Rabu, 23 Maret 2016

Menghabiskan Sore di Curug 7 Bidadari


Beneran ada bidadarinya?  Ya enggak lah. Apalah arti sebuah nama kalau kamu nggak bisa move on *eh :D

Sebenarnya udah beberapa bulan yang lalu, saya bersama dua orang kawan ke tempat ini. Tapi baru sempat posting sekarang, maklum lah sibuk. Sibuk mencari waktu dimana rasa malas-malasan bisa ditolerir dikiiiit aja. Heheee :D

Jadi, ceritanya kami bertiga mengunjungi Curug 7 Bidadari ini dalam rangka “mampir sekalian aja lah, nggak ada salahnya juga” setelah menemukan destinasi air terjun yang lumayan baru yaitu Curug Palebur Gongso. Hari itu, 25 Desember 2015 dan masih agak siang, maka diputuskan kami mampir sejenak ke sebuah air terjun yang sudah terkenal di kalangan anak-anak Semarang.



Lokasinya tidak jauh dari Curug Palebur Gongso, lebih tepatnya Curug Palebur Gongso tidak jauh dari Curug 7 Bidadari karena yang ini lebih dulu tenarnya. Terletak di kaki Gunung Ungaran. Curug 7 Bidadari (C7B) membelah di antara perbukitan yang menjulang tinggi, hutan, lembah, hamparan sawah serta terassering yang tertata rapi. Tepatnya terletak di Desa Keseneng, Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Di sepanjang perjalanan

Ngomong-ngomong soal Curug 7 Bidadari, saya sudah pernah mengunjunginya 2 kali, tapi dulu belum kepikiran buat ditulis di blog (masih sibuk sekolah ceritanya :D). Terakhir di tahun 2012 bersama sang mantan *uhuuuk*. Mantan yang… udahlah nggak perlu dibahas lagi, toh udah jadi suami orang wkwk :)

Sesampainya di pintu masuk selamat datang, kami membayar tiket masing-masing sebesar Rp 5.000,- (pada saat hari libur) serta biaya parkir sepeda motor sebesar Rp 2.000,-
Tak jauh dari loket, kami memarkirkan sepeda motor di tempat yang telah disediakan. Setelah itu berjalan kaki kurang lebih 300 meter melewati lading jagung untuk sampai di air terjun.

Dari area parkir pun, perbedaan sekarang dan tiga setengah tahun yang lalu pun sudah mulai terasa. Kami menyeberang sungai lewat jembatan bambu yang sudah ada atapnya. Tahun 2012, belum ada atapnya.



Di sini pun juga sudah dibangun playground untuk anak-anak.


Yang paling menarik adalah gazebo-gazebo yang bisa digunakan pengunjung untuk istirahat. Jembatan-jembatan penghubung di sini juga foto-able banget :D




Nah, sekarang baru deh bahas air terjunnya. Dinamakan Curug 7 Bidadari karena keunikannya yaitu terdapat 7 buah curug / air terjun yang terbentuk secara alami. Meskipun tidak termasuk tinggi, masing-masing air terun ini terdapat 3 tingkatan. Di mana bagian tingkat 1 dan tingkat 2 dengan ketinggian kurang lebih 6 meter, sedangkat tingkat 2 ke tingkat 3 dengan ketinggian sekitar 7 meter.




Objek wisata alam Curug 7 Bidadari ini merupakan salah satu tujuan wisata unggulan di Desa Wisata Keseneng. Diresmikan oleh Wakil Bupati Semarang pada 20 Mei 2010. Batu peresmian ini letaknya dekat dengan area parkir.


Fasilitas lainnya yaitu sudah ada toilet serta mushola di tempat yang terpisah dengan air terjun.


Juga beberapa warung semi permanen yang menjual aneka minuman beserta makanan ringan. Memanjakan pengunjung yang kehausan dan kelaparan setelah menikmati segarnya aliran Curug 7 Bidadari.


Untuk menuju ke Curug 7 Bidadari, pengunjung bisa mengambil jalur arah Bandungan. Dari Pasar Bandungan lurus terus menuju ke Sumowono, nanti sekitar 8 km di sisi kiri jalan akan bertemu dengan barak tentara. Ambil jalan menurun di sisi kiri barak tentara. Dari sini sudah ada petunjuk jalan menuju Curug 7 Bidadari dan Curug palebur Gongso, tinggal diikuti saja.

1 komentar:

  1. Weih, pemandangannya cukup bagus juga,,,
    hahaha, tadinya belum kepikiran buat nulis di blog ya mbak, tapi sekarang sudah ada pikiran itu,,, semangat ngeblog deh mbak Nhe, :-)
    Lupakan sang mantan yang sudah menjadi suami orang (istilahnya janurnya sudah melengkung), hahahaha, Move on

    BalasHapus

Terima kasih dan selamat datang kembali :)