Untuk:
Kamu, dengan semua kesederhanaanmu.
Kamu, dengan masa lalu yang (masih) membelenggu.
Tidak banyak kalimat yang ingin kusampaikan
dalam tulisan ini.
Sebagai pengingat dan tulisan rutin
tahunan, hari ini kali ketiga tanggal 5 Juli yang hampa setelah kepergianmu.
Mari kita ulas sedikit tentang
kenangan yang pernah kita rangkai berdua. Aku dan kamu. Iya kamu, ‘Sagittarius-ku’.
Persisnya 5 Juli tiga tahun lalu aku
menemukan seseorang yang kukira dia adalah pemilik tulang rusukku. Aku bahagia
ketika dia menjadi bagian dari hidupku. Kesempurnaan hubungan kita yang
menganut paham Long Distance Relationship
terlihat ketika kita pertemuan dan perpisahan di bandara.
Tapi, sejak saat itu, sejak pertemuan
terakhir kita di bandara, 2013 silam. Kamu tidak pernah kembali lagi. Kamu
tidak pernah mengirimi kabar maupun pesan singkat. Aku menderita memikirkanmu.
Maaf, ini bukan bualan. Berminggu-minggu aku menunggu, hingga aku sempat bosan
dan jenuh.
Syukurlah, Tuhan berbaik hati
mempertemukanmu lagi denganku. Meski hanya melalui puluhan bahkan hampir
ratusan pesan singkat dan puluhan menit percakapan melalui telepon, aku tidak
bisa memungkiri perasaanku sendiri. Aku bahagia. sangat-sangat bahagia. Sayangnya,
kebahagiaan itu tidak selamanya harus kurasakan. Kenapa kamu pergi lagi akhir-akhir
ini? Kamu menghilang seolah tidak ingin mengenalku seperti tahun sebelumnya. Apakah
benar-benar sudah tidak ada yang bisa kita pertahankan lagi dari hubungan yang
kemarin?
Sungguh, aku tidak pernah menyangka
sebelumnya jika aku mampu bertahan selama ini. Dua tahun lebih, waktu yang
mungkin istimewa bagiku untuk menunggu dan berharap.
Tanpamu bukanlah hal yang mudah untuk
dilalui. Mengingat kebersamaan yang pernah aku jalani bersamamu, walaupun
singkat tapi aku menikmatinya. Menikmati semua kenangan yang pernah tertoreh. Suka,
duka, bahkan luka sekalipun.
Entahlah, aku selalu ingin membungkus
rapi setiap kenangan bersamamu, sekecil apapun itu.
Dan tidak pernah menyesal selama ini
pernah dengan bodohnya menunggumu. Walaupun kamu mungkin tidak tahu…
Oh ya, semalam aku bermimpi (lagi)
mendengar suaramu – setelah sekian lamanya tidak pernah memimpikanmu. Mungkinkah
mimpi itu adalah pertanda jika rinduku sudah terlalu serius padamu?
Only you, My Sagittarius |
Dari:
Aku yang (belum) lelah berharap
meski diabaikan.
Aku yang (belum) lelah menanti
meskipun tidak pasti.
Aku yang sangat rindu dan ingin sekali
bertemu denganmu.
Sungguh kerinduan yang teramat dalam.
BalasHapusxixixixi jadi ikut terharu juga :( sangat mendalam sekali
BalasHapus