Musim hujan gini paling enak ya main ke air
terjun.
Entahlah, akhir-akhir ini sedang
tergila-gila untuk menelusuri dan menemukan air terjun yang sekiranya belum
banyak terjamah orang. Setelah terakhir kalinya sukses keblusuk di Curug Jeglong Kabupaten Kendal, kali ini saya dan kedua teman saya merencanakan wisata
ke air terjun seputar Kopeng.
Tapi sebelum kami bertiga berangkat, Ayahnya
seorang teman suruh nganterin ke Terminal Tingkir. Yaudah lah, kami sekalian ngikut
aja. Sesampainya di Terminal Tingkir, saya mikir-mikir lagi, kok kayaknya mau
ke Kopeng jauh banget. Berhubung pagi-pagi ngubek-ubek instagram dan nemu air
terjun di daerah Salatiga, aku tawarin aja ke dua teman yang lain. Mereka pun
ngikut aja, asal sampai tujuan. Nah, masalahnya saya juga nggak tahu rutenya ke
tempat tersebut. Hahaa :D Asal jalan dan nanya-nanya penduduk setempat aja. Pokoknya
ancer-ancer dari Alfamart Klero ke timur.
Sampailah kami di pintu masuk Air Terjun
Regunung. Terletak di Dusun Krajan, Desa Regunung, Kecamatan Tengaran,
Kabupaten Semarang. Air terjun ini mempunyai banyak nama, ada yang menyebut Jurang
Grawah, Curug Belondo, dan yang paling familiar adalah Curug Regunung.
Yang namanya air terjun, pada umumnya
terletak di dataran tinggi, daerah pegunungan, atau di dalam hutan. Tetapi uniknya
dari Air Terjun Regunung ini adalah letaknya yang berdekatan dengan areal
persawahan. Bahkan untuk mendekat di bawah guyuran air terjunnya, harus
melewati pematang sawah yang sedang menguning dan siap dipanen.
Tetapi sebelum menyusuri sawah, pengunjung
harus menakhlukkan jalanan menurun yang lumayan menguras tenaga kalau
pulangnya. Hati-hati licin, karena sebagian jalan tersebut masih berupa tanah
liat dan belum dibeton. Di tengah
perjalanan akan melewati sebuah pohon Belanda (yang katanya) berusia 110 tahun.
Pohon tersebut batangnya dililit oleh kain batik. Di bagian tengahnya seperti
berlubang, nggak seperti pohon-pohon pada umumnya. Dan di dekat pohon ini ada
yang menawarkan jasa ojek. Kali aja ada yang nggak sanggup nanjak, bisa telpon
ojek. Dijamin bakalan merinding disko. Lah, jalannya aja menanjak bebatuan gitu
masa’ mau ngojek?
Dari sini, air terjun sudah terlihat. Iya,
kelihatan deket banget, tetapi aslinya masih lumayan jauh juga.
Setelah menggunakan rem kaki (karena jalanan
turunan tadi), pengunjung akan disambut oleh pemandangan yang ‘ajegile’. Hijau sepanjang mata
memandang. Adem bener dah pokoknya. Tempat itu adalah sawah! Beberapa petani
terlihat sedang menggarap sawah mereka.
Untuk mendekat di air terjun, harus melewati
sungai. Nggak dalam kok sungainya, paling sebatas betis. Tapi kalau sampai
kepeleset kayak temen saya, ya basahnya se-celana hehee :D
Saya kira tempat ini masih sepi dan belum
cukup terkenal. Mengingat masih sedikit yang mengulas tentang wisata Air Terjun
Regunung. Nggak tahunya sudah banyak pula pengunjung yang datang. Sebagian adalah
remaja dan ada pula yang datang dengan membawa keluarga.
Toilet sudah ada di area dekat air terjun,
meskipun masih seadanya. Beberapa warung kecil juga sudah dibangun dekat dengan
air terjun, lumayanlah untuk mengusir haus dan lapar. Dan yang menarik adalah sebuah
kolam buatan yang bisa digunakan anak-anak kecil untuk berenang. Bisa menyewa pelampung.
Di tulisannya sih cukup bayar Rp 5.000,-
Adapun petunjuk arah ke Sendang Mojopait,
tetapi saya nggak mampir ke tempat tersebut.
Perjalanan ini saya lakukan pada tanggal 17
Januari 2016. Masuk ke lokasi air terjun gratis. Hanya bayar parkir sepeda
motor sebesar Rp 3.000,-
Sedang menunggu liburan nih, baru bisa jalan-jalan :D
BalasHapusKalo dikelola lebih serius lagi (misal ditambah sarana dan prasarana), pasti tambah rame ya Mbak pengunjungnya :)
BalasHapusTempatnya kelihatan menarik, jadi pengen kesana.....
BalasHapusEhhhh Lha
BalasHapus