Minggu, 04 Mei 2014

Meet and Greet with Tere Liye


Hari mendadak banget aku dengar kabar bahwa penulis “Hafalan Shalat Delisa” akan mengadakan Meet and Greet di toko buku Gramedia Pandanaran. Mendadak pula aku langsung mandi dan siap-siap berangkat menuju TKP. Kasih kabar ke temen supaya nggak sendirian, eh ternyata dianya masih ada acara di Salatiga, apa boleh buat akhirnya seorang diri menghadiri meet and great. Jarang-jarang pula ketemu penulisnya langsung. Sendirian nggak masalah kok, kan udah biasa :D

Sampai di toko buku, ternyata acaranya sudah mulai. Mungkin baru saja dibuka sama moderator karena jam menunjukkan pukul 15 lebih sedikit. Dan inilah hasil yang aku dapatkan di acara talkshow dengan Tere Liye…



Sebenarnya, Tere Liye itu bukan nama dia yang sesungguhnya melainkan hanya nama pena. Nama aslinya ada Darwis. Cukup singkat untuk orang dahulu yang memang dikenal hanya memiliki nama 1 kata saja *eh

Kata Tere Liye berasal dari India yang artinya “untukmu…”
Jadi, ketika di sampul-sampul novelnya tercetak tulisan Tere Liye, mungkin artinya buku itu dipersembahkan untukmu keluarga… untukmu anak-anak… untukmu pembaca…

Bagaimana mungkin seseorang yang telah menerbitkan karyanya tidak mau disebut penulis? Ya, Tere Liye mengakui dirinya adalah seorang accountant. Menulis adalah hobi yang bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja sesuai dengan keinginannya. Hobi menulisnya itu muncul sejak ia berusia 6 tahun. Saat itu, ia sering mengganti huruf ‘W’ pada namanya menjadi ‘M’ dan huruf ‘i’ digantinya dengan “!” (baca : tanda seru) DARM!S dong jadinya? Wah aneh-aneh saja memang.

Nggak cuma jago nulis belasan buku, tetapi juga punya selera humor. Meet and Greatnya dipenuhi tawa. Seru bangeeet!!
Oh ya, pada setiap buku-bukunya yang ber-genre macam-macam ia menulis dengan tidak ingin mengurui ataupun memotivasi pembacanya. Tapi harapan ia yang sesungguhnya dari buku-buku yang telah diterbitkan yaitu semoga berguna untuk pembacanya. Member arti tersendiri melalui tulisan, disamping ingin laku juga *teteeep ngiklan*

Pada setiap tokoh dalam novel-novel karya Tere Liye, terkadang menggunakan nama-nama orang yang dikenalnya seperti nama orang tuanya. Tetapi hanya meminjam namanya saja, cerita merupakan fiksi.

Seperti halnya penulis lain, seorang yang kerjaannya menulis pasti memiliki rasa jenuh dan bosan ketika ia dihadapkan pada naskah yang belum selesai-selesai. Maka, jika hal tersebut terjadi pada Tere Liye maka ia akan berhenti sejenak, diselingi dengan membaca. Membaca buku apa saja yang menarik menurutnya.

Karena aku baru membaca 1 buku berjudul “Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin” dan merasakan ending yang nanggung dan bikin penasaran. Ternyata semua buku karya Tere Liye memiliki ending yang sama yaitu tidak tuntas. Dan itu sepertinya menjadi cirri khas seorang Tere Liye.

Dalam meet and great, Tere Liye mengungkapkan bahwa ia ingin membuat novel detektif. Kalau beneran kesampaian keinginannya, semoga ending-nya nggak bikin penasaran deh. Kan kasian juga pembacanya kalau novel detektif di akhir kisah nggak diketahui siapa yang jadi pembunuhnya. Kacau kan? Hahaha.


Sukses terus dengan karya-karya selanjutnya bang Tere. Oh ya, terima kasih untuk tanda tangan buku milikku yang terselip kalimat “semoga berguna ya, Neni” Thank you so much  :)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih dan selamat datang kembali :)