“Jika kita melihat perbedaan bahan, bentuk, dan suara,
sebenarnyalah kita sedang dihadapkan pada KEKAYAAN dan
NILAI-NILAI
untuk mengharmoni ruang”
Berbagai koleksi alat
musik tradisional dipamerkan di gedung Grha Amarthapura, Museum Jawa Tengah
Ranggawarsita. Pameran Alat Musik Tradisional Nusantara ini adalah event tahunan yang diselenggarakan secara
bergantian di berbagai provinsi di seluruh Indonesia. Tahun 2016 ini, Jawa
Tengah menjadi tuan rumah pelaksanaan Pameran Alat Musik Tradisional Nusantara
dengan mengambil tema “Suararupa Etnik Nusantara”. Acara ini dipusatkan kegiatannya
di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita, Jl. Abdul Rahman Saleh No. 1, Kalibanteng,
Semarang.
Kegiatan ini diikuti
oleh 23 museum di Indonesia, berikut daftarnya:
Museum Jawa Tengah
Ranggawarsita, Museum Negeri Nangroe Aceh Darussalam, Museum Adityawarman
Sumatera Barat, Museum Negeri Sumatera Utara, Museum Negeri Bengkulu, Museum
Negeri Jambi, Museum Balaputra Dewa Sumatera Selatan, Museum Ruwa Jurai
Lampung, Museum Negeri Kalimantan Barat, Museum Lambung Mangkurat Kalimantan
Selatan, Museum Mulawarman Kalimantan Timur, Museum Dematande Sulawesi Barat,
Museum Sang Nila Utama Riau, Museum Negeri NTB, Museum Negeri NTT, Museum
Negeri Sulawesi Utara, Museum Negeri La Galigo Sulawesi Selatan, Museum Negeri
Sulawesi Tengah, Museum Sonobudoyo Yogyakarta, Museum Loka Budaya Uncen Papua, Museum
Negeri Provinsi Papua, Museum Nasional Jakarta, dan Museum Sri Baduga Jawa
Barat.
Masing-masing
perwakilan museum menampilkan koleksi beberapa alat musik tradisionalnya, tak
hanya satu macam saja. Dalam pameran ini, klasifikasi alat musik berdasarkan
karakter sumber bunyi dibagi menjadi 4 yaitu kordofon : alat musik berupa dawai,
membranofon : alat musik yang sumber bunyinya berasal dari selaput / membran,
aerofon : alat musik yang sumber bunyinya berasal dari tiupan, dan idiofon :
alat musik berupa bilah kayu / logam yang disusun sejajar.
Para pengunjung tak
hanya bisa menyaksikan langsung ragam alat musik tradisional suatu daerah,
tetapi juga dapat mengetahui cara pemakaian beserta fungsinya masing-masing. Bahwa
alat musik itu bukan hanya sekedar hiburan tapi digunakan juga untuk petunjukan
dan lain-lain.
Museum Jawa Tengah
Ranggawarsita dalam pameran tersebut ikul andil memamerkan gamelan pamor yang
terdiri dari gong kemodong, gender barung, kempul, saron, dan demung. Berdasarkan
hasil browsing, gamelan pamor adalah hasil karya Hajar Satoto. Sekilas hampir
mirip dengan gamelan-gamelan lainnya, tapi kalau dilihat-lihat lebih dalam
lagi, muka gamelan indah penuh guratan alias pamor.
Gamelan itu tidak lagi
dimainkan, namun disimpan untuk dipamerkan dan dinikmati keindahan visualnya. Terlebih
kini Pak Hajar telah tiada, koleksinya akan menjadi benda peninggalan yang
berharga.
Adapun alat musik yang
cukup unik dan sangat sederhana, koleksi dari Museum Papua yaitu butsek. Alat musik
ini dari bahan buah kenari hutan yang dimainkan dengan cara diikat di pinggang
penari. Pada saat penari bergoyang, biji-biji kenari bersentuhan satu dengan
yang lain sehingga menimbukan bunyi gemericik. Alat musik ini digunakan untuk
mengiringi tarian pada pesta adat. Berasal dari Suku Muyu, Kabupaten Merauke.
Terompet dari kerang
yang fungsinya untuk memanggil penduduk dan juga untuk mengiringi tari-tarian. Berasal
dari kabupaten Biak.
Alat musik tifa dari
Suku Asmat, sasando dari Nusa Tenggara Timur, tanjidor dari Betawi, dan masih banyak
lagi macamnya.
Tak hanya pameran saja,
berbagai kegiatan pun disusun untuk memeriahkan rangkaian kegiatan Pameran Alat
Musik Tradisional Nusantara dari tanggal 20 – 24 Oktober 2016, diantaranya
yaitu festival musik anak tradisional, lomba bakat anak, wayang kulit, orkes
keroncong, parade band pelajar, parade band komunitas musik Semarang, parade
tari jawa kreasi, senam aerobic, land dance, dan lain sebagainya.
Adapun sesi pemutaran film,
baik yang berdurasi pendek maupun panjang, serta diskusi film dalam acara Kosa
Karya “Film dan Musik”, dibuka untuk publik tanggal 21-23 Oktober 2016
Sumber dari sini |
Sesungguhnya, Indonesia
itu negara yang kaya akan kebudayaan. Bukti konkritnya adalah Pameran Alat
Musik Tradisional Nusantara ini. Jadi, kapan lagi punya kesempatan banyak
pengetahuan tentang alat musik tradisional kalau bukan di acara ini? Cuma sampai
hari Senin saja, lho. GRATIS pula! :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih dan selamat datang kembali :)