Rela
terpisahkan jarak, rela dinomorsekiankan oleh kesibukan, dan rela dengan
kurangnya komunikasi. Minimnya signal seharusnya tak menjadi masalah dan bukan
masalah utama sebenarnya.
Akan
tetapi, apa penyebab sering bertengkarnya aku dan dia?
Ini
bukan tentang perselingkuhan atau tentang ketidaksetiaan. Melainkan ini tentang
perasaan. Sepertinya dia kurang peka sekali dengan keadaanku di sini.
Terabaikan dan terbiasa diabaikan tanpa kabar yang pasti dari dirinya.
Namun,
entah rasa apa yang diijinkan Tuhan berkenan di hatiku. Aku masih bersamanya,
dengan rasa yang sama tanpa berkurang sedikitpun. Bahkan makin lama, aku merasa
tak ingin kehilangannya. Walaupun aku sudah separuh kehilangan dia yang dulu,
dia yang kini seluruh waktunya terisi oleh kesibukan yang entah apa itu. Namun,
aku tetap berusaha mempertahankan cerita kita, hingga suatu waktu akan
memisahkan aku dan dia.
“Tuhan,
aku mohon jaga dia untukku, berikan dia kesehatan, keceriaan, dimanapun dia
berada.
Tolong
jaga senyuman itu karena itulah yang mampu membuatku bertahan.
Aku
janji, akan jadi kekasih yang baik untuk dirinya.
Tuhan,
aku ingin mengatakan aku rindu dirinya, ingin kupeluk dia di dalam doa-doa yang
selalu kupanjatkan.
Berikan
kesadaran selalu, bahwa di sini masih ada seseorang yang menunggunya,
mencintainya, sangat-sangat tak ingin kehilangan sosoknya.
Meski
berat jalan yang kami lalui. Kuatkan kami Tuhan.
Amin..”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih dan selamat datang kembali :)