Sabtu, 15 Maret 2014

Perempuan, manusia yang serba terlalu

Minjem gambar disini

Kenapa aku nulis judul seperti itu? Karena dari sisi perempuan sendiri, aku merasa memang sebenarnya perempuan itu rumit. Dalam artian, rumit disini itu bukan complicated. Tapi, lebih ke-arah kemauan. Dia maunya ini, maunya itu, tapi kadang sulit menjelaskan apa maunya sendiri kepada orang lain. Hingga akhirnya mereka merasa kecewa sendiri
Buat yang udah punya pacar *jangan lirik gue* pasti suatu ketika, perempuan juga pengen dingertiin apa maunya. Masalahnya ada disini guys, perempuan itu nggak pernah bilang dan nggak akan pernah mau bilang apa keinginan dia kepada pasangannya. Lebih ke-pasangannya yang disuruh peka. Kalau pasangannya itu nggak peka, mungkin dia bisa ngambek. Namun, nggak semua perempuan seperti itu, hanya kebanyakan saja (lho?). Dan sebagai pasangan dari perempuan itu (baca: laki-laki) sebaiknya banyak-banyaklah berkepala dingin untuk mengerti sikap-sikap perempuan yang seperti itu. Syukur-syukur kalau pasangan kalian memang nggak suka main-lempar-kode untuk dingertiin. Biar apa? Biar nggak kebanyakan ribet mulu.
Ya, itu memang karena kodrat perempuan itu makhluk Tuhan yang diciptakan sebagai manusia yang terlalu kompleks.
Kalau nggak suka dan udah nggak cocok lagi? Udah, putusin aja *eh

Putus ya? Mungkin kebanyakan dari sisi perempuan yang bilang “mendingan kita putus aja”. Perempuan berani mengungkapkan kalimat telak seperti itu, karena dirinya udah nggak mau berhubungan (komunikasi) lagi dengan pasangannya, udah nggak mau tersakiti lagi hatinya. Tapi, kadang dia juga nangis atas apa yang telah diucapkannya. Nangisnya perempuan itu karena dia udah nggak sanggup lagi memendam perasaan yang ada di hatinya. Dibalik nangisnya perempuan yang habis mutusin pacarnya itu, ada makna tersembunyi di dalamnya, perkataan maaf untuk mantannya (laki-laki yang baru diputus) dan harapan baru semoga kedepannya lebih baik dari yang sebelumnya. Klasik.
Jangan salah, laki-laki juga kadang ada yang minta putus. Karena kubilang perempuan itu manusia yang serba terlalu, makanya ia terlalu berani mengambil keputusan untuk memutuskan ikatan hubungannya dengan cara ngomong langsung. Kalau laki-laki gimana? Kebanyakan dia terlalu takut untuk mengungkapkannya, takut nyakitin hati perempuan, malahan ada yang nggantung perasaan perempuannya, pelan-pelan menghindar, menghilang, akhirnya lenyap. Itu lebih sakit, bro. Lo laki-laki atau banci?
Kalau udah gitu, perempuan juga bisanya cuma nangis.

Asal kalian tahu, kalau perempuan udah bilang cinta padamu wahai laki-laki. Jangan dibilang itu konyol, mungkin pintu hatinya memang sudah tertutup untuk orang lain. Selanjutnya dia akan menyerahkan semua perasannya padamu, mencintaimu lebih, memberikan perhatian lebih. Jadi, jangan salahkan perempuan kalau dia terlalu over protective terhadapmu. Karena sifat perempuan memang seperti itu. Dia terlalu takut akan terjadi apa-apa padamu, makanya dia sering mengingatkanmu walaupun hatinya perih diabaikan. Dia takut hatimu tak lagi bersamanya saat kau tak sedang bersamanya, berjauhan dengannya. Dia takut kehilanganmu.
Karena perempuan itu kalau udah memiliki, pasti akan tulus menjaga dan merawatnya. Tersenyum padamu seolah dia baik-baik saja atas hubungannya denganmu. Tanpa ada yang tahu berapa banyak tetesan air mata bahagia, kesedihan, kekecewaan, dan luka yang terpendam.

Jika perempuan sudah tak memiliki ikatan lagi denganmu atau sudah putus. Mungkin perempuan tidak cepat membuka hatinya lagi untuk laki-laki lain. Kalaupun sangat mudah menggantimu, mungkin saja dia masih sangat ingin menghapus bayangmu dengan cara menghadirkan orang yang ingin diubahnya menjadi sepertimu. Tapi, kukatakan lagi nggak semua perempuan seperti itu. Sebenarnya dia terlalu susah jika harus melupakan kamu, yang telah menjadi bagian dari hidupnya, yang pernah mewarnai hari-harinya. Melupakan kamu yang udah sempat hadir di mimpinya, sama saja mengingat hal yang belum pernah ia lakukan. Sulit. Dan yang mungkin akan mereka lakukan itu adalah membiarkan kenangan tersebut menguap dengan sendirinya, menyibukkan diri sendiri dengan tanpa mengacuhkanmu. Membiarkan bayangmu menyelimutinya hingga ia benar-benar tak merasakan sakit olehmu. Hingga ia benar-benar dewasa mengikhlaskanmu. Menyadari dirinya hanyalah sebagai tulang rusuk susu, bukan tulang rusuk permanen.

Perempuan itu, manusia yang serba terlalu.
Terlalu memakai perasaan jika dibandingkan dengan laki-laki yang penuh logika. Terlalu kompleks hidupnya daripada laki-laki yang lebih memilih cara yang simple.

Sederhana saja, karena perempuan dan laki-laki dikodratkan untuk hidup saling berdampingan. Saling mengisi satu sama lain dengan kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Bukan hanya menonjolkan sisi terbaiknya, tetapi saling melengkapi untuk hidup di masa yang akan datang.

Ini hanya sebagian opini, jangan dimasukin ke hati ya? :D  
Salam.


Mengarang cantik di kantor, hari Sabtu yang kelabu..
 

9 komentar:

  1. Bagus juga tuh :)
    Jangan lupa kunbalnya yaa :)
    Farhan Blog : http://anggarafd.blogspot.com
    Farhan Tips : http://anggarafd.wordpress.com

    BalasHapus
  2. kok kamu tau banget soal perempuan mbak? haha "lha wong dia kan perempuan juga toh ya van* -_-

    BalasHapus
  3. heuheu... tapi dibalik ke-serba-terlalu-annya perempuan itu ada mutiara yang berbeda tiap perempuannya. :)

    BalasHapus
  4. kok kamu tau sih apa yang aku pikirkan? kau baca pikiranku ya? hahaha *apasih?*
    tapi juga gitu ya, di balik "keterlalu"nya sifat perempuan, pasti nyalahin lakinya karena nggak ngerti sama sifatnya itu.
    dan bener juga, selalu ada perasaan khawatir ketika kita lagi nggak sama dia, suka ada "negative thinking" gitu, tapi kata dosenku hapus pikiran" kayak gitu, biar nggak jadi kenyataan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Negative thinking itu pasti ada, cuma pinter2 nya kita aja biar ga berlarut-larut :D

      Hapus
  5. bagaimana dengan perasaan laki2? apa perempuan mau tau perasaan dia ? (hanya sebuah pertanyaan sob) :)
    ditunggu kunjungn bliknya sama follback jngn lupa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena saya perempuan, makanya saya menuliskan ttg perempuan. kalau buat laki-laki, next time aja kalau udah begitu paham :p

      Hapus
  6. Jadi dg mengatas namakan 'perempuan emang rumit' bisa seenaknya overprotektif ya mbak? Piss. :) salam kenal.

    BalasHapus

Terima kasih dan selamat datang kembali :)