Long
weekend enaknya kemana? Ya jalan-jalan…
Tepatnya 25 Desember 2015 yang sebelumnya
direncanakan akan ke Pulau Panjang, akhirnya dibatalkan karena motor lagi nggak
sehat. Daripada nggak kemana-mana sama sekali, dipilihlah tempat yang deket-deket
Semarang aja.
Dan sampailah kami bertiga di tempat ini. Siang-siang
setelah nunggu temen sholat Jumat. Namanya Curug Palebur Gongso. Ada juga yang
menyebut Curug Pelebur Gongso atau Curug Panglebur Gongso.
Berdasarkan papan nama yang ada di lokasi
parkir, curug ini terletak di Desa Keseneng, Kecamatan Sumowono, Kabupaten
Semarang. Tapi ketika browsing, saya
menemukan bahwa Curug Palebur Gongso masuk di Desa Gondang, Kecamatan
Limbangan, Kabupaten Kendal. Letaknya memang berada di perbatasan antar
kabupaten, jadi pengunjung bisa lewat Sumowono atau Limbangan.
Dari lokasi parkir hingga air terjun, hanya
berjarak beberapa ratus meter saja. Menuruni anak tangga yang di kanan-kirinya berupa
kebun kopi. Di ujung anak tangga, air terjun sudah terlihat dan gemuruhnya pun sudah
terdengar. Untuk turun di dekat air terjun, hanya tinggal menyusuri jalan
setapak yang sudah di-cor. Hendaknya pengunjung yang ingin membawa makanan atau
minuman bisa membeli terlebih dahulu di warung yang ada hanya satu-satunya di
lokasi parkir.
Curug Palebur Gongso berada di kaki lereng
Gunung Ungaran. Tidak terlalu tinggi, hanya sekitar 7 meter. Di bawah curug
terdapat semacam kolam yang bisa digunakan untuk berenang. Konon, di air terjun
ini pernah menjadi tempat pemandian Dewi Sukaesih (Ibunda Kumbokarno) untuk
membersihkan jasmani dan rohaninya. Kesegaran airnya yang melimpah mampu menjadi
pelepas lelah bagi wisatawan.
Di dekat air terjun ada larangan untuk
melompat dari atas. Akan tetapi, ketika saya ke sana ada seorang laki-laki
(yang kayaknya otaknya agak geser *wkwk :D) nekat lompat dari atas air terjun. Berkali-kali
pula. Gila!
Ada juga larangan untuk bermain-main dan berhenti
di atas jembatan. Tujuannya mungkin baik, untuk memudahkan orang-orang yang
lewat dan pengen nyebrang sungai. Eh lha kok ada satu pasangan yang dengan
santainya duduk di tengah jembatan (sambil selfie) lama pula.
Woi! Emang peraturan dibuat untuk dilanggar?
Air terjun yang setelah jatuh ke kolam,
mengalir di sela-sela batu besar. Kami mengambil tempat di atas sebuah batu
besar untuk menikmati air terjun yang berada tepat di depan mata. Seger banget
rasanya melihat pemandangan alam seperti ini. Rasanya susah move on dari
liburan. Sayang, salah satu personil kami tidak ikut serta.
Di sebelah kiri air terjun terdapat Goa
Sakti yang dipercaya memiliki legenda yang berhubungan dengan cerita Ramayana. Diyakini
goa tersebut adalah tempat bertapanya Kumbokarno yang merupakan adik dari
Rahwana atau Dasamuka, tokoh pewayangan yang berwujud raksasa tapi berhati
ksatria. Seiring perkembangan waktu, lokasi goa sering dipakai untuk orang
mencari wahyu dengan cara bertapa di dalam goa.
Selain itu, juga terdapat Goa Pohon. Goa ini
terbentuk akibat akar yang besar dari pohon beringin merambat ke batu sehingga membentuk
mulut goa. Warga sekitar lalu menyebutnya goa pohon.
Bagi wisatawan yang ingin mengunjungi Curug
Palebur Gongso, bisa menempuh jalan dari Bandungan menuju Sumowono. Sampai di
barak tentara Bantir, belok kiri lalu ikuti petunjuk Curug 7 Bidadari. Melewati
rumah-rumah warga dan persawahan yang menghijau. Di ujung pertigaan, ambil arah
lurus (jika ke kiri menuju Curug 7 Bidadari).
Karena dirasa masih terlalu siang untuk
pulang Semarang, kami sekalian mengunjungi
Curug 7 Bidadari yang letaknya tidak terlalu jauh.
Kalau kamu, bagaimana cerita liburanmu?
Musim ujan gini emang enak nyari curug :-D
BalasHapusOya, tgl 9 Januari ntar aku mau ke Pulau Panjang :-D
Wah, asik dong mas. Sekalian mudik atau gimana nih? :D
HapusNggak kok, hanya pengen ke Pulau Panjang saja :-D
Hapus