Hasil bergalau-galau ria menghasilkan
pengalaman yang tiada duanya.
Iya, setelah beberapa hari bingung
mengagendakan weekend dimana, akhirnya
hari Minggu (1/11/2015) sampailah kami berempat di Banyubiru setelah menempuh
perjalanan Semarang – Bergas untuk menengok Candi Ngempon.
Acara dadakan ini sesungguhnya diluar nalar
kami karena setelah saya nyeletuk “di sekitar Ambarawa ada curug, mau ke sana?”
dan dijawab antusias “ayo” oleh ketiga teman. Hanya berbekal lokasi di desa
Wirogomo, kecamatan Banyubiru, kabupaten Semarang. Tanpa terlebih dahulu
mengetahui rute pasti dan medan seperti apa yang akan ditempuh.
Namanya Curug / Air terjun Kembar Baladewa. Tempat
ini masuk dalam kawasan wisata Argo Kelir. Jika dari Semarang, arahkan
kendaraan menuju Bukit Cinta Rawa Pening. Sampai di pertigaan Jl. Wijayakusuma,
ambil arah lurus ke selatan hingga sampai di Jl. Blimbing Kuring (kalau ke
timur / belok kiri menuju Bukit Cinta Rawa Pening). Nah dari sini, perhatikan
gang di kanan jalan, petunjuk arah ke desa Wirogomo sudah terpasang. Jalanan
yang datar makin lama makin menanjak dan terus menanjak. Kabar baiknya, sudah
beraspal mulus. Pemandangan yang terlihat di sekelilingnya pun sangat indah,
seperti hamparan Rawa Pening yang terlihat dari kejauhan dan rimbunnya puncak
bukit. Setelah sampai di desa Wirogomo, di sisi kiri jalan akan ada petunjuk
menuju Curug Kembar Baladewa. (Jujur, saya sempat was-was kalau-kalau tersasar
di tempat antah berantah)
Setelah sampai di gapura menuju Curug Kembar
Baladewa, kami memarkirkan motor di dekat beberapa motor lain (mungkin
pengunjung curug juga). Setelah dirasa aman, kami memulai trekking berjalan
kaki menuju tempat dimana curug itu berada. Beberapa kali kami bertanya pada
warga sekitar yang sedang beraktifitas karena benar-benar buta tempat, banyak
persimpangan, dan tidak ada petunjuk arah sama sekali.
Beberapa keindahan yang jangan pernah kamu
lewatkan begitu saja jika berkunjung ke Curug Kembar Baladewa ini yaitu
rimbunnya hutan, hijaunya persawahan, dan berjajar tanaman kubis. Seger banget
rasanya…
Setelah melewati jalan setapak, saluran
irigasi, jalan setapak, menyeberang sungai, blusukan hutan, akhirnya curug itu
sudah terlihat dari kejauhan. Perjalanan masih panjang, beberapa tanjakan yang
harus dilalui sudah menunggumu di depan sana. Semangaaat! Curug Kembar Baladewa
menantimu dengan kesegaran yang selalu ditawarkannya.
Penasaran kenapa dinamankan curug kembar?
Karena ada 2 buah curug yang berdekatan,
kira-kira hanya berjarak 100 meteran lah tapi jalan menuju ke sananya yang
nggak kira-kira.
Curug Kembar Baladewa yang pertama memiliki
ketinggian sekitar 50 meter dengan debit air yang lumayan deras. Untuk curug
yang kedua sekitar 70 meter dengan debit air yang tidak terlalu deras jika
dibandingkan dengan yang pertama.
Saya yang penasaran dengan curug kedua,
memulai mendaki terbing yang lumayan terjal hanya dengan bantuan undakan buatan
dari batu. Di pertengahan jalan, teman-teman yang lain nggak bersedia ikut. Yaudahlah,
cuma jepret dari kejauhan lalu turun lagi mengabadikan momen bersama curug
pertama.
Waktunya mau pulang, ada satu temen yang
penasaran juga sama curug kedua. “Yaelah bro,
kenapa nggak dari tadi?” Eh tapi kata dia di dekat curug kedua ada sesajennya.
Aku sih belum lihat dengan mata kepalaku sendiri.
Akhir kata, kami pulang tentu dengan
perasaan senang. Nggak sia-sia ke curug kalau airnya deras gini. Nggak kayak
waktu aku ke Jurug Gede.
Jalannya lumayan terjal, ya. Tapi curugnya asyik :-D
BalasHapus