Jumat, 04 Maret 2016

Museum Bahari Yogyakarta


Daerah Istimewa Yogyakarta adalah provinsi agraris,  miskin wawasan bahari padahal DIY bagian dari negara kepulauan yang terbesar di dunia. Peresmian Museum Bahari pada tanggal 25 April 2009 menjawab tantangan tersebut. Sekali layar terkembang pantang surut.

Dan sampailah saya di sini, Museum Bahari beberapa waktu yang lalu tanggal 20 Desember 2015. Museum ini terletak di Jl. RE Martadinata No. 69 Wirobrajan, Yogyakarta, cukup dekat dengan Malioboro. Dari perempatan Malioboro atau KM Nol Jogja lurus saja ke arah barat melewati 3 traffic light. Museum berada di sisi kiri / selatan, persis di pinggir jalan raya.


Pembukaan museum yang terbilang baru ini diprakarsai oleh seorang prajurit TNI AL, Laksamana Madya TNI Yosafat Didik heru Purnomo. Atas dasar kecintaannya terhadap bidang kelautan, beliau menghibahkan rumah pribadinya menjadi museum. Yang kemudian dikelola oleh Lanal TNI AL Yogyakarta dan Paguyuban Tri Sekar Lestari. Di museum ini terbagi menjadi 4 ruangan. Sejumlah koleksi yang berhubungan dengan kelautan ada di dalamnya dan terawat rapi.


Memasuki halaman museum, pengunjung akan disambut oleh replika kapal perang beserta torpedo dan ranjau laut. Tetapi sebelum melangkah ke ruangan museum, pengunjung diwajibkan membayar tiket masuk sejumlah Rp 2.000,- cukup murah bukan?



Di lantai satu, merupakan ruang koleksi dan souvenir. Ada sebuah torpedo tipe MK-44 dan sebuah tabung udara yang digunakan untuk penyelaman di laut atau sungai. Pengunjung juga bisa membeli buah tangan di ruangan ini. Tentu saja yang berhubungan dengan kelautan, seperti baju, atribut, dan lain-lain.


Naik ke lantai dua, ruangan yang benar-benar menunjukkan Museum Bahari. Berbagai koleksi perihal kelautan ada di sini. Tertata rapi dalam sebuah lemari-lemari kaca. Isinya bermacam-macam. Memasuki lantai dua, langsung disambut dengan kelongsong peluru berbagai kaliber.



Kelongsong peluru berbagai kaliber (40 mm s.d 120 mm) yang dimiliki kapal perang Republik Indonesia (KRI) dan digunakan sebagai penangkis serangan udara, serangan kapal atas air, dan bantuan tembakan kapal.

Beberapa macam seragam TNI AL ada di museum ini. Lengkap dengan atribut akademi angkatan laut beserta tanda pangkat pada pakaian dinas harian dan pakaian dinas upacara.



Berbagai macam replika kapal beserta  helikopter juga menarik untuk dilihat-lihat.


Makanan konserven yang menjadi ransum TNI.


Serta beberapa peralatan-peralatan lain yang umumnya berada di kapal seperti kompas magnet, teropong, display control radar navigasi, dan masih banyak yang tidak bisa saya sebutkan namanya.

Torpedo Rusia

Teropong

Nah, masih ingat replika kapal perang yang ada di halaman museum? Tempat tersebut adalah ruangan anjungan. Terletak di lantai dua. Memasuki ruangan anjungan seperti memasuki sebuah ruang kemudi kapal. Mirip banget. Berbagai peralatan-peralatan kemudi kapal lengkap berada di dalamnya. Berbagai benda-benda yang dilihat di ruang koleksi tadi ditempatkan sebagaimana mestinya jika berada di kapal.




Keren pokoknya, berasa naik kapal. Sayangnya, ruangan anjungan ini sempit. Harus bergantian jika banyak orang yang ingin masuk.

Di bawah anjungan adalah ruang audio visual. Di sana pengunjung bisa menyaksikan pemutaran film yang berhubungan dengan kekuatan Angkatan Laut dalam mempertahankan kedaulatan wilayah Republik Indonesia.


Akhir kata, bagi saya Yogyakarta bukan hanya Malioboro. Malioboro hanyalah secuil kenangan lama yang sudah usang termakan waktu. Cukuplah Malioboro meninggalkan janji lama yang tidak perlu ditagih. Cukuplah Malioboro menjadi saksi bisu dua orang manusia yang pernah bersama, iya, hanya pernah. Heheee mendadak baper kan? :D

Pokoknya Yogyakarta itu istimewa. Banyak wisata alam dan wisata budaya yang menarik untuk dikunjungi. Salah satunya adalah museum-museum yang tersebar di berbagai wilayah.
Jadi, apakah sudah ada rencana untuk mengunjungi Museum Bahari?

2 komentar:

  1. Ingat yogya inget mantan juga ya Mbak? #eh

    Saya terakhir kesana tahun 2001 :)

    BalasHapus

Terima kasih dan selamat datang kembali :)