Entah
sejak kapan aku mulai berhenti memikirkan segalanya tentang kamu. Kata anak
jaman sekarang sih berhenti kepo-in kamu. Ya, kamu yang pernah dan cuma pernah
jadi masa lalu buatku. Dengan angka sembilan belas sebagai kuncinya. Yapss,
kamu.
Entah
sejak kapan ya, aku tak pernah membahasmu lagi. Mungkin sejak kamu pensiun
menjadi milikku. Sejak kamu memutuskan untuk pergi menjauh. Ya kah? Ternyata tidak.
Lebih tepatnya sejak aku yang mulai menjauhimu. Sejak aku berusaha melupakanmu
meski setengah-setengah, tapi berhasil bro! dan sejak saat itu pula aku mulai
menutup segala sesuatu yang berhubungan denganmu. Tulisan, kenangan dan
segalanya.
Tapi,
kenapa kamu tiba-tiba muncul dengan sosokmu yang mengagumkan? Mengapa kau
tawarkan lagi cinta yang indah seperti dulu? Kau juga tak mengungkapkan
bagaimana mungkin kau hadir dengan rasa cinta yang begitu mempesona.
Dan
sepertinya aku tak menolak kedatanganmu untuk kali ini. Aku terbius asmara yang
terpancar oleh bahasa tubuhmu. Rasa sendu saat kau tatap mataku, bibir yang
bungkam seribu bahasa, peluk erat yang menghangatkan meluluhkanku.
DAMN!
Aku terbangun saat hangatnya mentari mulai terasa. Ternyata keindahan yang
sesaat itu hanyalah sebuah mimpi. Dan tak akan pernah menjadi nyata, pesanku meyakinkan
pada hati dan otak.
Andai
saja kau tak datang, aku tak akan memikirkanmu seperti ini.
Andai
saja kau tak menawarkan pesona cinta, aku tak akan melamun dalam heningku.
Meski
hanya lewat mimpi…
Terima
kasih sudah menjengukku,
Saat
aku dalam keadaan terlemah karena sakit,
Meski
hanya lewat mimpi,
:’)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih dan selamat datang kembali :)