Sebelum
memulai challenge hari kedelapan, aku
mau nanya sama kalian. Pernah nggak sih kalian bikin surat? Sudah pasti kebanyakan
orang menjawab “pernah”. Jaman masih sekolah pasti itu disuruh bikin surat
formal maupun informal pas pelajaran Bahasa Indonesa. Hayo ngakuu..
credit |
Kalau
surat cinta? *cieeehh*. Surat cinta ini nggak harus buat pacar lho. Surat cinta
boleh ditujukan kepada siapa saja yang kamu cintai, termasuk orang tua. Lho, kenapa
ini malah ngomongin surat cinta? Ya, tema hari kedelapan adalah surat cinta.
Mau tau aku akan menulis surat cinta untuk siapa? Mari ikuti aku yaa… *kretekin
jari dulu*
credit |
Assalamualaikum.
Selamat siang ayah, bagaimana kabarmu? Aku, ibu, dan adik disini baik-baik aja,
Yah. Tentu sangat merindukan kehadiranmu. Oh ya, tempat tinggal ayah siang juga
nggak?
Sebelas
bulan tanpa kabarmu tentu terasa menyesakkan dan sangat-sangat lama, ayah. Kini
aku telah dewasa, sudah cukup mengerti tentang beban hidup yang kau tampung dulu
saat membesarkanku. Peluh keringat sebagai dedikasi perjuangan untuk sesuap
nafkah anak dan istrimu. Aku sangat bangga padamu, ayah. Lelaki berjiwa keras,
namun aku tahu yakin hatimu terasa lembut. Aku sayang ayah.
Terima
kasih ayah telah mengajarkanku menjadi perempuan sholehah yang patuh pada Tuhan
dan ajaran agama. Terima kasih untuk segala waktu yang telah kau sempatkan
untuk mendengar celoteh masa kecilku dan keluh kesah masa dewasaku. Kau memang
berjiwa besar, ayah. Akankah jodohku kelak adalah pria yang tangguh sepertimu,
ayah?
Ayah,
jika buah hati kesayanganmu kini akan memohon maaf, apakah ayah akan
memaafkanku? Sungguh, dari dalam lubuk hati yang terdalam aku menyesal tak
menemani hari di penghujung usiamu. Aku menyesal telah membuatmu marah
seketika, sebelum ajal menjemputmu. Aku bodoh, aku kesal pada diriku sendiri,
maafkan aku ya, ayah? Seharusnya aku tak pernah membuatmu menyulutkan emosi kemarahanhanya
karena aku pulang malam (pada saat itu).
Andai
saja aku tahu kau akan meninggalkan kami, aku akan menemanimu sepanjang hari.
membahagiakanmu, mencetak senyum paling manis di wajahmu. Aku (mungkin) tak
akan membuatmu sangat kecewa ayah. Maafkan aku sekali lagi, ayah. Aku sangat
sangat menyayangimu.
Oh
ya ayah, jangan sungkan-sungkan mampir di mimpiku. Pintu bunga tidurku selalu
terbuka lebar untuk kehadiranmu. Doaku semoga engkau diberikan tempat terbaik
di sisi-Nya. Amiin.
Untuk
ibuku sayang,
credit |
Hai
ibu, kau adalah wanita paling sabar yang pernah kutemui di dunia. Terima kasih
telah membesarkanku dengan segala daya usahamu. Tanpamu, aku tak akan pernah
menjadi seperti ini. kasih sayangmu sangatlah terpuji untuk keluarga.
Aku
ingat, ketika aku masih kecil aku sangat merepotkan ibu. Menangis saat ibu hendak
berangkat kerja. Memaksa ingin ikut. Hehee. Tapi, aku dulu waktu masih kecil suka
banget tiap kali digorengin nasi sama blue
band. Enak banget. Dan ibu adalah orang yang mengajariku sabar, namun aku
tak bisa sesabar dirimu. Ibu hebat.
Tak
hanya itu, ibu adalah wanita paling tegar yang pernah kutemui. Semenjak kepergian
ayah hingga detik ini, tak pernah sekalipun aku melihat ibu menangis. Tak seperti
aku yang cengeng, hehee. Doakan aku ya ibu, semoga aku bisa sepertimu. Mempunyai
kesabaran dan ketegaran yang luar biasa. Mampu menutup rapat-rapat luka
hatinya, tanpa seorang pun tahu. Sosok perempuan yang mengalah / narimo ing
pandum. Aku sayang ibu.
Untuk
kamu,
Ya,
kamu yang (pernah) kusayangi. Kamu yang selalu menemani hari-hari indahku tahun
lalu. Tapi, kamu pun yang meninggalkanku 7 bulan yang lalu. Apa kabar liburan
kamu? Tentu menyenangkan ya tanpa sosokku yang sekiranya mengganggu.
Kau
tahu kenapa aku menuliskan surat cinta ini untukmu? Mungkin kau pikir aku
terlalu bodoh untuk semua ini. Tapi kurasa tidak. Aku sengaja memang
menuliskannya untukmu. Seseorang yang masih memenuhi hatiku dengan hasrat
rindu. Jadi pada kesempatan kali ini, “May
I say something to you, ‘beb’?”
Apa
kamu tahu bagaimana hatiku selalu menolak untuk merindukanmu? Apa kamu tahu
bagaimana kerasnya usahaku untuk mengalihkan duniaku selain tentangmu? Ah, kamu
tak pernah benar-benar tahu dan tak akan mungkin mau tahu.
Nyatanya
kamu malah datang disaat waktu tak tepat. Aku sudah cukup lelah menantimu. Aku sudah
cukup bahagia melihatmu bahagia (dalam imajinasiku). Aku sudah cukup ikhlas
menerima kekalahanku untuk memperjuangkan kita. Tapi kamu malah datang saat
semuanya telah baik-baik saja.
Apa
kamu akan peduli jika selanjutnya aku akan gila melihat tingkahmu setelah ini? Ah,
aku nggak habis pikir. Aku benci dengan kegelisahan yang menjelma akhir-akhir
ini. Rasa ingin tahu yang besar menuntutku untuk kembali ke masa-masa silam
saat malam-malamku terbayang-bayangi kabut rindu olehmu.
Aku
benci kau hadir dengan semu, aku ingin kau nyata di hadapanku. Aku rindu, dan
aku (masih) selalu sayang kamu ‘S’…
Sudah
sudah. Maaf, untuk surat cinta yang mendadak mellow dan galau. Semua ini timbul
begitu saja. Rasanya ingin nangis. Huaaaa… *puk puk diri sendiri*
Terima
kasih untuk yang telah membaca, mohon tinggalkan komentar.
Salam
kenal :*
Ps
: Postingan ini diikutkan dalam EmotionalFlutter 30 Days Blogging Challenge
Aku malah ngak bisa bikin surat, mending langsung telp atau bbm an ;-)
BalasHapus