Kupikir cinta pada pandangan pertama
hanya ada dalam anganku saja. Hanya ada dalam novel-novel yang aku baca dan dalam
FTV dengan konflik itu-itu saja.
Nyatanya semua ini menjelma nyata
antara kau dan aku.
Aku mulai mengenalmu sejak pertama
kali kita bercakap intens melalui sosial media.
Aku mulai mengagumimu sejak pertama
kali kau memberikan nomor teleponmu.
Aku mulai menyukaimu entah sejak kapan
mulainya, aku tak tahu.
Dan aku jatuh cinta padamu disaat yang
tidak tepat, saat kau telah menyerahkan status relationship untuk perempuan yang sempat kau kagumi dulu.
Bodohnya aku yang menunggumu sampai
kau akan meninggalkan perempuan itu. Aku jahat ya? Tentu saja tidak. Katanya,
cinta butuh pengorbanan.
Tololnya lagi, aku selalu bersedia
menjadi tempat sampahmu kalau kau sedang tidak bisa menghubunginya. Kau cari
aku melalui nomor kontak di telepon selularmu hanya untuk berkeluh kesah dan menghabiskan
malam-malam sepi di seberang pulau sana.
Tapi aku bersyukur, semakin kau sering
menelponku, semakin dekat pula aku denganmu. Aku pun tak bisa lagi memendam
perasaan ‘aneh’ yang menghinggapi hatiku. Aku bilang, aku jatuh cinta padamu
yang telah memiliki kekasih. Tanpa kupikir selanjutnya mau kutaruh dimana
mukaku nanti jika bertemu denganmu.
Aku egois dengan berdoa agar Tuhan
memisahkan kamu dengannya. Dan benar saja, kau memutuskan kekasihmu karena dia
selingkuh di belakangmu. Tanpa sedikitpun kamu menyesali keputusanmu, aku ingat
kau malah semakin sering bersamaku melalui perbincangan malam hari. Saat itu,
aku masih menyimpan sayang yang sempat tertunda untukmu.
Bahagia yang tiada terkira akhirnya
kau ungkapkan sebuah cinta yang kau rasakan. Kau ceriakan hari-hariku yang
biasanya mendung, kau terangi gelapnya malamku yang kian sunyi senyap. Sampai
hari itu, malam itu, malam-malam terindah yang Tuhan berikan sejak aku
mengenalmu. Kau memintaku menjadi milikmu. Bagaimana mungkin aku bisa
menolakmu?
Dan aku ingat, bahwa kita belum pernah
bertemu sebelumnya. Aku percaya kau menyukaiku melalui media. Aku percaya pula
kau menyayangiku dalam bayangan diriku yang kau rangkai sedemikian rupanya
melalui anganmu. Namun aku masih ragu, akankah kita mampu utuh menyayangi satu
sama lain setelah kita bertemu kelak?
“Kau pikir segalanya akan baik-baik saja jika berkata
cinta tanpa pernah bertemu sekalipun denganmu?”
Nyatanya, pertemuan pertama kita
terlihat baik-baik saja. Bahkan aku sanggup merasakan sentuhan kasih sayang
darimu melalui jemarimu yang menggandeng tanganku erat.
Benar, rasa itu ada. Cinta pada pandangan
pertama itu nyata.
Love at the first sight, right?
Yeaaah, jatuh cinta pada pandangan
pertama sejak bertemu denganmu malam itu. Dan jatuh cinta lagi pada
pertemuan-pertemuan kita selanjutnya.
Kupikir, cinta pada pandangan pertama
tidak harus didefinisikan sebagai cinta pada orang yang pertama kali kita lihat
dalam dunia nyata. Bahkan orang yang bisa membuat kita merasakan dag-dig-dug perasaan
aneh pertama kali saat kita lihat dalam dunia maya pun bisa dikatakan cinta
pada pandangan pertama.
**Diikutsertakan dalam giveaway
#NovelSecondChance oleh @NovelAddict_ dan @GlennAlexei
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih dan selamat datang kembali :)