Marina dalam memory

Sesaat sebelum senja, sengaja kunikmati nyanyian alam nan indah. PANTAI. Aku jatuh cinta padanya berkali-kali. Aroma air yang sejuk, pantulan sinar di atas air, serta deburan ombak yang merdu. Menentramkan hati yang sedang kalut. Menenangkan pikiran yang dilanda kegelisahan.

Kuputuskan untuk mengunjunginya, seorang diri. Menyusuri jalanan yang (kebetulan) ramai sekali. Ah, aku tidak ingat persis kalau hari ini malam Minggu. Sepasang sejoli sepertinya sedang menikmati kebahagiaan mereka. Tapi, aku disini hanya terpaku sendiri. Melamunkan kenangan bersama seseorang yang jauh di sana. Mungkin dia tak ingat atau pura-pura lupa. Entah, aku tidak peduli. Yang jelas, aku masih berharap dia bersamaku di sini (lagi) suatu saat.

Mereka yang bercanda tawa dengan pasangannya.

Mereka yang bercakap-cakap dengan rekan, kawan, atau saudara.

Mereka yang bermain layang-layang di ujung sana.

Mereka yang mencari nafkah dengan jala dan perahunya.

Mereka yang sibuk mengotak-atik kamera SLR-nya.

Dan aku yang berjalan menyusuri tepi lautan tanpa tujuan. Sesekali mengarahkan pandangan di kejauhan. Sesekali mengambil potret keindahan yang ada. Isyarat hati yang sepi.

Next to [Marina dalam memory Part II]