Hai hai… Apa kabar bulan Ramadhan
kalian? Ngomongin soal bulan Ramadhan, pasti erat hubungannya sama puasa dan
traweh. Apa kamu masih kuat berpuasa hingga akhir atau jangan-jangan udah ada
yang bolong di tengah jalan nih? Hehee.
Kali ini aku mau share pengalamanku pada bulan Ramadhan empat tahun silam saat aku
masih berada di sebuah tempat terasing. Bagaimana nggak terasing tuh, kalau
disekelilingnya cuma ada pohon-pohonan. Penasaran? Baiklah akan aku ceritakan.
Saat itu tahun 2010 aku bersama
beberapa teman sedang menjalani magang / praktik kerja industri (jaman SMK) di sebuah
pulau yang terkenal dengan nama Borneo. Tepatnya di sebuah tambang site Senakin.
Tau nggak kamu? Dijamin deh, kebanyakan orang pada bilang nggak tau :p
Selama 21 tahun hidup di dunia, baru
pertama kali itu menjalani puasa Ramadhan jauh dari kampung halaman, jauh dari
orang tua, jauh dari pacar juga *eh. Rasanya terharu banget, kangen sama
masakan Ibu sih pasti tapi nggak jadi soal utama karena di mess perusahaan
disediakan makan untuk karyawan termasuk yang magang juga. Lumayan, ngirit
cuyy. Trus apa sih yang bikin susah? Bangun sahur. Karena sekamar berempat
tidurnya kebo semua, hehee. Gimana nggak kebo? Tiap jam sahur jarang ada yang
bisa bangun tanpa gedoran pintu dari orang kamar sebelah. Terima kasih untuk
SPV Engineering yang bersedia membangunkan kami para perempuan-perempuan yang
kesiangan. Oh ya, dibawakan makan sahur pula dari kantin. Jadi kami makan sahur
sambil merem *seriusan ini pernah banget* :D
Penghuni JS2H |
Ya namanya kerja di tambang, nggak ada
yang namanya leyeh-leyeh. Setelah sahur nggak lupa sholat Subuh dan antri kamar
mandi karena cuma ada 1 di dalam kamar yang isinya 4 manusia. Otomatis pada
rebutan tuh ya, apalagi ada yang mandinya lamaaaaa banget berasa pengen
gedor-gedor aja. Oh ya FYI aja sih, kami berempat dalam kamar itu nggak tidur
berbarengan lho, tapi ada 2 ranjang tingkat yang masih menyisakan space di kamar yang cukup luas. Kembali ke
aktivitas pagi hari, giliranku selalu dapat antrian mandi terakhir karena emang
aku orangnya selow. Ngalah aja deh sama penunggu-penunggu lama.
Berangkat kerja nggak boleh lupa pakai
APD (Alat Pelindung Diri) yang berupa rompi, helm, sepatu boot, serta kacamata dan
masker (yang ini untuk jaga-jaga aja kalau ada hal-hal yang tidak diinginkan). Kehidupan
tambang itu keras, meeeen. Jarak antara mess dan office bisa dibilang lebih
dari 500 meter, dan itu harus jalan kaki kalau nggak punya SIMPER (SIM untuk
pertambangan) atau ditumpangi LV. Terima kasih untuk MT PGA yang selalu
menemaniku jalan kaki pagi hari. Belum lagi kalau semalaman hujan, pasti becek
banget tuh tanahnya, kalau nggak hati-hati bakalan kepleset atau sepatunya
masuk lumpur. Aku sih udah berkali-kali mengalami :( Dan tau nggak sih, kalau
udah di office bawaannya udah haus. Tapi tetep dipaksa buat puasa dong, malu
sama umur.
Office Portacamp |
Sebagai siswa IT magang, pasti
kerjaannya ya seputar IT, entah itu perangkat komputer atau masalah jaringan. Kalau
pas trouble perangkatnya tuh yang susah. Siang-siang harus jalan kaki ke workshop atau warehouse yang letaknya nggak deket, bikin ngos-ngosan. Kadang ada client yang nyolot juga, kadang ada yang
baiiiik banget. Ya gitu itu manusia, karakternya beda-beda.
Dan hal yang paling ditunggu-tunggu
adalah buka puasa. Jelas!
Kadang diajakin jalan-jalan ke pasar
Geronggang beli berbagai macam wadai. Jalan-jalannya kami naik LV. Keren nggak
tuh mau ke pasar aja naik mobil. Ya karena emang tempatnya jauh boooo’ kalau
nggak salah 20-an kilometer. Mau jalan kaki? Seminggu juga nggak bakalan
sampai.
Karena masakan Padang Kuring melulu
setiap hari, pasti ada rasa bosen juga. Kadang nitip makanan sama orang yang
mau ke desa Batu Besar. Aku paling seneng sama masakan ikan asin bumbu pedas,
serius enak banget di Semarang belum pernah nemu yang selezat di tambang.
Kadang sering juga dibeliin jajanan
seperti cokelat, cemilan, minuman, bahkan pernah ada yang ngasih seloyang kue.
Baik ya? Terima kasih kalian semua, spesial thanks untuk Adm. Survey.
Masalah buka puasa udah beres, saatnya
siap-siap sholat taraweh. Di kawasan mess terdapat 1 buah masjid imut yang bisa
digunakan untuk sholat berjamaah. Para perempuan cuma kebagian 1 saf paling
belakang (karena emang manusia perempuan cuma sedikit) sisanya penuh dengan
orang-orang bersarung dan berpeci. 20 rakaat taraweh + 3 rakaat witir dijabanin
meski ngantuk-ngantuk kecapekan.
Malam-malam itu emang waktu yang tepat
untuk merindukan seseorang. Kangen sama orang tua, kangen sama temen, kangen
sama pacar juga, kudu sabar karena susah signal disono. Cuma ada Telkomsel aja,
itupun nggak lancar kadang dapat signal kadang sama sekali nggak ada. Oh
kejamnya kau pendiri operator seluler…
Semua itu jadi penting buatku. Terlebih
mengetahui tradisi masing-masing tempat. Di desa Geronggang aku sempat buka
bersama IT Senakin dan menyaksikan takbir keliling. Karena boleh libur, waktu
lebaran aku mengunjungi Kotabaru. Dari Senakin naik bus perusahaan sampai di
pelabuhan milik PT. Arutmin kurang lebih 30 kilometer, menyeberang menggunakan speedboat perusahaan selama 1 jam
sampailah di Kotabaru. Aku memutuskan menginap di rumah teman. Oh ya,
pengalaman pertama juga waktu di Kotabaru karena pas hari raya Idul Fitri,
nggak ada tuh yang namanya opor ayam. Adanya soto banjar. Makannya nggak pakai
nasi kayak kebanyakan soto, tapi pakai lontong atau ketupat. Ada juga laksa,
tapi aku nggak doyan. Nggak berasa lebaran deh. Kangen sama opor ayam dan
sambal goreng buatan Ibu. Hiks! :’(
Hari kedua lebaran, kami jalan-jalan
dong ke Sarang Tiung, pantai kebanggaan masyarakat Kotabaru. Meskipun berpasir tidak
putih, banyak karang, dan panas banget tempatnya, tapi lumayanlah buat
refreshing. Disini bisa melihat langsung 2 keajaiban Tuhan yang berdampingan
yaitu laut dan bukit (jadi inget lagu ‘Kotabaru gunungnya Bamega’). Ada juga
beberapa cottage yang disewakan untuk
istirahat keluarga yang berkunjung. Mumpung di area Kotabaru, nggak lupa
numpang eksis di Siring Laut, yang ada patung ikan gede tuh dan beli amplang di
pasar Limbur. *Masih dalam suasana lebaran lhoo*
Berdiri di tempat yg sama |
Atas : numpang eksis di speedboat | Bawah : berpose di Siring Laut |
Terima kasih Borneo untuk kenangan
indah Ramadhan tahun 2010. Banyak hal yang bisa aku dapatkan selama 6 bulan
menginjak di tanahmu. Aku jadi ngerti sedikit-sedikit bahasa Banjar :)
Yang bilang 'pantes gaji gede, lha wong kerjanya di tambang batu bara'. Kalian emang kudu ngerasain betapa susahnya dulu baru boleh nyeletuk! Cuti 3 bulan sekali aja susah ngaturnya, meeeeeen!
Another view |
**Sampai aku selesai menuliskan kisah
Ramadhanku ini, sampai detik ini pula, aku (selalu) rindu Senakin. Walaupun
site kabar-kabarnya sudah akan tutup, tapi kenangan disana bersamanya tidak
akan pernah tutup dari hati dan ingatan. Missing all the moments :')
Tulisan ini diikutsertakan dalam
Giveaway 28 Juni 2014…
Lebaran GakAda opor ayam haha kasian :D
BalasHapuswehee anak IT toh.
BalasHapussukses buat GA nya yaaaa
Semangat buat jalanin puasanya di pulau seberang...
BalasHapusooo. di kotabaru ternyata... bisa bepandir bahasa banjar sadikit lo, haha
BalasHapus