Bagi saya, blog merupakan salah satu media
untuk curhat. Sebagaimana kamu curhat dengan orang-orang yang akan
mendengarkanmu. Bedanya, di sini kamu nggak bisa maksa orang-orang buat dengerin
baca curhatan kamu. Kamu cuma bisa nulis, mengeluarkan uneg-uneg atau
kebahagiaan kamu. Dikomentarin ya syukur, dilihat doang ya udah gpp :D
Kali ini, selain mau membagikan tempat mana
yang yang pernah saya kunjungi, saya juga mau curhat. Boleh kan? Iya boleh
(jawabin sendiri :P)
Pagi-pagi di awali dengan semangat tinggi berangkat
dari Semarang via Jatinom menuju Jogjakarta. Setelah sarapan di dekat Ratu Boko,
sekitar pukul 10.00 petualangan dimulai menuju Kabupaten Gunung Kidul, melihat-lihat
kebun bunga amaryllis yang mendadak terkenal itu. Sayangnya, waktu saya ke sana
sudah agak layu dan rusak. Setelah itu, lanjut ke Mangol Kencana, Museum Anak
Kolong Tangga, Candi Abang, Lava Bantal, Goa Sentono, dan terakhir di tempat
yang akan saya ceritakan ini.
Sudah seharian penuh saya jalan-jalan di
kota – yang selalu bikin saya susah move on – ini.
Sorenya, sekitar pukul 16.30 saya berniat mengakhiri
single travelling di seputar Berbah,
tepatnya Goa Jepang. Ada apakah di sana? Ya ada goa, emangnya ada pantai di
tengah perkampungan penduduk?
Saya melihat papan petunjuk arah (di bawah ini)
mengarahkan ke Gua Jepang sekitar 500 m lagi.
Salahkan dia saja :( |
Setelah dilihat-lihat kok jalannya lewat
sawah, apa nggak ada jalan lain? Udah gitu belum beraspal, alias masih jalan
tanah. Sempat ragu-ragu dan akhirnya nekat lanjutin perjalanan daripada
penasaran. Iya, saya mah orangnya gampang penasaran.
Tepat setelah saya mengumpulkan niat penuh
untuk menerabas jalanan tanah yang alhamdulillahnya kering, tersajilah halang rintangan
lain berupa pohon bambu yang rantingnya rubuh di tengah jalan.
Dari arah depan ada bapak-bapak bersepeda
motor nerabas lewat samping-samping ranting pohon tersebut. Yaudah, saya ikutin
aja cara itu, ternyata berhasil! Gila, mau mengunjungi satu tempat aja udah
gini banget tantangannya -__-
Setelah melewati jalan setapak, akhirnya
sampai juga di jalanan beraspal. Tanya-tanya orang dari situ karena udah nggak
ada petunjuk arah lagi, sampai akhirnya nemu papan nama Goa Jepang. Menurut
Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta, Goa Jepang terletak di Sentonorejo, Jogotirto,
Berbah, Sleman. Tetapi beda dengan appan nama yang saya temukan di bawah ini.
Goa Jepang berada di bawah bukit kapur yang di
bagian atasnya tertutupi tumbuh-tumbuhan. Mirip dengan semak-semak kalau saja di
bagian bawah tidak terlihat adanya semacam pintu-pintu. Goa ini terdiri atas 4
buah pintu yang berjajar dan berbentuk persegi panjang. Katanya, keempatnya
saling berhubungan satu sama lain. Saya cuma bisa bilang ‘katanya’ karena saya
nggak membuktikan sendiri untuk masuk ke goa itu. Sendirian sih, nggak berani
ambil resiko.
Karena di papan keterangan tempat wisata
masih kosong, jadi saya nggak bisa baca apa-apa sekaligus nggak tahu apa fungsinya
goa ini pada jaman dulu. Kalau menurut sumber dari yogyes, goa ini dibuat pada
masa Jepang menguasai Yogyakarta dan berfungsi sebagai tempat penyimpanan
amunisi.
Meskipun tempat tersebut adalah goa, tapi
kesan angker tidak terlalu terasa. Sebab, Goa Jepang ini bertetangga langsung
dengan rumah-rumah penduduk. Di halaman depan sekitar goa juga bersih, mungkin
ada petugas yang berkewajiban membersihkan area goa. Hanya saja, ada bau-bau
seperti kelelawar atau apalah namanya. Ya wajar kan? Namanya juga goa. Peninggalan
jaman dulu pula.
Setelah puas melihat-lihat dan mengambil
beberapa gambar, saatnya pulang. Saya ambil jalur yang berbeda dari waktu
berangkat. Saya ikutin jalan beraspal. Lurus terus sampai ketemu….
Lah, kok udah di Candi Abang? Tahu gitu
lewat jalan beraspal aja. Ngapain tadi berangkatnya susah-susah nerabas pohon bambu
yang tumbang segala? Hahaha! Saya merasa bego sendiri :’D
Yah, namanya juga asal jalan. Keblasuk dikit
gpp lah, bisa buat cerita di masa yang akan datang :)
Hahahahhahah nggak ngajak sih akakkakakak.
BalasHapusUrutannya kalau dari Ringroad Blok O itu Lava Bantal - Goa Sentono - Candi Abang - turun langsung Goa Jepang :-D :-D
Aku kan cuma ngikutin papan petunjuk di pinggir jalan aja mas, eh ternyata menyesatkan. Kemarin sih lewatnya Jl. Prambanan-Piyungan.
HapusPengen ke lava bantal lg, udah ada jembatan barunya ya katanya?