Rabu, 27 April 2016

Karnaval Paskah dan Seni Budaya 2016


Setelah sebelumnya pada 27 Maret 2016 diadakan Pawai Ogoh-ogoh untuk memperingati Nyepi umat Hindu, kini giliran umat Kristiani menggelar Karnaval Paskah dan Seni Budaya 2016. Acara ini berlangsung pada tanggal 8 April 2016 sore hari dengan start di Balai Kota Semarang.


Sepulang kerja, saya berniat untuk nonton karnaval ini. FYI, karnaval ini terbuka untuk ditonton warga umum hanya penyelenggaraannya saja berasal dari umat Kristiani. Karnaval yang rencananya akan dimulai pukul 14.00 mundur beberapa saat karena menunggu acara dibuka oleh bapak walikota Semarang, yang kebetulan sedang menghadiri rapat di Jakarta.

Start dari Balai Kota Semarang menuju lapangan Tri Lomba Juang Semarang. Melewati Jalan Pemuda dan Jalan Pandanaran yang otomatis akan ditutup sementara saat karnaval dimulai. Saya sendiri menunggu arak-arakan karnaval di sekitar Jalan Pandanaran, setelah sebelumnya mampir sebentar di Taman Pandanaran yang ada patung Warak Ngendhog itu lho.


Pada pukul 16.00 peserta karnaval sudah mulai memasuki Jalan Pandanaran, tempat dimana saya menunggu. Tidak menunggu lama, saya langsung mengabadikan beberapa hal yang menarik.

FYI, karnaval ini melibatkan paroki-paroki gereja Katolik dan Kristen se-Kota Semarang, siswa sekolah Katolik dan Kristen baik negeri maupun swasta, dari SD, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi, dan berbagai komunitas.

Mereka menampilkan kostum-kostum yang unik, ada pula yang memakai pakaian daerah. Di sepanjang jalan mereka menyanyikan lagu-lagu gereja (yang tentu saja saya nggak tahu, heheee). Ada beberapa peserta yang menampilkan Marching Band. Dan saya lihat ada anak kecil seusia SD membagi-bagikan permen kepada penonton anak kecil.





Beberapa mobil hias juga turut memeriahkan jalannya karnaval. Tidak ketinggalan pula komunitas sepeda motor roda tiga untuk penyandang difabel.

 

Yang paling unik adalah....

 
Selain karnaval, ada beberapa titik – seperti di Taman Pandanaran – didirikan posko layanan kesehatan. Masyarakat umum yang ingin berobat atau sekedar periksa bisa berkunjung di posko ini, gratis lho. Di sebelahnya ada bazaar, yang menjual barang-barang dengan harga murah. Di dalam lapangan Tri Lomba Juang Semarang juga menyediakan posko layanan sosial sepeti pijat refleksi gratis dan potong rambut gratis.


Setelah karnaval selesai, beberapa peserta masuk ke dalam lapangan Tri Lomba Juang untuk menyaksikan pentas seni budaya. Tidak sedikit pula yang memilih pulang ke rumah masing-masing karena hari sudah mulai gelap. Saya (sebagai penonton) juga memilih untuk pulang ke rumah karena mungkin ini adalah rangkaian acara untuk umat Kristiani.


Pada pukul 20.00 setelah acara penutupan, digelar pesta kembang api di Lapangan Tri Lomba Juang. Kok saya tahu? Iya. Setelah mandi dan sholat Maghrib, saya dapat kabar dari temen yang kebetulan berada di sana. Nggak pakai lama (karena cukup dekat dari rumah), saya meluncur lagi ke Lapangan Tri Lomba Juang untuk menyaksikan pesta kembang api. Nggak begitu heboh sih, tapi cukup menghibur.

Harapan ke depan semoga karnaval-karnaval lintas agama seperti ini – Karnaval Paskah, Pawai Ogoh-ogoh, dan Warak Ngendhog – selalu diselenggarakan dan didukung oleh Pemkot Semarang.


Di antara berbagai event yang diselenggarakan di Semarang, kamu pernah menyaksikan yang mana saja? 
Apa kamu termasuk orang-orang yang suka mengabadikan event di kotamu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih dan selamat datang kembali :)