Sabtu, 22 Oktober 2016

Pameran Alat Musik Tradisional Nusantara : Suararupa Etnik Nusantara


“Jika kita melihat perbedaan bahan, bentuk, dan suara,
sebenarnyalah kita sedang dihadapkan pada KEKAYAAN dan NILAI-NILAI
untuk mengharmoni ruang”


Berbagai koleksi alat musik tradisional dipamerkan di gedung Grha Amarthapura, Museum Jawa Tengah Ranggawarsita. Pameran Alat Musik Tradisional Nusantara ini adalah event tahunan yang diselenggarakan secara bergantian di berbagai provinsi di seluruh Indonesia. Tahun 2016 ini, Jawa Tengah menjadi tuan rumah pelaksanaan Pameran Alat Musik Tradisional Nusantara dengan mengambil tema “Suararupa Etnik Nusantara”. Acara ini dipusatkan kegiatannya di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita, Jl. Abdul Rahman Saleh No. 1, Kalibanteng, Semarang.

Kegiatan ini diikuti oleh 23 museum di Indonesia, berikut daftarnya:
Museum Jawa Tengah Ranggawarsita, Museum Negeri Nangroe Aceh Darussalam, Museum Adityawarman Sumatera Barat, Museum Negeri Sumatera Utara, Museum Negeri Bengkulu, Museum Negeri Jambi, Museum Balaputra Dewa Sumatera Selatan, Museum Ruwa Jurai Lampung, Museum Negeri Kalimantan Barat, Museum Lambung Mangkurat Kalimantan Selatan, Museum Mulawarman Kalimantan Timur, Museum Dematande Sulawesi Barat, Museum Sang Nila Utama Riau, Museum Negeri NTB, Museum Negeri NTT, Museum Negeri Sulawesi Utara, Museum Negeri La Galigo Sulawesi Selatan, Museum Negeri Sulawesi Tengah, Museum Sonobudoyo Yogyakarta, Museum Loka Budaya Uncen Papua, Museum Negeri Provinsi Papua, Museum Nasional Jakarta, dan Museum Sri Baduga Jawa Barat.


Masing-masing perwakilan museum menampilkan koleksi beberapa alat musik tradisionalnya, tak hanya satu macam saja. Dalam pameran ini, klasifikasi alat musik berdasarkan karakter sumber bunyi dibagi menjadi 4 yaitu kordofon : alat musik berupa dawai, membranofon : alat musik yang sumber bunyinya berasal dari selaput / membran, aerofon : alat musik yang sumber bunyinya berasal dari tiupan, dan idiofon : alat musik berupa bilah kayu / logam yang disusun sejajar.

Para pengunjung tak hanya bisa menyaksikan langsung ragam alat musik tradisional suatu daerah, tetapi juga dapat mengetahui cara pemakaian beserta fungsinya masing-masing. Bahwa alat musik itu bukan hanya sekedar hiburan tapi digunakan juga untuk petunjukan dan lain-lain.



Museum Jawa Tengah Ranggawarsita dalam pameran tersebut ikul andil memamerkan gamelan pamor yang terdiri dari gong kemodong, gender barung, kempul, saron, dan demung. Berdasarkan hasil browsing, gamelan pamor adalah hasil karya Hajar Satoto. Sekilas hampir mirip dengan gamelan-gamelan lainnya, tapi kalau dilihat-lihat lebih dalam lagi, muka gamelan indah penuh guratan alias pamor.


Gamelan itu tidak lagi dimainkan, namun disimpan untuk dipamerkan dan dinikmati keindahan visualnya. Terlebih kini Pak Hajar telah tiada, koleksinya akan menjadi benda peninggalan yang berharga.

Adapun alat musik yang cukup unik dan sangat sederhana, koleksi dari Museum Papua yaitu butsek. Alat musik ini dari bahan buah kenari hutan yang dimainkan dengan cara diikat di pinggang penari. Pada saat penari bergoyang, biji-biji kenari bersentuhan satu dengan yang lain sehingga menimbukan bunyi gemericik. Alat musik ini digunakan untuk mengiringi tarian pada pesta adat. Berasal dari Suku Muyu, Kabupaten Merauke.


Terompet dari kerang yang fungsinya untuk memanggil penduduk dan juga untuk mengiringi tari-tarian. Berasal dari kabupaten Biak.


Alat musik tifa dari Suku Asmat, sasando dari Nusa Tenggara Timur, tanjidor dari Betawi, dan masih banyak lagi macamnya.

Tak hanya pameran saja, berbagai kegiatan pun disusun untuk memeriahkan rangkaian kegiatan Pameran Alat Musik Tradisional Nusantara dari tanggal 20 – 24 Oktober 2016, diantaranya yaitu festival musik anak tradisional, lomba bakat anak, wayang kulit, orkes keroncong, parade band pelajar, parade band komunitas musik Semarang, parade tari jawa kreasi, senam aerobic, land dance, dan lain sebagainya.


Adapun sesi pemutaran film, baik yang berdurasi pendek maupun panjang, serta diskusi film dalam acara Kosa Karya “Film dan Musik”, dibuka untuk publik tanggal 21-23 Oktober 2016

Sumber dari sini

Sesungguhnya, Indonesia itu negara yang kaya akan kebudayaan. Bukti konkritnya adalah Pameran Alat Musik Tradisional Nusantara ini. Jadi, kapan lagi punya kesempatan banyak pengetahuan tentang alat musik tradisional kalau bukan di acara ini? Cuma sampai hari Senin saja, lho. GRATIS pula! :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih dan selamat datang kembali :)