Ia datang dengan bahasa yang kadang tak kita ketahui,
Ia
muncul bersama pemikiran-pemikiran yang sedang kita arungi,
Melesat
cepat mencapai otak dengan pesan berulang-ulang.
Layaknya
manusia biasa pada umumnya,
Aku
mempunyai firasat, aku mempunyai kata hati,
Mungkin
tak selamanya firasat itu benar,
Namun
alangkah baiknya kata hati itu tak diremehkan,
Firasat
terkadang menjadi pertanda,
Gejala
bisikan alam yang menelusup melalui suara hati.
Terkadang
pilihan terbaik adalah menerima,
Batal
atau tidak, yang seharusnya terjadi memang akan terjadi,
Seperti
kepasrahan awan…
“Karena awan selalu berjalan seiring alur yang telah ditakdirkan
Tuhan untuknya.
Awan tidak pernah mengeluh untuk menjadi hujan,
untuk turun ke tanah memberikan kehidupan bagi seluruh umat manusia di Bumi
ini.
Untuk tidak pernah mengeluh mengikuti arah arus
sungai membawanya ke laut, lalu dia akan menguap, menjadi awan lagi, cerah
sekali, biru dan sangat indah. Lalu dia pun tak pernah mengeluh ketika dia
menjadi gelap dan hujan. Lalu kembali lagi menjadi air dan kembali ke laut.” – Dee
NB
: Pembaca yang baik selalu meninggalkan jejak komentar,
Big
thanks :)
Bagus tulisannya semoga menjadi kenyataan cita cita nya
BalasHapus