“Aku
cinta perdamaian, tapi aku lebih cinta kemerdekaan”
“Rawe-rawe
rantas, malang-malang putung”
“Sak
dumuk bathuk, sak nyari bumi”
Malam tadi, Rabu, 14 Oktober 2016 diadakan peringatan pertempuran
5 hari di Semarang. Kegiatan ini rutin digelar oleh Pemkot Semarang dalam
rangka memperingati pertempuran 5 hari di Semarang pada tanggal 15 – 20 Oktober
1945. Acara dipusatkan di sekitar Monumen Tugu Muda Semarang, tepatnya di depan
Museum Mandala Bhakti.
Beberapa akses jalan menuju bundaran Tugu Muda
ditutup sementara mulai pukul 17.00 – 22.00. Acara pun dimulai pukul 19.00,
diawali dengan upacara terlebih dahulu. Peserta upacara berasal dari berbagai
kalangan seperti TNI, Polri, ormas, siswa-siswa sekolah, pramuka. Selaku inspektur
upacara adalah Gubernur Jawa Tengah, Bapak Ganjar Pranowo. Tak hanya dihadiri oleh
pejabat dan tamu undangan, para warga Kota Semarang pun berbondong-bondong
ingin menyaksikan fragmen pertempuran yang telah menewaskan ribuan jiwa.
Dibacakan pula cukilan sejarah mengenai peristiwa
pertempuran 5 hari di Semarang. Dilanjutkan dengan detik-detik pertempuran 5
hari di Semarang dengan memadamkan seluruh lampu di kawasan Tugu Muda selama 2
menit, yang digantikan oleh nyala obor. Disusul kemudian bunyi sirine, rentetan
senjata, dentuman meriam secara berselang-seling. Suasana sudah seperti
layaknya perang betulan.
Disajikan pula drama kolosal tentang
perjuangan warga Semarang dan sekitarnya melawan pasukan penjajah Jepang oleh rekan-rekan
teater pitoelas dan beberapa pelajar kota Semarang. Drama ini sangat mengharu
biru, terutama ketika ada adegan seorang wanita menangis-nangis (mungkin
kehilangan suaminya yang tewas dalam perang).
Para warga Semarang mengenakan kostum
sehari-hari di jaman dulu. Laki-laki mengenakan kaos kumuh dan celana pendek,
sedangkan wanitanya menggunakan batik dan jarik. Selain melakukan teatrikal heroik,
mereka juga menyanyikan lagu-lagu perjuangan seperti bangun pemuda pemudi.
Apalah daya saya yang cuma bisa nonton di layar :( |
Gambar dari ig: @prodikem_untag |
Pemkot Semarang pun cukup bagus
mengantisipasi warga yang ingin menonton. Disediakan layar besar di dekat Pasar
Bulu, yang sayangnya tidak ada speakernya. Jadi kitanya nonton drama tapi nggak
dengar apa-apa :(
Acara berlangsung lancar, meski gerimis
turun lumayan deras di tengah-tengah acara. Masyarakat pun sangat antusias
menonton peringatan pertempuran 5 hari di Semarang, meski mereka sebagian besar
banyak yang ngobrol sendiri, nggak mau mendengarkan apa yang disampaikan ketika
upacara berlangsung. Bahkan ketika prosesi mengheningkan cipta dan menyanyikan
lagu wajib nasional – Padamu Negeri dan Syukur – tidak ada keinginan untuk hening sejenak. Nasionalisme memang
harus dimulai dari sendiri ya :)
Akhir acara ditutup oleh pesta kembang api
yang dinyalakan di tengah-tengah lapangan Tugu Muda Semarang. banyak sekali
kembang api yang diterbangkan di langit Semarang, mungkin lebih dari 2 menit
tanpa henti.
Untuk sejarah lengkap mengenai pertempuran 5
hari di Semarang silakan browsing
sendiri yaa. Yang belum berkesempatan untuk menonton peringatan pertempuran 5
hari di Semarang, tahun depan semoga bisa nonton :)
Ane nggak sempet nonton mbak..
BalasHapuscuma denger cerita dari temen yg pada nonton T.T
Tahun depan nonton, mas. Pas weekend tuh kayaknya :D
HapusAkhhhh keren banget acaranya, kira2 di bulan januari 2017 ada event apa mbak jateng?
BalasHapusWah kalau tahun 2017 saya nggak tau, mbak. Belum keluar agendanya :D
HapusBila pas mengheningkan cipta itu senyap semua tentu lebih menggetarkan ya, Mbak...
BalasHapus