Untuk lelaki yang paling aku
rindukan,
Aku ingin memelukmu erat. Menangis
dalam dekapmu. Mengucap beribu maaf atas semua kesalahan-kesalahanku padamu. Belum
sempat waktuku untuk memberikan tawa di sela-sela kehidupanmu. Tapi takdir sudah
memutuskan perpisahan.
Aku ingin menolak, tapi aku
bisa apa? Kita hanya sesama makhluk-Nya yang wajib patuh terhadap semua kehendak-Nya.
Kau sudah pergi, disaat usiaku masih bisa dibilang labil. Disaat semua orang seusiaku
membutuhkan kasih sayang dan bimbingan menuju masa depan.
Sudahlah, akhirnya aku ikhlas
melepasmu. Aku tahu, kau hanya menunaikan suratan yang telah tertulis dalam alur
hidupmu. Kini sudah tak ada lagi pundak tempatku bersandar melepas lelah,
telinga yang setia mendengarkan gerutuanku, dan tangan yang kerap mengusap
rambut di keningku. Kau lelaki terbaik yang pernah kupunya. Lelaki paling hebat
yang bisa menuruti kemauanku. Aku janji akan menjadi perempuan mandiri. Aku janji
akan menjadi wanita yang kuat.
Rindu? Tentu.
Kehadiranmu sangat aku
nantikan. Kedatanganmu sangat kutunggu-tunggu, meski engkau hanya sanggup
datang melalui bunga tidur. Sungguh, aku berharap waktu berbaik hati
mempertemukan kita (lagi) walau tak dalam wujud nyata.
Untuk Ayah tercinta, semoga
engkau tersenyum di surga.
Terima kasih untuk seluruh jiwa,
raga, serta kasih sayangnya yang banyak tercurahkan untukku.
Putrimu kini sudah dewasa,
semoga tahu pilihan terbaik dalam hidup walaupun engkau tak lagi mendampingi.
Dibuat untuk
#30HariMenulisSuratCinta Hari Ke-8
ayahnya pasti senyum bahagiaa
BalasHapussemangat ya kamunyaaa
Semangat!
BalasHapusLet's smile to make him smile too.. :)
#blogwalking http://fictionruby.blogspot.com/