss :D
Sekian cerita jalan-jalanku
hari Minggu, 12 Januari 2014. Tunggu cerita selanjutnya yaa….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih dan selamat datang kembali :)