Padahal aku sudah siap dengan segala
penolakan. Dengan segala alasan-alasan yang tak logis sekalipun. Padahal aku
sudah akan ikhlas jika kau tak lagi menginginkanku. Aku berusaha menerima
segala keputusan tanpa memohon.
Ah, nyatanya aku yang terlampau
berharap. Ketinggian berkeinginan. Nyatanya aku tak siap menerima acuhmu.
Nyatanya aku tak pernah siap dengan segala resiko jika menghubungimu kembali.
Argh!
Siang berganti malam. Malam berlalu
ditandai dengan terbitnya fajar. Hingga matahari kembali berada tepat di atas
kepala. Begitu seterusnya, hingga lebih dari satu tahun segalanya telah
berlalu. Senyumanmu, tawamu, seolah hanya mampu kumiliki dalam mimpi.
Hanya satu pertanyaan yang harus aku
katakan. Cuma satu jawaban yang aku butuhkan, tapi kamu selalu menggantungnya.
Kau pikir aku tak menunggu-nunggu kabarmu? Kau pikir aku tak menanti-nanti
pesanmu?
Lihatlah, aku baik-baik saja dengan
ratusan hari tanpamu. Masih dengan rasa yang sama di hari ketika kau tak pernah
kembali lagi. Apa aku benar-benar salah jika menghubungimu kembali? Kenapa?
Bahkan aku iri dengan orang-orang di masa lalumu yang seenaknya saja masuk ke
kehidupanmu, kenapa aku berbeda?
Terlalu lama menulis ini tentangmu
membuatku terlalu protes terhadapmu. Padahal aku sudah berjanji tak akan
mengusik apapun inginmu. Padahal aku hanya butuh jawaban "YA" dan
kami akan bersama kembali, atau "TIDAK" maka aku akan menjauhimu
selamanya. Aku janji, apapun keputusanmu mungkin itu yang terbaik buat kita.
Dear Sagittarius,
Let
me read you better, because I want to love you better.
Dibuat untuk #30HariMenulisSuratCinta
Hari ke-1
waw, lagi digantung yaa, tapi jangan mau kalah sama galau ya. tetap menulis surat cintaaaa
BalasHapus-ikavuje
Percayalah, alam semesta selalu mempunyai renca aterbaik bagi penghuninya, meski lebih sering ia menyembunyikannya. semangat yah ^^
BalasHapus