Ini nggak
adil, sangat-sangat tidak adil.
Kenapa
harus aku yang selalu mengalah? Kenapa harus aku yang selalu mencarimu? Kenapa
harus aku yang selalu menyapamu terlebih dahulu? Aku merasa hanya aku yang
berjuang sendirian.
Mungkin aku
bisa saja suatu saat lelah untuk mengertimu. Tapi, kamu terlalu berharga untuk
diacuhkan begitu saja. Nyatanya, aku tak pernah bisa benar-benar ingin melupakanmu.
Aku ingat betul bagaimana menyakitkan hal yang kamu lakukan padaku, tapi aku
diam. Diamku bukan untuk mengobarkan dendam, tapi hanya ingin suatu saat kamu
tahu dan sadar kalau aku disini mencoba untuk setia padamu, aku hanya ingin
kamu peka terhadap segala rasa sabar yang kupunya.
Aku dengan
rasa sabarku yang selalu menunggumu, dan kamu dengan kesibukanmu yang menyita
seluruh perhatianmu padaku. Aku juga ingin seperti pasangan lain yang saling
memperhatikan. Bukan hanya satu pihak saja yang berjuang. Karena ini tentang
kita, ini cerita kita, ini hubungan kita.
Jujur, aku
capek dengan semua sikapmu yang seolah egois untuk dimengerti terus. Tolonglah,
lebih peka sedikit. Aku ini bukan patung, atau robot, aku punya hati, punya
perasaan juga sama sepertimu. Satu hal lagi, andai saja kamu tahu, tak ada
waktu yang terbuang untuk tak memikirkanmu.
Atau
mungkinkah aku yang selalu salah? Aku yang terlalu banyak waktu luang,
sedangkan kamu sibuk dengan berbagai macam alasan. Entahlah.
Menyakitkan
itu sederhana,
Mencoba
bersikap pengertian tapi nggak dingertiin balik,
Aku butuh
seseorang yang menenangkan, menjaga, membimbing, serta selalu ada dalam tawa
maupun sedihku. Ya, kupilih dan kutetapkan kamu sebagai kekasih terhebat.
Maaf, aku
bukan kekasih yang baik, tapi aku tahu aku bisa jadi lebih baik untukmu.
NB: Terima
kasih Blogger,
sudah menerima curhatanku :’)
Terima kasih ‘S’ sudah menjadi kekasih serta partner yang baik untukku,
I Love You :*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih dan selamat datang kembali :)