Surabaya!
Antara mimpi atau nyata
sih sebenarnya kalau saya bisa menginjakkan kaki di kota metropolitan terbesar
kedua setelah Jakarta ini. Apalagi dengan biaya transportasi yang murah banget,
cukup Rp 56.000,- untuk pulang pergi dari Semarang. Semua itu berkat keberuntungan
dapat harga promo dari PT. KAI yang saat itu sedang berulang tahun :)
Jika sebelumnya saya
berkunjung ke Monumen Tugu Pahlawan Surabaya, maka rencana selanjutnya adalah mengunjungi
House of Sampoerna. Tujuan utamanya sih pengen merasakan naik bus wisata yang
GRATIS bernama Surabaya Heritage Track. Dari Monumen Tugu Pahlawan kan saya
buta jalan tuh, maka mengandalkan aplikasi ojek online yang lagi booming itu. Rencana untuk ikut di
keberangkatan pukul 13.00 gagal total karena di tengah perjalanan menuju House
of Sampoerna ketemu bus tersebut. Tapi nggak masalah, masih ada keberangkatan
terakhir pukul 15.00.
Sesampainya di House of
Sampoerna, saya mendaftarkan diri untuk mengikuti heritage tour di sebuah ruangan tersendiri yang jadi satu dengan
bangunan kafe. Di ruangan itu ada mbak-mbak petugasnya yang akan memberikan
sebuah formulir untuk diisi data diri peserta tur (dengan catatan jika kuota masih
tersedia). Selanjutnya peserta yang telah terdaftar akan diberi sebuah peta
perjalanan dan tiket. GRATIS nggak pakai bayar! Enak kan?
Sambil menunggu
keberangkatan bus Surabaya Heritage Track, terlebih dahulu saya berkeliling di
museum House of Sampoerna (tulisan terbit nanti-nanti yaa). Tak hanya museum, gedung ini menjadi satu dengan
pabrik rokok Sampoerna di bagian belakangnya.
For your information, Surabaya Heritage Track (SHT) adalah sebuah tur di sekitar Surabaya Utara
atau yang dikenal dengan Surabaya Lama. Menggunakan armada bus yang modelnya
mirip dengan trem jaman dulu. Bus ini beroperasi setiap hari kecuali Senin. Dengan
jadwal keberangkatan 3 kali dalam sehari, tujuan yang dikunjungi berbeda-beda. Tur
ini sendiri terbagi menjadi weekday
dan weekend. Untuk lebih jelasnya saya
cantumkan dalam gambar di bawah ini:
Sumber dari sini |
Pukul 15.00 tepat semua
peserta tur sudah memasuki bus setelah sebelumnya diberikan kalung tanda
pengenal dari tour guide. Naik bus
ingin menyenangkan sekali karena tour guide
/ pemandu sangat aktif menjelaskan dan menunjukkan bangunan-bangunan bersejarah
yang dilewati oleh rute bus.
Di tempat-tempat yang
saya sebutkan di bawah ini, peserta tur bisa melihatnya dari dalam bus:
-
Hotel Ibis
Terletak di Jl.
Rajawali, dulunya gedung ini adalah kantor Geo Wehry & Co yang dibangun pada
tahun 1913 oleh kontraktor Hollandsche Beton Maatschapij. Sebuah perusahaan
yang mengimpor makanan kalengan dan bir.
-
Jembatan Merah
Menghubungkan Jl.
Rajawali dengan Jl. Kembang Jepun. Dalam bahasa Belanda, dikenal dengan Roode-Brug.
-
Polrestabes Sutabaya
Gedung ini
dibangun pada tahun 1850. Dinamakan Hoofdbureau van Politie atau Biro Besar
Polisi di Surabaya, digunakan sebagai markas polisi Belanda. Pada saat
pendudukan Jepang, tetap menjadi markas polisi hanya saja namanya yang berganti
menjadi Pasukan Polisi Istimewa Kota Surabaya.
Tujuan utama Surabaya
Heritage Track pukul 15.00 adalah misi Belanda di Indonesia, meliputi gold, glory, dan gospel. Duh,
jadi inget pelajaran sejarah.
Oh ya, tur ini isinya
tentang sejarah, tentang masa lalu, tapi bukan masa lalumu bersama mantan,
heheee :D
Tujuan pertama yang
dikunjungi adalah misi Glory. Glory disini bukan mencari kejayaan melainkan apa
yang ditinggalkan Belanda dan masih digunakan sampai sekarang. Pemberhentian
kami adalah di Kantor Pos Kebonrojo.
Dibangun sejak tahun
1800, awalnya kompleks yang lumayan besar itu adalah rumah seorang mayor
Belanda. Baru pada tahun 1881 didirikan Hogere Burger School (HBS), sebuah
sekolah setara dengan SMA yang masa pendidikannya selama 5 tahun. Di tempat
tersebut, ada 3 golongan yang boleh sekolah di sini yaitu keturunan belanda
asli, anak pedagang Tiongkok yang kaya, dan ningrat / priyayi. Dari golongan ketiga
ini, salah satu alumninya kita kenal sebagai Presiden pertama RI, yaitu Ir.
Soekarno. Beliau sekolah pada tahun 1915 – 1920.
Di sini pemandu juga
menjelaskan kenapa semua kantor pos berwarna orange. Kalian ada yang tahu?
Semua kantor pos
berwarna orange, ini ada hubungannya dengan Daendels, Gubernur Jenderal Hindia
Belanda. Beliau meminta semua kantor pos memiliki warna yang sama, yang
menggambarkan warna kebangsaan Belanda, orange.
Di teras gedung,
pengunjung akan menemukan 2 buah bis surat kuno berukuran besar. Kondisinya
masih baik. Bisa ditemukan tahun pembuatannya di sisi atas yaitu tahun 1905.
Tujuan kedua tak jauh
dari Kantor Pos Kebonrojo. Hanya perlu berjalan kaki beberapa menit saja untuk
sampai di Gereja Kepanjen atau nama
aslinya Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria.
Gereja ini dibangun
sejak tahun 1815, awalnya bukan di Jl. Kepanjen sini, tetapi di belakang
Polrestabes Surabaya. Baru tahun 1899 gereja dipindah di Jl. Kepanjen. Dibangun
menggunakan arsitektur neo gothic – Spanyol. Kalau Anda melihat dari atas, maka
atap gereja ini berbentuk salib besar.
Pada saat kami berkunjung
ke sana, di pelataran gereja sedang ada tenda, mungkin akan ada sebuah acara.
Sayang banget, nggak bisa foto tampak depan.
Bangunan ini adalah
salah satu yang mempunyai sisi artistik paling bagus di Surabaya. Ketika kami
masuk ke dalam gereja, kami mendengar paduan suara yang suaranya merdu meski
mereka tidak menggunakan microphone. Keluar
dari gereja, di sisi kiri akan menemukan Gua Maria yang dihias dengan gemericik
air.
Perjalanan dilanjutkan
kembali, dan mas pemandunya masih bercerita panjang lebar mengenai bangunan
yang dilewati, seperti:
-
Masjid Kemayoran
Masjid ini tidak
menggunakan nama Arab seperti masjid-masjid pada umumnya. Dinamakan Masjid
Kemayoran karena tanah dari masjid ini pemberian dari seorang mayor Belanda.
Berdiri sejak tahun 1845.
-
Museum Kesehatan dr.
Adhyatma
Ada 6 ruangan yang
terbagi menjadi 6 eksperimen, yaitu tumbuh-tumbuhan, hewan, organ manusia, alat
medis lama, alat medis modern, dan ruangan yang menyimpan benda-benda gaib
dalam dunia medis / santet.
Yang berani ke
museum ini, katanya disuruh memasuki ruangan terakhir. Di dalamnya ada peti
mati, yang dulunya di ruangan itu dipakai acara masih dunia lain.
Dengar-dengar sih museum
ini serem, tapi penasaran :D
-
PTPN XII
Dulunya bernama
gedung HVA / Handels Vereeniging Amsterdam. Sebuah perusahaan dagang untuk
Amsterdam.
-
Gedung Cerutu
Didirikan tahun
1916, dulunya pernah digunakan sebagai perusahaan gula. Pemandu bilang namanya
adalah gedung lipstik, karena puncaknya mirip lipstik.
Misi terakhir adalah
misi yang paling enak, yaitu mencari kekayaan. Kami dibawa menuju De Javasche Bank, cikal bakal dari Bank
Indonesia.
Bank Indonesia pertama
kali berdiri di Batavia (sekarang Jakarta) pada tahun 1828. Lalu setahun kemudian didirikan di Surabaya. Jadi bangunan
ini sudah berdiri sejak tahun 1829.
Oleh pemandu, kami langsung
dibawa masuk ke lantai 2. Suasananya lengang, tak banyak barang-barang yang ada
di ruangan ini. Tapi jangan salah, keunikan di ruangan ini ada pada bangunan
itu sendiri. Di lantai ada ubin dengan beberapa pola. Warna merah adalah tempat
menaruh meja dan kursi, warna hitam adalah pembatas atau tempat untuk jalan,
sedangkan di ujung yang berbeda warnanya adalah area kepala bank.
Keunikan lainnya bisa
ditemui pada gambar di bawah ini:
Apanya yang beda? Pintu
masuk.
Jadi, pada waktu itu
dekorasi akan diganti. Tahukah kalian jika benda yang pertama kali digeser
adalah pintu? Dari ujung dipindah ke tengah. Aneh kan? Sayangnya nama “De
Javasche Bank masih tertinggal di ujung.
Turun ke lantai 1, kami
ditunjukkan bagaimana Belanda 200 tahun lalu tidak menggunakan CCTV sebagai
pengawasan. Mereka menggunakan 3 buah cermin yang letaknya tidak boleh digeser
sama sekali, karena kalau digeser pantulannya akan hilang. Cermin ini mengawasi
bagian belakang tembok.
Bedanya bangunan dulu
dan sekarang terletak pada tempat menaruh AC. Kalau sekarang kan AC ada di atas
ya? Kalau bangunan dulu tempatnya di bawah. AC berbentuk saluran-saluran air yang
nantinya diisi air dari luar bangunan dan pada saat mengembun dia akan membuat
bangunan di atasnya menjadi dingin. Namun saluran air ini ada yang
disalahgunakan menjadi penjara, salah satunya yaitu di Lawang Sewu Semarang. Yes, Semarang is my hometown :D
De Javasche Bank kini
menjadi Museum Bank Indonesia sejak diresmikan pada tanggal 27 Januari 2012. Ruang-ruang
lainnya yang bisa dieksplor di lantai 1 ini adalah ruang koleksi uang, ruang koleksi
hasil konservasi, serta ruang pusaka bank.
Pintu baja bekas brankas uang |
Belum puas keliling
museum, pemandu sudah mengajak kami untuk kembali ke bus.
Akhir perjalanan, kami
ditunjukkan sebuah bangunan yang katanya paling disukai oleh Mas Bagus, pemandu
kami. Namanya Penjara Kalisosok, dibangun pada tahun 1850 atau 1750?
Penjara ini dikenal
paling kejam di masa Hindia Belanda karena:
1.
Alat penyiksaannya yang
cukup aneh, contoh di ruangan stempel, narapidana akan di stempel tangannya
dengan besi panas.
2.
Ruangan-ruang yang
cukup aneh, contoh penjara berdiri ukuran 4 x 4 meter yang diisi 30 orang.
3.
Perlakuan dari para
sipir, contoh borgol yang kita tahu dipasang di tangan, di penjara ini borgol
berbentuk 2 kail pancing besar yang disilangkan di leher.
Penjara Kalisosok sudah
ditutup sejak tahun 2001 dan sekarang benar-benar kosong. Sempat tersirat kabar
kalau bekas penjara ini mau dibuat hotel. Ada yang mau nginep di sini? :D
Oke, sudah selesai Surabaya Heritage Track kali
ini. Dengan pemandu yang ramah dan berwawasan luas, rasanya ketagihan pengen
ikut lagi. Apalagi banyak tur-tur menarik lainnya dan GRATIS! yang paling
penting.
Harapan saya, semoga Semarang
juga punya tur yang menarik seperti ini. Sayang banget lho punya bus tingkat Semarjawi
tapi nggak dimanfaatkan, heheee piss :)
Wah, wah, wah!
BalasHapusMbak Nhe, kalau tahu gitu kemarin aku sempatkan mampir ke Surabaya,,,
Seru perjalanan Surabaya Herritage Tracknya,,,, Iya mbak, kalau masa lalu bersama mantan nggak perlu dibahas, hahahaha pisssss
Salam Gold, glory, dan gospel, :-)
Motoran lagi mas, Jogja - Surabaya :D
HapusMbak, gmn daftarnya klo naik bis surabaya heritage? Apa bs dftr online dl atau harus di tempat?
BalasHapusBisa pesan via telepon TIC Surabaya (031) 539000 ext 24142
HapusAtau bisa datang langsung ke House of Sampoerna
Mbak buat daftar apakah harus menyertakan Ktp?
BalasHapusDuh maaf saya lupa mba, waktu itu saya langsung ke tempatnya di House of Sampoerna
Hapus