Beneran ada bidadarinya? Ya enggak lah. Apalah arti sebuah nama kalau kamu nggak bisa move on *eh :D
Sebenarnya udah beberapa bulan yang lalu, saya bersama dua orang kawan ke tempat ini. Tapi baru sempat posting sekarang, maklum lah sibuk. Sibuk mencari waktu dimana rasa malas-malasan bisa ditolerir dikiiiit aja. Heheee :D
Sebenarnya udah beberapa bulan yang lalu, saya bersama dua orang kawan ke tempat ini. Tapi baru sempat posting sekarang, maklum lah sibuk. Sibuk mencari waktu dimana rasa malas-malasan bisa ditolerir dikiiiit aja. Heheee :D
Jadi, ceritanya kami bertiga mengunjungi
Curug 7 Bidadari ini dalam rangka “mampir
sekalian aja lah, nggak ada salahnya juga” setelah menemukan destinasi air
terjun yang lumayan baru yaitu Curug Palebur Gongso. Hari itu, 25 Desember 2015
dan masih agak siang, maka diputuskan kami mampir sejenak ke sebuah air terjun
yang sudah terkenal di kalangan anak-anak Semarang.
Lokasinya tidak jauh dari Curug Palebur Gongso, lebih tepatnya Curug Palebur Gongso tidak jauh dari Curug 7 Bidadari karena yang ini lebih dulu tenarnya. Terletak di kaki Gunung Ungaran. Curug 7 Bidadari (C7B) membelah di antara perbukitan yang menjulang tinggi, hutan, lembah, hamparan sawah serta terassering yang tertata rapi. Tepatnya terletak di Desa Keseneng, Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Di sepanjang perjalanan |
Ngomong-ngomong soal Curug 7 Bidadari, saya
sudah pernah mengunjunginya 2 kali, tapi dulu belum kepikiran buat ditulis di
blog (masih sibuk sekolah ceritanya :D). Terakhir di tahun 2012 bersama sang
mantan *uhuuuk*. Mantan yang… udahlah nggak perlu dibahas lagi, toh udah jadi
suami orang wkwk :)
Sesampainya di pintu masuk selamat datang,
kami membayar tiket masing-masing sebesar Rp 5.000,- (pada saat hari libur)
serta biaya parkir sepeda motor sebesar Rp 2.000,-
Tak jauh dari loket, kami memarkirkan sepeda
motor di tempat yang telah disediakan. Setelah itu berjalan kaki kurang lebih
300 meter melewati lading jagung untuk sampai di air terjun.
Dari area parkir pun, perbedaan sekarang dan
tiga setengah tahun yang lalu pun sudah mulai terasa. Kami menyeberang sungai
lewat jembatan bambu yang sudah ada atapnya. Tahun 2012, belum ada atapnya.
Di sini pun juga sudah dibangun playground
untuk anak-anak.
Yang paling menarik adalah gazebo-gazebo
yang bisa digunakan pengunjung untuk istirahat. Jembatan-jembatan penghubung di
sini juga foto-able banget :D
Nah, sekarang baru deh bahas air terjunnya. Dinamakan
Curug 7 Bidadari karena keunikannya yaitu terdapat 7 buah curug / air terjun
yang terbentuk secara alami. Meskipun tidak termasuk tinggi, masing-masing air
terun ini terdapat 3 tingkatan. Di mana bagian tingkat 1 dan tingkat 2 dengan
ketinggian kurang lebih 6 meter, sedangkat tingkat 2 ke tingkat 3 dengan
ketinggian sekitar 7 meter.
Objek wisata alam Curug 7 Bidadari ini merupakan
salah satu tujuan wisata unggulan di Desa Wisata Keseneng. Diresmikan oleh Wakil
Bupati Semarang pada 20 Mei 2010. Batu peresmian ini letaknya dekat dengan area
parkir.
Fasilitas lainnya yaitu sudah ada toilet
serta mushola di tempat yang terpisah dengan air terjun.
Juga beberapa warung semi permanen yang
menjual aneka minuman beserta makanan ringan. Memanjakan pengunjung yang kehausan
dan kelaparan setelah menikmati segarnya aliran Curug 7 Bidadari.
Untuk menuju ke Curug 7 Bidadari, pengunjung
bisa mengambil jalur arah Bandungan. Dari Pasar Bandungan lurus terus menuju ke
Sumowono, nanti sekitar 8 km di sisi kiri jalan akan bertemu dengan barak
tentara. Ambil jalan menurun di sisi kiri barak tentara. Dari sini sudah ada
petunjuk jalan menuju Curug 7 Bidadari dan Curug palebur Gongso, tinggal diikuti
saja.
Weih, pemandangannya cukup bagus juga,,,
BalasHapushahaha, tadinya belum kepikiran buat nulis di blog ya mbak, tapi sekarang sudah ada pikiran itu,,, semangat ngeblog deh mbak Nhe, :-)
Lupakan sang mantan yang sudah menjadi suami orang (istilahnya janurnya sudah melengkung), hahahaha, Move on