I’m
so sorry, late post
bangeeet…
Kebanyakan jalan dan jajan alhasil bikin
ngeblog jadi males. Nggak mood kayak habis diputusin pacar
:D
Berawal dari ajakan seorang teman yang menawari
buka bersama di rumahnya (12 Juli 2015), kami berempat (Aku, Atik, Handoyo, dan
Tius) sepakat berangkat di hari Minggu. Ternyata Tius juga ngajak teman-teman
kerjanya sekitar berapa orang ya, lupa. Pokoknya rombongan banyak banget. Sambil
ngabuburit, diajaklah kami menuju hutan mangrove di Morosari – Demak.
Untuk sampai di lokasi ini, bisa mengambil
rute jalan raya Semarang – Demak lewat jalur pantura. Setelah melewati gapura ‘selamat
datang’ di Demak, lurus saja sampai persis sebelum jembatan pertama belok kiri.
Ada papan petunjuknya kok. Dari situ, perjalanan dimulailah dengan jalan
bergeronjal dan berbatu di samping tambak.
Hutan mangrove itu sendiri berada di tengah
laut, satu arah dengan makam seorang wali bernama Mbah Mudzakir. Untuk bisa
sampai di hutan mangrove itu sendiri, kami memarkirkan motor di ujung daratan. Karena
jalan menuju ke sana hanyalah sebuah jalan cor yang dibangun di atas laut. Itu
pun cuma cukup dilewati 2 – 3 orang saja. Ada sih beberapa orang yang nekat
mengendarai motor sampai ke seberang. Padahal menurutku sangat sangat miris…
Karena kami kesorean sampai di hutan
mangrove, jadinya gagal masuk ke hutan. Batas maksimal untuk masuk hutan
mangrove hanya sampai pukul 17.00. Agak kecewa sih, tapi terbayar lunas dengan sunset yang menawan.
Sorry, cuma pake hape :D |
Lain kali harus masuk ke hutan mangrove. Ada
yang mau ngajak? :D
Sunsetnya bagus tuh... ah matahari di tengah lautan memang selalu bagus
BalasHapusDuh... jadi rindu akan senja dikampung halaman. Biasanya aku duduk dipantai didepan rumah kakak sambil menikmati senja.
BalasHapus