Jogja. Lagi-lagi Jogja. Kau selalu membuatku
rindu dan ingin selalu pulang ke kotamu. Eh,
ke wisata alammu…
Masih edisi libur lebaran (19/07/2015) di Jogja. Setelah bertandang
ke rumah saudara di sebuah daerah terpencil kecamatan Panggang, Gunung Kidul,
saya kok rasa-rasanya pengen ke pantai. Dan ide itulah yang membawa serta keNEKATan mencari jalan ke pantai Gunung
Kidul lewat Imogiri – Panggang.
Daerah Gunung Kidul sendiri identik dengan
batuan kapur. Di setiap tempat yang dilewati akan terpampang gundukan batu
berwarna putih yang jarang dijumpai di daerah lain. Apalagi di kota tempat
tinggal saya, Semarang.
Perjalanan naik dan turun tanjakan tidak
membuat saya putus asa. Rekomendasi untuk kalian yang tidak mau
bermacet-macetan jika ingin ke pantai Gunung Kidul. Melewati Panggang, jalanan
cenderung sepi jika dibanding mengambil jalur kota Wonosari. Tapi ya jangan
senang dulu, karena untuk menuju jalan yang tidak pernah macet ini kalian harus
menakhlukkan tanjakan jahanam Siluk.
Voilaaa… Lega bener-bener lega karena nggak
nyasar! Modal nekat tapi tetep takut nyasar, hehee dimaapin ya kan saya sendirian
:D *bangga sama diri sendiri*
Dari modal NEKAT mencari jalan lain ke
pantai lewat Panggang, tercetuslah ide gila yang lain. “Kenapa nggak sekalian masuk pantainya aja?” “Kenapa
nggak?”
Dan sampailah saya di sini, jam tiga sore
lebih lima belas menit. Pantai Sepanjang. Setelah membayar
tiket masuk pantai seharga Rp 10.000,- dan membeli sandal jepit untuk menyusuri
pasir pantai.
Pantai Sepanjang berada di sebelah timur Pantai
Kukup. Dinamakan Pantai Sepanjang, konon memiliki garis pantai yang paling
panjang di antara semua pantai yang ada di Kabupaten Gunung Kidul. Pantai Sepanjang
memiliki sisi unik pada warung-warung yang ada di pinggir jalan, semuanya
seragam seperti gubug yang atapnya terbuat dari daun kering.
Nggak perlu lah lama-lama di Pantai
Sepanjang, lebih baik menyusuri pantai-pantai lain sampai matahari tenggelam. Awalnya
sih pengen ke Pantai Drini, tapi akhirnya nggak jadi. Memacu kendaraan lagi ke
timur, sampailah di Pantai Krakal.
Sesampainya di Pantai Krakal, yang pertama
kali terucap “wiiih, ada tulisannya”
Pantai Krakal juga memiliki pasir pantai
yang berwarna putih. Termasuk pantai yang landai dengan batu-batu karang di
sebagian besar bibir pantai. Bukit karang di sebelah barat bisa kalian naiki untuk
melihat seberapa luasnya Pantai Krakal dari atas. Saya sih memilih pantai yang
lain buat ngejar sunset.
Maka dipilihlah Pantai Kukup dengan
sangat senang hati dan tidak menyesal. Seperti yang pernah teman saya katakan,
mirip tanah lot di Bali. Dan tidak kusia-siakan lagi untuk menanjak di bukit
karang yang ada tulisannya Pantai Kukup. Dibandingkan dengan Pantai Indrayanti
yang bukit karangnya masih berupa jalan setapak bertangga, di Pantai Kukup ini
jalan menuju bukit sudah bagus. Dari atas jembatan penghubung ke Pulau jumino,
bisa disaksikan Pantai Krakal di sebelah barat dan pantai [apa ya namanya?] di
sebelah timur – yang cenderung dikelilingi batu-batu karang.
Pulau Jumino dengan pendopo-nya |
Sisi timur Pantai Kukup |
Pantai Kukup |
Jadi, ceritanya gagal mengejar sunset di pantai Kukup. Lha wong
mataharinya aja ketutupan bukit, hahaa. Daripada kecewa mending selfie, cekrek!
Jam tangan menunjukkan pukul 17.15 ketika mengambil
sepeda motor di tempat parkir. Niatnya mau langsung pulang, tapi nanggung ah
sekalian ke Pantai Baron walaupun sebentar. Dan akhirnya saya pun parkir lagi
di Pantai Baron.
Pantai Baron
sangat mudah dijamah dikarenakan tempatnya yang paling ujung awal ketika akan memulai
masuk seputar kawasan pantai. Pantai Baron menebarkan pesonanya melalui kontur
lembah yang berada di kanan kiri bibir pantai. Pemandangan unik lainnya adalah
sederetan kapal-kapal nelayan yang sedang berlabuh di pesisir Pantai Baron.
Sudah lelah, sudah hampir malam, saatnya
pulang. Karena dirasa jalanan di sepanjang Panggang akan gelap, maka saya
memilih lewat Paliyan lanjut Jl. Jogja – Wonosari.
Dalam hitungan jam menyusuri 4 pantai merupakan
perjalanan mandiri yang sangat menyenangkan untuk diri sendiri. Lain kali saya
janji akan mengunjungi pantai-pantai eksotis lainnya di Kabupaten Gunung Kidul.
Entah sendiri lagi, entah bersama rombongan. Abaikan rasa enggan, maka kau akan mendapat pengalaman...
Yuk ke pantai…
Jogja, oh Jogja. Kau selalu sukses membuatku
tidak pernah bisa move on.
keliatannya cukup bersih ya mba pantainya :)
BalasHapusSingle Traveller ? sendirian aja kak travelling nya ?
BalasHapusGilakkk haaaa. Pokoknya besok mau aku saingin naik sepeda nyusur panati Gunungkidul ah :-D
BalasHapus