Pernah berkunjung ke Surakarta atau
yang lebih dikenal dengan Kota Solo? Katanya sih belum sah ke Solo kalau belum mengunjungi
Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Tahukah Anda kalau di Solo juga ada keraton
yang lebih kecil bernama Pura Mangkunegaran? Oke, sebenarnya saya sedang basa-basi,
aslinya bukan mau bahas ini :D
Kalau sebagian besar orang tahu
mengenai Keraton Surakarta, maka tak banyak orang mengetahui bus wisata yang
ada di Kota Solo. Mungkin yang asli orang Solo sendiri nggak banyak yang tahu
bus wisata ini. Namanya Werkudara. Iya, bus tingkat wisata ini namanya
Werkudara, berasal dari nama salah satu tokoh Pandawa dalam pewayangan. Bus
yang dominan berwarna merah ini memang khusus digunakan sebagai wisata.
Minggu, 4 Desember 2016 saya mendapat
kesempatan untuk mencoba bus tingkat wisata Werkudara setelah bisa mengundur jadwal
dari hari Minggu sebelumnya. Bus wisata ini hanya beroperasi pada hari Sabtu,
Minggu, dan hari libur. Ada 3 keberangkatan per harinya yaitu pukul 09.00,
12.00, dan 15.00. Untuk hari-hari biasa bisa disewa (carter) dengan biaya Rp
800.000,- per 3 jam.
Karena melakukan pemesanan tiket
melalui SMS, sekitar jam 09.00 saya sudah di SMS dalam rangka diingatkan untuk naik
bus tingkat siang hari nanti. Kurang dari 15 menit sebelum keberangkatan bus
pukul 12.00 lagi-lagi di
telepon untuk konfirmasi keberangkatan. Mungkin maksudnya baik biar nggak
terlambat, tapi heran deh saya udah
di depan kantornya persis, 5 langkah juga sampai di loket :D
Setelah mengambil tiket, saya langsung
masuk ke dalam bus dan memilih tempat duduk di tingkat atas sebelah kiri. For Your Information, deck atas bus ini nggak ada jendelanya
alias bolong. Jadi penumpang harus
berhati-hati sekali kalau tersambar dahan pohon yang nyelonong ke dalam bus.
Beberapa detik setelah nyaman di tempat
duduk, sambil menunggu bus berjalan saya lihat-lihat sekeliling bus yang
penumpangnya banyak pasangan bapak – ibu – balita. Awalnya merasa…
‘wiih,
keren nih ada monitor LCDnya buat hiburan walaupun lagu-lagu dangdut’
Sampai akhirnya pukul 12.00 tepat bus
keluar dari garasi dan merasa…
‘Loh,
kok lagu dangdutnya masih nyala aja, nggak dimatiin?’
‘Nggak
ada tour guidenya nih?
‘Oke,
mungkin baru jalan, belum ada tempat menarik’
Keluar dari Kantor
Dinhubkominfo di Manahan, bus melaju melewati depan Stadion Manahan menuju
perempatan Manahan (Jl. Ahmad Yani). Baru sampai di sini gerimis mulai mengguyur
Kota Solo. Alhamdulillah nggak terlalu lebat, jadi penumpang deck atas masih tergolong aman untuk
duduk santai di tempatnya masing-masing tanpa harus menutup jendela dengan plastik
tebal yang sudah disediakan.
Bus melewati depan
Stasiun Purwosari, berjalan ke arah timur. Tepat di rel bengkong, palang kereta
api ditutup pertanda sebentar lagi akan ada kereta yang lewat. Kupikir KA Bathara Kresna, tapi ternyata kereta uap. Namanya Jaladara, kereta ini menggunakan
bahan bakar kayu jati. Selain itu, kereta uap Jaladara juga dilengkapi dengan 2
gerbong yang terbuat dari kayu jati. Sungguh sebuah kebetulan yag menyenangkan
bisa berpapasan dengan kereta uap karena beberapa kali ke Solo belum pernah melihatnya
secara langsung.
By the way... Pertanyaan
besar dalam benak saya terjawab ketika
bus melewati Jalan Slamet Riyadi, salah satu jalan utama di Kota Solo. Tour guide bus tingkat wisata Werkudara, ada!
Cuma ya gitu bikin saya kecewa. Si mbak pemandu ini nih sepertinya harus lebih
banyak ngomong. Apa sih gunanya pemandu kalau cuma bilang...
“Bisa kita lihat di sebelah kanan kita
adalah Grand Mall, salah satu pusat perbelanjaan di Kota Solo.”
Diem lagi…
“Bisa kita lihat di sebelah kanan kita
adalah Loji Gandrung.”
Diem lagi…
“Bisa kita lihat di sebelah kanan kita
adalah Stadion Sriwedari.”
Diem lagi…
“Bisa kita lihat di sebelah kanan kita
adalah Taman Sriwedari.”
Diem lagi… lamaa…
Serius nggak pakai bohong, cuma
gitu-gitu doang kerjaan pemandunya. Oke, untuk Dishub Solo saya rasa bisa lah
mengelola bus tingkat wisata Werkudara – yang dari depan terlihat megah – jauh lebih
baik daripada sekarang ini. Kalau cuma jalan sambil lihat-lihat mah dari google maps juga bisa :D
Saya pikir-pikir juga
banyak hal yang bisa disampaikan ke penumpang selain kalimat-kalimat tour guide yang saya sebut di atas.
Seperti misalnya Stasiun Purwosari. Come
on, orang asli Solo udah pasti paham ada 4 stasiun kereta api di Kota Solo.
Saya aja yang bukan orang Solo juga tahu kok. Coba ditambah beberapa keterangan
seperti kapan dibangunnya, siapa arsiteknya, kenapa bisa rel kereta apinya
melewati jalan raya. See... banyak
yang bisa dibahas daripada mbaknya cuma mainan smartphone *eh maap* *tapi
beneran* :D
Kalau untuk naik bus tingkat wisata Werkudara
ini, nggak yakin deh mau mengulang untuk kedua kalinya sebelum ada perubahan yang signifikan.
Maaf yaa… Mungkin dolanku kadohan (terlalu jauh)… :D
Penumpang bus tingkat
wisata Werkudara diperkenankan untuk keluar dari dalam bus untuk berfoto atau mengabadikan
diri selama bus berhenti kurang lebih 15 menit di depan gedung Bank Indonesia, seberang
Benteng Vastenburg. Setelah itu bus melanjutkan perjalanan sampai di Kebun
Binatang Jurug. Sebelum putar balik, penumpang yang duduk di deck atas harus bergantian tempat dengan
yang duduk di deck bawah. Biar semua
penumpang bisa merasakan hawa di atas dan di bawah. Tapi sepertinya tempat
duduk di bawah lebih sedikit daripada yang di atas.
Jalan ke mana kita??? |
Lagi-lagi saya
merasakan sayang banget mbak-mbak tour
guide tidak menjelaskan mengenai icon
sejarah di Kota Solo seperti Tugu Pemandengan, Tugu Cembengan, dan Tugu
Kebangkitan Nasional / Tugu Lilin. Menurut saya sih penting untuk dikenalkan ke
masyarakat, tapi mbaknya tour guide
memilih diam saja, yasudahlah...
KM Nol Kota Solo |
Maapin lah, beberapa
saat setelah pindah ke deck bawah,
saya tertidur. Sehabis hujan memang hawanya enak banget ditambah semilir AC yang
dinginnya syahdu. Apalagi capek habis perjalanan naik kereta api dari Semarang. Bangun-bangun
udah sampai di dekat Tugu Lilin :D
NB:
·
Bagi yang ingin naik
bus tingkat wisata Werkudara, tiket bisa didapatkan
langsung dengan mengunjungi kantor Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika
Kota Surakarta di Jalan Menteri Supeno No. 7 Manahan pada hari dan jam kerja.
·
Bisa juga melakukan pemesanan dengan Indri (085642005156)
atau Sandi (085229790462).
·
Harga tiket eceran Rp
20.000,- per orang.
·
Lebih baik pesan jauh-jauh
hari karena selalu penuh.
Menarik ya Mbak keliling Solo, kebetulan saya juga tinggal di Solo sekarang.
BalasHapusWalau kota kecil, banyak yang bisa dinikmati di kota ini, terutama kulinernya yang bisa dikatakan tidak pernah berhenti.
Semoga gak bosan untuk mengunjungi kota Solo lagi :)
Mbak pemandunya mungkin udah capek ngomong seharian :-D
BalasHapuswah belum pernah nih, ok deh nanti kalau ke sana harus coba nih
BalasHapusHallo, saya Meyda Risma, dari media online Tirto.id. Saat ini saya sedang mencari narasumber yang pernah menaiki bus wisata Werkudara. Apakah saya boleh minta kontak Anda untuk menanyakan pengalaman menaiki bus wisata tersebut? Terima kasih.
BalasHapus