Kamis, 12 Februari 2015

Catatan 15 menit




Untuk kamu,

Terima kasih sudah menjadi orang yang pernah disisiku. Bersamamu, aku sempat mengecap hangatnya pertemuan tak terencana sekaligus perihnya perpisahan.
Terima kasih sudah bersedia meluangkan ribuan menitmu menjalin cerita denganku. Menjadi bagian warna hidupmu, meski kenyataannya hanya abu-abu.

Aku tahu, memang tak mudah melupakan kesalahan yang telah berlalu. Tapi, apakah kau tahu bahwa memaafkan diri sendiri jauh lebih sulit daripada memaafkan orang lain? Itulah yang selalu aku risaukan jika mengingatmu.

Kata bijak itu berkata, bahwa cinta tak harus memiliki.
Dan aku sudah siap dengan segala resiko jika mengharapkanmu kembali. Aku sudah siap melupakanmu lagi. Aku sudah siap diabaikan seperti ratusan hari yang telah terlewati.

Entahlah, kenapa lagi-lagi kupilih kamu. Seseorang yang sempat kuanggap kesalahan di masa lalu. Kesalahan yang indah. Kesalahan yang mengajarkanku arti komitmen yang sebenarnya. Seseorang yang tidak peduli tatapan orang lain tentangnya. Seseorang yang terlampau sederhana.

Ternyata yang aku butuhkan bukan dia yang selalu berada dekat denganku, tapi seseorang yang bahunya selalu siap jika aku ingin bersandar. Mendengarkan cerita-ceritaku. Orang yang sama, yang pernah menghapus air mataku. Kamu.

Ternyata yang aku butuhkan bukan dia yang sekedar mampu menutup kelemahanku, tetapi dia yang bersedia menemaniku untuk menjadi lebih baik. Orang yang sama yang pernah berani menyalahkanku ketika aku benar-benar khilaf. Kamu.

Dan ternyata yang aku butuhkan hanya seseorang yang tidak sempurna di mata orang lain, tetapi sangat berarti bagi diriku sendiri. Kamu.
Bagaimana mungkin aku sanggup melupakanmu?




Dibuat untuk #30HariMenulisSuratCinta Hari ke-14

1 komentar:

  1. Sedikit menghilangkan penat dengan tumpukan aksara yang tersusun rapi dalam suratmu :)

    BalasHapus

Terima kasih dan selamat datang kembali :)