Kamu
apa kabar? Masih ingat aku nggak? Semalam aku ingat kamu, bahkan setiap hari
juga ingat kamu. Ah ya, aku hampir lupa kalau setiap senggang waktuku tak
pernah lupa stalking sosial media milikmu. Rasanya seperti kecanduan LONCAT dari gedung lantai 3, hancur
berantakan. Absurd ya? Memang. Apalah
arti ungkapan jika kenyataan lebih perih dari perumpamaan yang ada.
Kau
bilang kau tak memilihku (lagi). Sungguh?
Apa
kau lupa bagaimana bahagianya kita saat masih bersama? JALAN KAKI puluhan kilometer tak jadi masalah. Menapaki pasir
pantai pada teriknya matahari siang hari pun tak jadi soal.
Tidak.
Kau hanya ingat bagaimana aku pernah menyakitimu, dan itu harga mati. Aku tidak
bisa lagi mencuri-curi di hatimu. Pintunya saja sudah terkunci rapat dari
dalam. Mengintipmu pun sebenarnya sudah tak boleh, tapi bagaimana bisa aku
melepas begitu saja semua yang kuanggap ‘sudah biasa’?
“Andai
ku bisa ingin aku memelukmu lagi
Di hati ini hanya engkau mantan terindah
Yang selalu kurindukan”
Di hati ini hanya engkau mantan terindah
Yang selalu kurindukan”
Bagaimana
mungkin aku bisa melupakanmu jika kau adalah satu-satunya MANTAN yang masih mau berkomunikasi denganku. Kedewasaanmu membuatku
luluh dan menyesali keputusanku (dulu) pernah menyakitimu. Memelukmu? Salah satu
dari banyak kehangatan yang pernah kuterima darimu, dan sekarang aku rindu
pelukmu.
“Mau
dikatakan apa lagi
Kita tak akan pernah satu
Engkau disana aku disini
Meski hatiku memilihmu”
Kita tak akan pernah satu
Engkau disana aku disini
Meski hatiku memilihmu”
Ya
sudah jika itu keputusanmu untuk tidak merengkuhku dalam pelukmu lagi. Aku terima
dengan hati yang lapang. Meski hatiku SEMRAWUT
berkata tidak rela. Senang masih bisa berbicara denganmu. Semoga segera kau
temukan kebahagiaan yang tiada terkira untukmu.
---
Segera
saja AWAN yang biasanya putih bersih
menjadi abu-abu. Tak kuasa menahan beban lagi hingga akhirnya luruh dalam air
mata. Pipi yang biasanya bersemu kini tak lagi merona. Semua sudah berlalu,
kataku. Mungkin segala sesuatunya memang tidak ditakdirkan untuk memiliki
kesempatan kedua (jika pernah gagal).
Tulisan
ini diikutsertakan dalam Giveaway 7 Juni 2014…
hauwah hhehe.. puitis amat kaleeee... ya ini
BalasHapussemoga sukses atas GA karena doaku hehehe
salamku untuk semuanya