Jumat, 06 Januari 2017

Wisata Unik di Surabaya? Ke Monkasel Aja!


Sebagai penyuka wisata museum, tentu saja saya tidak akan melewatkan tempat yang satu ini ketika berkunjung ke Surabaya pada 29 September 2016 silam. Meski matahari sudah condong ke barat, tak menyurutkan niat saya untuk mengunjungi Monumen Kapal Selam setelah sebelumnya juga menyambangi House of Sampoerna dan mencoba naik bus Surabaya Heritage Track (SHT) yang bikin nagih itu. Mengandalkan ojek online, saya tiba di depan Monumen Kapal Selam sekitar pukul 17.15. Terlalu sore? Tidak. Karena tempat ini buka dari pukul 08.00 – 21.00.


Surabaya Submarine Monument / Monumen Kapal Selam (Monkasel) terletak di Jalan Pemuda No. 39 Surabaya, tepatnya di sisi sungai Kalimas. Diresmikan pada tanggal 17 Juni 1998 oleh Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana TNI Arief Kushariadi. Letaknya yang berada di tengah kota, membuat yang ingin berkunjung sangat mudah menemukannya karena persis di sebelah Plaza Surabaya, dekat juga dengan Stasiun Gubeng. Harga tiket masuknya pun terjangkau yaitu Rp 10.000,- saja.

Monumen Kapal Selam (Monkasel) merupakan sebuah monumen kapal selam terbesar di kawasan Asia. Bedanya dengan monument atau museum yang lain adalah monument ini asli menggunakan kapal selam yaitu KRI Pasopati 410 dari Satuan Kapal Selam Armada RI Kawasan Timur (Satselarmatim). Untuk data lebih lengkapnya bisa dilihat gambar di bawah ini:


Tentu saja pengunjung dipersilakan untuk masuk ke dalam kapal selam yang didominasi warna hijau dan hitam. Tepat di sisi pintu masuk, ada petugas yang bersiap memeriksa tiket masuk. Waktu saya masuk ke dalam kapal selam ini sudah menjelang maghrib, mana sepi nggak ada pengunjung lain pula, doh!
Untungnya penerangan di dalam kapal selam ini cukup terang, bisa dibilang nggak remang-remang banget lah. Dan Alhamdulillah-nya ada AC di beberapa tempat, jadi nggak terasa panas dan sumpek.

Jadi, For Your Information, yang nggak percaya ada kapal selam yang terdampar di darat, bisa banget ke sini. Ini kapal selam asli, meeen! Bukan cuma bangunan yang dibikin kayak kapal selam, bukan. Ini ASLI!


Di dalam kapal selam ini terbagi menjadi 7 ruangan dengan fungsinya masing-masing.
·         Ruang I
Dikenal dengan sebutan Ruang Torpedo Haluan. Di dalam ruangan ini terdapat 4 tabung peluncur torpedo yang berfungsi untuk menembakkan torpedo juga untuk meluncurkan perenang tempur (pasukan katak) , 6 kursi torpedo cadangan serta 8 tempat tidur untuk ABK Bintara dan Tamtama.


·         Ruang II
Termasuk di dalamnya Ruang Perwira, Ruang Komandan, dan Ruang Komunikasi yang fungsinya untuk mengirim dan menerima berita, sekaligus juga tempat informasi tempur kapal. Di bawah dek terdapat ruang penyimpanan battery.


·         Ruang III
Ruang ini merupakan tempat pengendalian dan pusat informasi tempur, dimana seluruh kegiatan pada saat kapal beroperasi / berlayar ataupun sedang melaksanakan serangan torpedo, yang dikendalikan oleh komandan kapal dari ruang ini.

Ini periskop, namanya

Banyak panel dan tuas yang mungkin tidak dipahami oleh orang awam, seperti kemudi vertical dan horizontal, antenna navigasi, meja plotter, sonar, bilik hitung (TASL), giro kompas, periskop, dan lain-lain. Nggak ketinggalan juga di ruang ini ada kamar mandi untuk ABK.

Kiri : bilik hitung (TASL) , Kanan : sonar

·         Ruang IV
Terdapat tempat tidur ABK, ruang makan ABK, dapur serta ada tempat untuk penyimpanan bahan makanan. Di bawah ruangan ini / di bawah dek terdapat ruang battery grup dua dengan jumlah 210 cell.


·         Ruang V
Di sini lumayan lengang, hanya berisi mesin diesel 2000 PK. Mesin diesel sebagai motor pendorong pokok saat kapal selam berada di atas permukaan.


·         Ruang VI
Terdapat 2 buah motor listrik / generator pokok dengan fungsi ganda yaitu untuk menggerakan propeller (baling-baling) atau untuk pengisian battery. Digunakan pada saat kapal menyelam dengan kecepatan 13 knot (1 knot = 1,8 km/jam).


Terdapat juga 2 buah motor ekonomi yang digunakan pada saat kapal berlayar menggunakan kecepatan ekonomis. Dapat juga digunakan untuk menghindari deteksi sonar kapal lawan dengan kecepatan 2 - 3 knot.

·         Ruang VII
Disebut juga ruang torpedo buritan. Terdapat 2 buah peluncur torpedo, pompa hydraulic, dan di bagian atas ruangan ini terdapat pintu masuk ABK dari geladak buritan ke dalam kapal selam. Namanya aja kapal selam, pintunya ya lewat atas dong! Ya kali lewat samping kayak sekarang ini :D


Satu hal yang paling nyiksa buat pengunjung (yang bawa ransel kayak saya sekaligus yang gendut) adalah beberapa pintu antar ruangan berbentuk bulat. Diameternya nggak ada setengah tinggi badan kita. Jadi kalau mau masuk ke ruangan-ruangan berikutnya ya mau nggak mau harus melipat badan. Eh maksudnya gimana cara kamu buat melewati pintu bulat itu :D
Kapal selam ini pernah dilibatkan dalam pertempuran Laut Aru tahun 1962 untuk membebaskan Irian Barat dari pendudukan Belanda. Di dalam kapal selam yang nggak sebegitu luas, dengan ruang gerak yang terbatas, dan pengap ini (tanpa AC pula) diisi oleh puluhan orang yang berjuang di medan perang. Mereka harus berbagi oksigen, makanan, jam istirahat, dan lain-lain. Jadi bisa dibayangkan bagaimana perjuangan para pahlawan Indonesia untuk menjaga keutuhan NKRI kan?

Selain bisa menikmati gagahnya armada angkatan laut kita dan rumitnya peralatan di dalam kapal selam, pengunjung juga bisa menyaksikan videorama mengenai pertempuran yang terekam di Laut Aru. Ditayangkan setiap satu jam sekali. Sayangnya saya tidak bisa menyaksikan video itu karena jam 18.00 jadwalnya adalah istirahat.


Selain itu juga ada semacam kiddy pool untuk anak-anak. Kalau nggak salah sih harus bayar lagi (selain HTM) kalau mau berenang. Juga ada kafe sederhana lengkap dengan live music, tapi waktu itu tutup. Yang ingin bersantai sembari duduk-duduk di gazebo menikmati pinggiran sungai Kalimas di malam hari, bisa banget!



Kalau saya bilang wisata unik, bikin pintar, sekaligus murah meriah di Surabaya ya di sini tempatnya, Monumen Kapal Selam (Monkasel).

Jembatan Sungai Kalimas

5 komentar:

  1. Keren ya mbak ya, monumen ini terbesar dikawasan Asia,,, Ada di Indonesia pulak,,, keren dah, keren, :-)

    BalasHapus
  2. pingin juga berkunjung kesana biar bisa nambah wawasan juga

    BalasHapus
  3. Monumen ini berada di tengah kota Surabaya, di Jalan Pemuda, tepat di sebelah Plasa Surabaya. Monumen ini sebenarnya merupakan kapal selam Jenis/Type Whiskey yang kemudian diberi nama KRI Pasopati 410, salah satu armada Angkatan Laut Republik Indonesia buatan Uni Soviet tahun 1952. Kapal selam ini pernah dilibatkan dalam Pertempuran Laut Aru untuk membebaskan Irian Barat dari pendudukan Belanda.

    Museum ini merupakan salah satu destinasi wajib jika travelling ke Kota Surabaya. Buka setiap hari, mulai pukul 08.00 hingga 22.00 WIB.

    Travel Lumajang Surabaya

    BalasHapus
  4. Kapal selam yg sangat berguna melindungi teritorial RI.

    BalasHapus

Terima kasih dan selamat datang kembali :)