Selasa, 25 Juni 2013

Ketika senja mulai temaram

Senja di ufuk barat nampak temaram. Rintik hujan yang meneror bertubi-tubi dengan derasnya. Seonggok tubuh manusia terpaku di sisi jendela. Sekelebat kenangan sesekali muncul dalam butiran air yang turun membasahi jalan raya.

Hujan.
Entah mengapa hujan selalu mengingatkan pada masa lalu. Kenangan yang indah, bahkan pahit sekalipun. Setiap rintikannya seolah menjadi nada bak menceritakan sebuah pengalaman hidup seseorang.

Seiring dengan jatuhnya titik-titik dari Sang Pencipta kian lebat. Aku seolah terperangkap dalam suasana hening yang menjadikannya kelabu, dan semakin buram. Ah sial, rasanya semakin mengalir deras pula Kristal di pelupuk mata. Ingin kuhentikan setiap pedih yang menjelma air mata. Ingin kutorehkan luka pada nikmatnya basuhan hujan. Biarkan mengalir jauh ke lautan, biarkan aku tak menanggung beban ini sendirian.

Kusampaikan asa melalui bait-bait kata. Mungkin akan lebih bermakna karena aksara tak pernah mengekang rasa.

Tentang hujan.
Tentang sebuah kisah klasik bertemakan cinta.
Tentang sebuah pengabaian dan penantian.
Aku cinta hujan, dan aku cinta kamu.



NOTE : Pembaca yang baik selalu meninggalkan jejak komentar,
Big thanks :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih dan selamat datang kembali :)