Rabu, 01 Juni 2016

Pasar Rakyat Dugderan 2016 Sudah Mulai!


Ngomongin soal “Dugderan” jadi ingat waktu first date sama kamu… *eaaa* hahaa bercanda maap :D


Jadi, di Semarang, kota kelahiran sekaligus kota tempat tinggal saya, ada suatu tradisi yang sudah dikenal untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan. Namanya “DUGDERAN”. Di dalam tradisi dugderan yang digelar setiap setahun sekali itu, ada berbagai kegiatan. Di antaranya yaitu:
·         Pasar Rakyat Dugderan, digelar mulai tanggal 27 Mei – 5 Juni 2016
·         Kirab Budaya Dugder, digelar pada tanggal 4 Juni 2016
·         Karnaval Dugder tingkat TK, SD, dan SMP, pada tanggal 5 Juni 2016


Kemarin, 31 Mei 2016 sepulang bekerja saya iseng jalan-jalan ke dugderan. Hari masih sore, dan sudah banyak pengunjung pasar rakyat dugderan, meski nggak padat-padat amat sih. Mereka berbelanja atau sekedar jalan-jalan.

Seperti yang sudah saya sebutkan di atas, Pasar Rakyat Dugderan digelar selama 10 hari mulai tanggal 27 Mei hingga 5 Juni 2016. Bertempat di sekitar Pasar Johar Semarang hingga depan Hotel Metro.

Namanya juga pasar rakyat, jadi di sana banyak pedagang yang menjajakan barang dagangannya. Bermacam-macam dari yang kekunoan hingga kekinian.


Saya sebagai perempuan generasi 90-an, masa kecilnya diisi dengan bermain pasaran (sebutan untuk main masak-masakan). Adapun peralatan mainan tersebut terbuat dari tanah liat / gerabah. Bentuknya bermacam-macam, ada piring, gelas, mangkuk, kompor, dan lain-lain. Jadi, sewaktu jalan-jalan ke dugderan sekaligus mengenang betapa menyenangkan punya banyak teman hanya dengan pasaran.


Anak laki-laki pun punya mainan jaman dulu yang hits banget pada masanya. Kapal othok-othok, terbuat dari seng. Kapal tersebut bisa berjalan di permukaan air. Enggak tahu sekarang masih banyak yang main atau nggak.


Berbagai macam permainan tradisional pun ada. Hingga pedagang baju, boneka, dan aneka makanan, mereka menggelar lapaknya di tempat yang sudah disediakan. Saya sendiri yang niatnya iseng jalan-jalan tergoyahkan oleh jajaran sepatu yang lucu-lucu. Akhirnya pulang sambil bawa sepasang sepatu, cetakan pastel (yang ini sih buat belajar masak), dan sebungkus kerok telor.

Jangan lupakan warak ngendog, sebuah mainan yang identik dengan Kota Semarang. Terbuat dari kertas warna-warni. Warak ngendog sendiri adalah binatang rekaan yang menggambarkan simbol akulturasi golongan etnis yang ada di Semarang. Kepalanya menyerupai kepala naga khas kebudayaan etnis Tionghoa, tubuhnya seperti buraq khas kebudayaan etnis Arab, dan keempat kakinya menyerupai kaki kambing khas kebudayaan Jawa.


Kalau pengen lihat bagaimana bentuk “Warak Ngendog”, bisa kok datang di acara Kirab Budaya Dugder yang digelar tanggal 4 Juni 2016 nanti mulai dari Balaikota Semarang. Banyak peserta kirab yang nantinya akan mengarak warak ngendog.

Duh, ngelantur sampai mana-mana kan? Balik lagi ke topik awal ya…
Biasanya semakin malam, pasar rakyat dugderan semakin ramai pengunjung. Karena selain kegiatan jual beli, di Pasar Rakyat Dugderan ini juga ada banyak wahana permainan. Mirip pasar malam gitu. Ada ombak air, kora-kora, tong stand, bianglala, dan lain-lain. Pengen banget main ombak air sama kora-kora, tapi ntar deh ke sini lagi kalau malam sambil nyulik temen :D


Selain itu, di dekat Masjid Agung Semarang / Masjid Kauman Semarang, ada sebuah panggung. Yang denger-denger dari hasil browsing, akan dipakai untuk dangdutan.


Tertarik untuk mengunjungi Dugderan? Nggak ada salahnya lho menghabiskan akhir pekan ke Semarang. Mumpung ada event. Hanya setahun sekali. Kapan lagi? :D

2 komentar:

  1. Duh baca postingannya sampean jadi keinget - inget jaman kecil saya mbak,,, sama kita generasi 90 an,,, Inget - inget jaman kecil bisa membuat senyam - senyum sendiri, hehehe. Ew sekarang anak kecil saja pegangannya sudah gadget,,,, hemmmm.... keren mbak acaranya, keren, :-)

    BalasHapus
  2. Wah di Johar ya mbak :D
    masih bingung ki mau ke Dugderan Semarang atau daerah sendiri ( Kaliwungu ) Hehehe

    BalasHapus

Terima kasih dan selamat datang kembali :)