Jumat, 06 Februari 2015

Rindu


Untuk lelaki yang paling aku rindukan,

Aku ingin memelukmu erat. Menangis dalam dekapmu. Mengucap beribu maaf atas semua kesalahan-kesalahanku padamu. Belum sempat waktuku untuk memberikan tawa di sela-sela kehidupanmu. Tapi takdir sudah memutuskan perpisahan.

Aku ingin menolak, tapi aku bisa apa? Kita hanya sesama makhluk-Nya yang wajib patuh terhadap semua kehendak-Nya. Kau sudah pergi, disaat usiaku masih bisa dibilang labil. Disaat semua orang seusiaku membutuhkan kasih sayang dan bimbingan menuju masa depan.

Sudahlah, akhirnya aku ikhlas melepasmu. Aku tahu, kau hanya menunaikan suratan yang telah tertulis dalam alur hidupmu. Kini sudah tak ada lagi pundak tempatku bersandar melepas lelah, telinga yang setia mendengarkan gerutuanku, dan tangan yang kerap mengusap rambut di keningku. Kau lelaki terbaik yang pernah kupunya. Lelaki paling hebat yang bisa menuruti kemauanku. Aku janji akan menjadi perempuan mandiri. Aku janji akan menjadi wanita yang kuat.

Rindu? Tentu.
Kehadiranmu sangat aku nantikan. Kedatanganmu sangat kutunggu-tunggu, meski engkau hanya sanggup datang melalui bunga tidur. Sungguh, aku berharap waktu berbaik hati mempertemukan kita (lagi) walau tak dalam wujud nyata.

Untuk Ayah tercinta, semoga engkau tersenyum di surga.
Terima kasih untuk seluruh jiwa, raga, serta kasih sayangnya yang banyak tercurahkan untukku.
Putrimu kini sudah dewasa, semoga tahu pilihan terbaik dalam hidup walaupun engkau tak lagi mendampingi.




Dibuat untuk #30HariMenulisSuratCinta Hari Ke-8

2 komentar:

  1. ayahnya pasti senyum bahagiaa
    semangat ya kamunyaaa

    BalasHapus
  2. Semangat!

    Let's smile to make him smile too.. :)

    #blogwalking http://fictionruby.blogspot.com/

    BalasHapus

Terima kasih dan selamat datang kembali :)