Kamis, 11 Mei 2017

Gemerlap Para Defile Dalam Parade Semarang Night Carnival 2017


Baru saja, Kota Semarang memperingati hari jadinya yang ke-470 pada tanggal 2 Mei 2017 yang lalu. Berbagai acara digelar untuk memeriahkan hari jadi tersebut. Salah satunya yaitu Semarang Great Sale (Semargres) dan Semarang Night Carnival (SNC).


Layaknya sebuah kota, minimal harus mempunyai 4 unsur utama. Yaitu, ada wilayahnya, ada penduduknya, adanya pemerintahan dan kedaulatan (yakni kekuasaan tertinggi untuk mengatur pemerintahannya). Karenanya, lahirnya Kota Semarang menjadi polemik tersendiri (berdasar pada saat kapan untuk pertama kalinya sebuah kota mempunyai 4 unsur tersebut sebagai sebuah totalitas).

Akhirnya, pada tanggal 29 April 1978, sidang paripurna DPRD Tingkat II Kotamadya Semarang menetapkan tanggal 2 Mei 1547 M atau 12 Rabiul Awal 954 H sebagai Hari Jadi Kota Semarang. Hal itu bertepatan dengan Sultan Demak meresmikan pengangkatan Pangeran Kasepuhan atau Ki Ageng Pandanaran II menjadi Adipati Semarang yang pertama.

Kembali pada topik utama yang mau dibahas, Sabtu malam tanggal 6 Mei 2017, kawasan Titik Nol KM Semarang dipadati oleh ribuan orang yang ingin menyaksikan Semarang Night Carnival. Tahun ini, gelaran Semarang Night Carnival adalah yang ke-7 kalinya sejak pertama kali diselenggarakan tahun 2011. Rute kali ini berbeda dengan Semarang Night Carnival tahun 2016, yaitu start di Titik Nol KM Semarang / depan Gedung Keuangan Negara dan finish di Jl. Pemuda / Lawang Sewu.

Menurut saya pribadi, gelaran Semarang Night Carnival tahun ini lebih menarik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan mengangkat tema "Paras Semarang", saya sebagai penonton lebih memahami identitas Kota Semarang melalui kostum yang dipakai para defile.

 
Sedikitnya ada ratusan peserta dari SMP, SMA, dan berbagai universitas yang dengan semangatnya sudah mempersiapkan diri berdiri di garis start sebelum pukul 18.00. Padahal acara sedikit molor dari jadwal karena rombongan Walikota Semarang baru tiba di tempat acara pukul 19.45.


Setelah sambutan dari Bp. Hendrar Prihadi selaku walikota Semarang, pembukaan Semarang Night Carnival 2017 ditandai dengan pembunyian sirine. Kemudian sebelum para defile unjuk kebolehan, terlebih dahulu drum band genderang suling canka lokananta dari Akademi Militer (AKMIL) Magelang membuka pertunjukan dengan beberapa lagu yang memukau.

Setelah defile mayoret masuk ke red carpet sambil diiringi lagu berjudul Negeriku, tiba saatnya yang ditunggu-tunggu oleh penonton sekalian.

·         Defile Blekok
Kota Semarang dihuni oleh berbagai spesies fauna. Salah satu fauna dari spesies burung, terkenal dengan bentuk kaki yang panjang dan berbadan panjang. Burung ini bisa ditemukan di daerah Semarang atas / Srondol. Mereka berkembangbiak dan menetap sehingga menjadi pemandangan yang menarik. Karena ekosistem mereka telah rusak, menyebabkan burung ini hampir punah. Dengan itu, pemerintah Kota Semarang sangat melindungi populasi mereka agar tetap ada di Kota Semarang.


Para defile ini mengenakan kostum yang dominan berwarna putih lengkap dengan sayap-sayapnya, mirip dengan burung blekok. Saya suka dengan lagu pengiring defile blekok ini di red carpet. Kira-kira ada yang tahu judulnya nggak ya? Biasanya sering dipakai di beberapa video instagram Pemkot semarang

·         Defile Kembang Sepatu
Bunga ini terdiri dari 5 helai daun kelopak yang dilindungi oleh kelopak tambahan (epicalyx), sehingga terlihat seperti 2 lapis kelopak bunga. Mahkota bunga terdiri dari 5 lembar atau lebih jika merupakan hibrida. Tangkai putik berbentuk silinder panjang.


Para defile ini mengenakan kostum dominan berwarna hijau tua yang diasosiasikan sebagai daun dan beberapa aksen merah pada kembang sepatunya. Mereka bergerak dengan cantiknya di atas red carpet diiringi lagu Gambang Semarang.

·         Defile Kuliner
Semarang adalah kota metropolis yang berkembang dan patut untuk dijelajahi. Ibukota provinsi Jawa Tengah ini terletak di pantai utara Jawa dan merupakan pelabuhan utama di sepanjang pesisir pantai utara. Kuliner di Kota Semarang banyak dipengaruhi iloleh Cina dan Belanda.


Para defile ini mengenakan kostum dominan berwarna hijau muda. Dalam kostum tersebut dihias beberapa kuliner / makanan khas Kota Semarang seperti lumpia, ganjel rel, bandeng presto, tahu pong, dan lain-lain. Menariknya, pengiring musik para defile kuliner adalah lagu-lagu khas Jawa seperti gethuk, padang wulan, dan cublak-cublak suweng.

·         Defile Lampion
Lampion adalah sejenis lampu yang dibuat dari kertas dengan lilin di dalamnya. Lampion ini biasanya tidak dapat bertahan lama dan mudah rusak. Teng teng adalah lampion khas Kota Semarang. Dahulu warga Semarang menggunakannya untuk pergi ke masjid dan kemudian saat bulan Ramadhan tiba, akan semakin banyak yang menggunakannya untuk pergi tarawih. Lampion pertama Semarang bernama dian kurung, dibuat pada tahun 1942.


Dengan kostum merah menyala, beberapa lampion berwarna merah pun tergantung menghiasi pakaian yang mereka kenakan. Para defile ini menari sesuai koreografi, sambil diiringi lagu berjudul Gado-gado Semarang, dimana sebagian liriknya diganti menjadi "jare Semarang kaline resik..."

Para peserta karnaval pun tak hanya datang dari Kota Semarang saja. Seperti dalam sambutan walikota Semarang, ada beberapa peserta yang datang dari Yogyakarta, Kabupaten Jepara, Kota Salatiga, dan Kabupaten Kendal. Mereka bergabung dengan para defile dari Kota Semarang.

Adapun defile dari Kota Sawahlunto yang mengambil tema matahari songket sawahlunto.
Bunga matahari memiliki makna dan filosofi tersendiri dimana filosofi tersebut memiliki arti kesetiaan. Karena dia selalu setia mengikuti arah matahari dan memiliki warna kuning yang identik dengan arti kehangatan, kegembiraan, dan kebahagiaan.
Penampilan songket silungkang kota Sawahlunto dengan nuansa bunga matahari yang berwarna kuning cerah menggambarkan sebagai suatu ungkapan kesetiaan para gadis-gadis Kota Sawahlunto terhadap hasil karya mereka dalam menghasilkan suatu kerajinan tradisional yang mempunyai nilai tinggi.


Selain itu, menariknya dari gelaran Semarang Night Carnival 2017 adalah penampilan defile SIFAF. Mereka datang jauh-jauh dari Taiwan, Thailand, Srilanka, dan Korea Selatan untuk memeriahkan Semarang Night Carnival 2017 ini.


Di Jl. Pemuda dekat Lawang Sewu juga disediakan panggung. Pada akhir acara akan diumumkan pemenang juara 1, 2, 3, serta juara favorit, dan best fotogenic dari masing-masing kategori defile blekok, kembang sepatu, kuliner, dan lampion. Kemudian acara ditutup dengan pesta kembang api.


Seperti yang sudah saya tuliskan di atas, saya lebih memahami tema yang diambil pada Semarang Night Carnival 2017 dibandingkan tahun sebelumnya. Dilihat dari kostumnya saja, saya paham ini defile masuk kategori mana. Tidak seperti tahun lalu yang mengangkat tema warak ngendog. Memang sih, warak ngendog adalah maskot Kota Semarang, tapi biarlah si warak eksis pada saat dugderan saja.

Sekian dan sampai jumpa di Semarang Night Carnival tahun depan.
Ayo wisata ke Semarang! :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih dan selamat datang kembali :)