“…Yang
Sakit Adalah Sudirman,
Panglima
Besar Tidak pernah Sakit…”
– Yogyakarta, 19 Desember 1948
Lokasinya yang strategis di Jalan Bintaran
Wetan No. 3 Yogyakarta menarik minat saya untuk singgah sejenak di Museum
Jenderal Besar Sudirman. Siapa sih yang belum kenal Jenderal Besar yang satu
ini? Beliau dikenal sebagai pemimpin perang gerilya meskipun keadaannya saat
itu sedang sakit dan harus ditandu.
Di bagian depan museum terdapat patung
jenderal Sudirman sedang menaiki kuda dengan 2 buah meriam di sisi-sisinya. Bangunan
rumah utama memiliki atap berbentuk sirap dengan pintu-pintu tinggi dan besar. Di
kawasan museum ini juga terdapat prasasti sebagai tanda dimulainya perang
gerilnya Jenderal Sudirman melawan tentara Belanda
Sebelum menjadi museum seperti sekarang, bangunan
yang didirikan sekitar tahun 1890 ini beberapa kali beralih fungsi. Menjadi rumah
kediaman resmi Jenderal Sudirman pada tanggal 18 Desember 1945 sampai tanggal
19 Desember 1948 setelah beliau dilantik menjadi Panglima Besar Tentara
Keamanan Rakyat.
Museum Jenderal Besar Sudirman memiliki koleksi
yang berkaitan dengan Jenderal Sudirman semasa hidupnya. Benda-benda bersejarah
tersebut ditata menjadi 13 ruangan. Di antaranya yaitu ada 6 ruangan yang
letaknya di rumah utama terdiri dari ruang tamu, ruang santai, ruang kerja,
ruang tidur tamu, ruang tidur Pangsar Sudirman, dan ruang tidur putra-putri.
Sebagai seorang tokoh besar, benda-benda
milik Jenderal Sudirman terlihat sederhana. Seperti meja, kursi, tempat tidur
dan beberapa perabot makan serta minum.
Museum ini memang tidak banyak ragamnya
dalam menyimpan benda-benda koleksi pribadi Jenderal Sudirman. Akan tetapi
pengunjung disuguhkan jiwa besar dan keberanian beliau ketika mempertahankan
kemerdekaan bangsa kita.
Di salah satu ruangan terdapat replika
bangsal RS Panti Rapih yang pernah digunakan untuk merawat Jenderal Sudirman. Lengkap
dengan meja dan kursinya.
Di museum ini juga terdapat ruang koleksi
kendaraan. Selain mobil sedan, adapun dokar. Uniknya, dokar ini tidak ditarik
oleh kuda melainkan oleh para pengawal Jenderal Sudirman.
Sedangkan di ruang koleksi Gunung Kidul dan
Sobo terdapat benda-benda bersejarah yang pernah digunakan Jenderal Sudirman pada
saat memimpin perang gerilya melawan Belanda. Dari benda-benda ini dapat
digambarkan bagaimana penderitaan dan pengabdian Jenderal Sudirman dalam
mempertahankan dan menegakkan kelangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Di akhir kunjungan, pengunjung akan
menemukan tandu asli yang digunakan untuk mengusung Jenderal Sudirman dalam
perjalanan gerilya memimpin perjuangan tahun 1948 – 1949. Dilengkapi dengan peta
rute pada saat gerilya jenderal Sudirman.
Setiap sudut ruangan dalam Museum Jenderal Besar
Sudirman adalah saksi perjuangan beliau memerangi penjajah. Walaupun dalam
keadaan sakit parah, sang jenderal tetap bersikeras melakukan gerilya untuk
menyerang Belanda yang saat itu sudah menguasai Yogyakarta.
Waktu
Kunjungan : Senin – Jumat ; Pukul 08.00 – 14.00
(Hari besar nasional dan hari Minggu tutup)
(Hari besar nasional dan hari Minggu tutup)
Tiket Masuk : Gratis, hanya mengisi buku
tamu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih dan selamat datang kembali :)