Kamu suka wisata sejarah? Enggak? Kenapa?
Mengingatkan pada masa lalu yang sudah seharusnya ditinggalkan berlalu? Pengen
cepet move on? *eh.
Tapi nggak ada salahnya kan kalau
menyambangi museum paling lengkap di Kota Semarang?
Tempat itu bernama Museum Ranggawarsita,
tetapi lidah Jawa biasa menyebutnya Ronggowarsito. Nama ini diambil dari nama
salah satu pujangga Indonesia, Raggawarsita, yang terkenal dengan hasil
karyanya dalam bidang filsafat dan kebudayaan. Museum Ranggawarsita atau Museum
Negeri Propinsi Jawa Tengah diresmikan pada tanggal 5 Juli 1989.
Sebelum mengunjungi Museum Mandala Bhakti, hari
itu Selasa 15 Desember 2015 saya menyempatkan diri pagi-pagi sekitar jam 8.30
berkunjung ke Museum Ranggawarsita.
Museum Ranggawarsita beralamat di Jl. Abdulrahman
Saleh No. 1 Kalibanteng Kulon, Semarang, Jawa Tengah. Lokasi ini sangat mudah
dijangkau dengan kendaraan pribadi maupun transportasi umum, karena tepat di
seputar bundaran Kalibanteng yang sekarang ini sudah dibangun flyover.
Tampak depan, Museum Ranggawarsita bergaya
Joglo. Di sebelah kiri terdapat sebuah kereta yang ditarik empat ekor kuda
dengan warna berbeda-beda, dimana kereta itu ditumpangi sais dan seorang
ksatria yang memanah. Di sisi kanan kiri pintu masuk museum, terdapat sepasang
arca dwarapala. Lebih masuk ke dalam lagi, pengunjung bisa menemukan Patung R.
Ng. Ronggowarsito yang diresmikan pada tanggal 22 Mei 1992.
Adapun gedung pertemuan yang biasanya
digunakan untuk berbagai acara seperti Museum Mart 2015.
Museum ini dibuka setiap hari, termasuk hari
Minggu. Namun, masing-masing hari memiliki jam buka yang berbeda. Saya sempat
bertanya kepada petugasnya, tapi lupa. Hehee, maaf :D
Biaya masuk sangat murah, untuk orang dewasa
hanya membayar Rp 4.000,- saja.
Bangunan museum ini memiliki 4 gedung
(gedung A, B, C, dan D) yang masing-masing terdiri dari 2 lantai. Sangat luas,
bukan?
Gedung A lantai 1
Memasuki gedung, langsung disuguhi beraneka
macam kaset-kaset lawas. Tahu kaset kan? Iya, kaset yang itu. Tahu? Kalau tahu,
berarti fix, Anda tua! :D
Ruangan ini namanya Museum Musik Musik
Indonesia Ranggawarsita. Baru dibuka tanggal 2 November 2015. Berisi
barang-barang yang berhubungan dengan musik pada jaman dulu, seperti gitar, CD,
pemutar CD, serta banyak sekali koleksi kaset. Selain itu juga ada radio dan
kamera. Sayangnya, belum ada penjelasan detail mengenai nama-nama koleksi itu.
Jadi saya bingung menyebutnya gimana, lha wong nggak tahu namanya :D
Berjalan lagi ke ruangan selanjutnya, terdapat
beraneka macam batuan. Batu di sini berbagai macam bentuk, mulai dari yang besar
yang dibiarkan menghampar di lantai hingga yang kecil-kecil yang disimpan di
dalam sebuah etalase.
Di ruangan ini juga terdapat sebuah goa
buatan. Bisa tembus kok (tembus di ruangan yang sama), tapi ya nggak panjang,
paling cuma berapa meter aja.
Yang paling menarik di sini adalah sebuah meteorit
yang ditemukan di Mojogedang, Kabupaten Karanganyar tahun 1984.
Di dekat goa buatan terdapat tangga untuk
naik ke lantai 2, akan tetapi ditutup sebuah meja. Kemungkinan pengunjung
dilarang naik ke lantai atas. Kenapa? Ya saya kurang tahu juga, nggak nanya
sih, hehe.
Tenang, penelusuran museum ini masih jauh
dari kata selesai.
Dari gedung A, ada sebuah lorong yang
menghubungkan ke gedung selanjutnya. Persis di depan lorong tersebut muncullah
kedua sosok seperti ini…
Gedung
B lantai 1
Ada sekitar 11 jenis gajah yang pernah hidup di dunia. Namun demikian, sekarang hanya tinggal 2 jenis gajah yaitu gajah Asia dan gajah Afrika. Ukuran gajah Asia lebih kecil daripada gajah Afrika.
Rangka gajah modern ini merupakan salah satu gajah Asia yang pernah
hidup di kebon binatang Tinjomoyo sekitar tahun delapan puluhan. Ia direkonstruksi
kembali oleh IKIP Jurusan Biologi dan Museum Jawa Tengah Ranggawarsita.
Koleksi lain berupa fosil gading stegodon. Ditemukan
pada tahun 1982 di Desa Terban, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus. Gajah
Stegodon diperkirakan hidup sekitar 1.5 juta tahun yang lalu. Matinya hewan ini
karena letusan gunung Muria Purba.
Selain mamalia, ada juga fosil reptilia seperti
fosil kura-kura dan fosil kepala buaya. Serta ditampilkan pula fosil kayu. Ketiganya
berasal dari Sangiran, Kabupaten Sragen.
Adapun beberapa evolusi tengkorak, namun
hanya replikanya saja. Di antaranya yaitu fosil kepala Pithecantropus tanpa rahang
dan fosil yang ditemukan di Sangiran tahun 1969.
Selain itu ada kepala manusia modern yang
diambil dari salah satu kuburan di Semarang Tengah tahun 1980. Bentuk kepala
lebih besar daripada kepala Pithecantropus Erectus, volume otak juga lebih
besar.
Seiring dengan kemajuan aktivitas kehidupan
dan perkembangan pola pikir, maka lahir pula budaya material yang mempermudah kehidupan
mereka. Budaya material tersebut berupa peralatan-peralatan seperti kapak
lonjong, kapak persegi, flake, stone ball.
Di sudut ruangan terdapat replika dua manusia
purba yang sedang berburu lengkap dengan sebuah goa.
Masih di gedung B lantai 1, namun ruangan
yang selanjutnya yaitu masa klasik Jawa Tengah.
Masa Klasik di Indonesia ditandai dengan masuknya
pengaruh Hindu-Budha yang membawa bangsa Indonesia memasuki Jaman Sejarah. Dari
masa klasik tersebut banyak sekali peninggalan-peninggalan yang masih tersisa. Selain
ditemukan banyak prasasti, ditemukan pula peninggalan seperti candi, arca, dan
berbagai macam benda lainnya.
Di dalam Museum Ranggawarsita juga terdapat
Maket Candi Prambanan dan Maket Candi Borobudur. Adapun sebuah replika dari Prasasti
Canggal yang ditemukan di Candi Gunung Wukir, Desa Kadiluwih, Kecamatan Salam,
Kabupaten Magelang.
Prasasti Canggal (Replika) |
Selain di dalam gedung B lantai 1,
peninggalan masa klasik Jawa Tengah juga banyak terdapat di halaman dalam museum.
Seperti atap candi, kala, yoni, lingga, arca ganesha, nandi, dan lain
sebagainya.
Kiranya sudah terlalu panjang untuk
postingan ini, padahal masih banyak koleksi-koleksi di Museum Ranggawarsita
yang mau saya share. Lain waktu
disambung lagi untuk aneka koleksi di dua gedung yang lainnya ya :)
Aku belum pernah ke sini heheehheh, ada waktu pengen keliling museum di Jateng :-D
BalasHapusAku juga kepikiran gitu mas, pengen jalan2 keliling museum. Di Jogja ada banyaaak :)
HapusSooo beautiful, turis yang suka seni *kayak aku*
BalasHapuswajib kesini nanti kalau main kesini yah haha
Kak kok saat aku ke sana kok nggak ada kaset² kuno ya kak
BalasHapus