Entah
ini sudah kalimat keberapa setelah sebelas minggu kepergianmu. Tepatnya hari Kamis sebelas minggu yang lalu. Dan entah karena apa aku terhanyut lagi dalam kalimat-kalimat
yang berhubungan denganmu.
“Aku hanya pergi
tuk sementara,
Bukan tuk
meninggalkanmu selamanya,
Aku pasti kan
kembali pada dirimu,
Tapi kau jangan
nakal,
Aku pasti kembali..”
Kurasa
cukup waktu untuk menunggu harapan akan hadirmu nyata lagi dalam hari-hariku.
Kosong. Cukup tahu, kamu tak akan pernah datang lagi. Bahkan sedetik pun untuk
sekedar menjengukku, tak pernah.
Kurasa
cukup waktu untuk mengemis perhatianmu. Tidak, tidak. Sudah sejak sebelas
minggu yang lalu pula aku belajar untuk tidak berharap lebih padamu. Karena kenyataan
selalu mengajarkanku bahwa yang kuharapkan tak selalu akan kucapai. Sejauh mata
memandang, sejauh kamu yang kian semu.
“Engkau masih yang
terindah,
Indah di dalam
hatiku,
Mengapa kisah kita
berakhir,
Yang seperti ini..”
Ah,
percuma. Memutar memori kembali pada masa dimana kita pernah bahagia berdua
hanya menyakitiku saja. Mungkin juga menyakitimu, mungkin tidak.
Tapi
entah bagaimana mungkin aku bisa menyimpan gejolak rasa ini. Bagaimana pun juga
kamu pernah nyata. Kamu pernah menggoreskan kenangan dengan sangat dalam, di
sini. Hati. Tempat berkumpulnya semua rasa yang tercipta.
Aku
tak akan bicara cinta, karena itu nyata adanya.
Aku
tak akan bicara kerinduan, karena itu sudah terlampau sering.
Aku
pun tak akan bicara tentang pengkhianatan, karena bagaimana pun juga kamu tetap
indah.
Kamu
hebat, bahkan dalam ketidakhadiranmu mampu membuatku selalu mengingatmu. Mampu membuatku
selalu menutup hati untuk lelaki manapun. Mungkin aku hanya bisa berharap bahwa
aku bisa sepertimu. Tak melulu terbebani oleh rindu dan rasa ingin bersama. Bertemu
ya syukur, tidak juga sudah biasa.
* Selamat
berbahagia di hari liburmu yaa. Maaf, aku sengaja tak mengunjungimu… :')
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih dan selamat datang kembali :)