Sabtu, 12 Agustus 2017

Mengangkat Pamor Lurik dengan Klaten Lurik Carnival


Mendung menggantung di langit Klaten ketika saya tiba di Jl. Pemuda. Meski gelaran Klaten Lurik Carnival sudah dimulai, tapi belum begitu terlambat untuk menyaksikannya.
Setelah memarkirkan sepeda motor, saya menuju lokasi rute Klaten Lurik Carnival yang sedang dilangsungkan bersama dengan ratusan bhkan ribuan penonton lain.


Klaten Lurik Carnival (KLC) adalah agenda tahunan yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Klaten, dan tahun ini merupakan gelaran yang ketiga kalinya. Klaten Lurik Carnival ini pun menjadi salah satu rangkaian acara dalam peringatan Hari Jadi ke-213 Kabupaten Klaten yang jatuh pada tanggal 28 Juli.
Namun, pelaksanaan Klaten Lurik Carnival (KLC) ditetapkan hari Sabtu, 29 Juli 2017 pukul 14.00.

Lurik adalah suatu kain bercorak yang dihasilkan dari proses penenunan benang. Biasanya motifnya sederhana dan tidak banyak seperti garis-garis.
Pedan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Klaten yang dikenal sebagai pusat kerajinan tenun lurik. Di daerah ini lurik memiliki sejarah yang sangat panjang, serta cerita pasang surut yang mengiringinya. (sumber : tribunjogja)

Klaten Lurik Carnival (KLC) diikuti oleh 36 kontingen yang terdiri dari 26 kontingen perwakilan dari masing-masing kecamatan di Kabupaten Klaten, 9 kontingen dari instansi pemerintah dan swasta, serta 1 kontingen dari SMA 1 Klaten.
Mereka berjalan kaki sepanjang Jl. Pemuda Klaten sepanjang 2 kilometer dimulai dari Monumen Juang '45 sampai panggung kehormatan di depan Gedung Sunan Pandanaran (seberang alun-alun Klaten).

Semua peserta berlomba-lomba menampilkan kreasi terbaik mereka. Memperagakan berbagai karya tradisional hingga modern dari kain lurik yang dipadukan dengan gerak dan musik. Setiap kontingen mengirimkan perwakilannya untuk memakai kostum karnaval yang mengusung bahan kain lurik. Diikuti oleh para pengombyong / pengiring di belakangnya.




Masing-masing kontingen menampilkan gelaran yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Ada yang menampilkan marching band hingga mengarak ogoh-ogoh. Adapun dari kontingen Kecamatan Prambanan mengusung replika destinasi wisatanya — Candi Prambanan — yang erat hubungannya dengan legenda Roro Jonggrang.



Dalam Klaten Lurik Carnival (KLC) saya menemukan salah satu kontingen dengan kostum nyentrik dari perwakilan Kecamatan Manisrenggo dengan tarian Srinthil Renggo Manis. Penampilan menarik lainnya dari kontingen Amigo Group. Mereka menggabungkan gamelan dengan alat musik modern seperti gitar, saxophone, dan drum, dipadukan dengan gerak para penarinya yang atraktif.



Setelah diarak dan tiba di depan panggung kehormatan, masing-masing kontingen diberi kesempatan untuk unjuk kebolehan selama 4 menit. Karena saya datang terlambat, jadi saya tidak bisa merapat ke panggung kehormatan yang digunakan para peserta karnaval untuk beratraksi. Selain karena sudah penuh penonton, juga terdapat pagar pembatas supaya jalannya para peserta di red carpet menjadi tertib dan teratur.

Dengan adanya Klaten Lurik Carnival (KLC) ini harapannya bisa mengangkat pamor lurik yang merupakan kain tradisional khas Klaten agar dikenal secara luas oleh masyarakat.

Acara selesai tepat waktu (sebelum hari menjadi gelap). Semoga tahun depan makin meriah dan saya bisa nonton lagi :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih dan selamat datang kembali :)