Kita dulu itu ibarat awan mendung yang membawa titik-titik hujan.
Aku
adalah awannya.
Yang
menyediakan semua tempat untuk air hujan berlindung. Memberikan kehangatan
serta ruang yang nyaman, sehingga kamu selalu aman di bawa ke mana-mana.
Sekalipun terkadang rasanya berat dan sesak, tetapi aku tak pernah mengeluh.
Aku bangga bisa membawamu ke mana-mana. Aku senang bisa selalu mendekapmu, dan
dibuat seolah akan hidup selamanya denganmu.
Yang
muncul entah dari mana asalnya, membawa banyak harapan, yang ingin selalu
kugenggam.
Kamu
terasa dingin sekaligus hangat. Keras sekaligus lembut.
Sayangnya
kamu tak pernah bisa digenggam, selalu berdalih ingin mencari kebebasan, tanpa
diketahui kapan bisa tinggal lama di sebuah ruang.
Dan
saat sang waktu bertiup membawa ke manapun kita mau, kamu tiba-tiba pergi.
Jatuh
begitu saja ke bumi, tanpa menoleh, tanpa sepatah kata, dan membawa semua
harapan itu pergi. Hampa sudah aku rasanya, tak ada yang kupeluk, tak ada yang
kudekap lagi.
Aku
sendirian...
Namun
begitu waktu kembali meniupku, aku sadar... aku menjadi awan yang putih dan
ringan. Yang bahagia di antara sinar mentari. Dan aku juga mulai melupakanmu.
Membiarkanmu
yang tadinya jatuh entah ke mana di pelukan bumi, memberikan harapannya pada
orang lain.
Source
: vemale.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih dan selamat datang kembali :)