Mendung menggantung di langit Klaten
ketika saya tiba di Jl. Pemuda. Meski gelaran Klaten Lurik Carnival sudah
dimulai, tapi belum begitu terlambat untuk menyaksikannya.
Setelah memarkirkan sepeda motor,
saya menuju lokasi rute Klaten Lurik Carnival – yang sedang dilangsungkan – bersama dengan ratusan
bhkan ribuan penonton lain.
Klaten Lurik Carnival (KLC) adalah
agenda tahunan yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Klaten, dan tahun ini
merupakan gelaran yang ketiga kalinya. Klaten Lurik Carnival ini pun menjadi
salah satu rangkaian acara dalam peringatan Hari Jadi ke-213 Kabupaten Klaten
yang jatuh pada tanggal 28 Juli.
Namun, pelaksanaan Klaten Lurik Carnival
(KLC) ditetapkan hari Sabtu, 29 Juli 2017 pukul 14.00.
Lurik adalah suatu kain bercorak yang
dihasilkan dari proses penenunan benang. Biasanya motifnya sederhana dan tidak
banyak seperti garis-garis.
Pedan adalah sebuah kecamatan di
Kabupaten Klaten yang dikenal sebagai pusat kerajinan tenun lurik. Di daerah
ini lurik memiliki sejarah yang sangat panjang, serta cerita pasang surut yang
mengiringinya. (sumber : tribunjogja)
Klaten Lurik Carnival (KLC) diikuti
oleh 36 kontingen yang terdiri dari 26 kontingen perwakilan dari masing-masing
kecamatan di Kabupaten Klaten, 9 kontingen dari instansi pemerintah dan swasta,
serta 1 kontingen dari SMA 1 Klaten.
Mereka berjalan kaki sepanjang Jl. Pemuda
Klaten sepanjang 2 kilometer dimulai dari Monumen Juang '45 sampai panggung
kehormatan di depan Gedung Sunan Pandanaran (seberang alun-alun Klaten).
Semua peserta berlomba-lomba menampilkan
kreasi terbaik mereka. Memperagakan berbagai karya tradisional hingga modern
dari kain lurik yang dipadukan dengan gerak dan musik. Setiap kontingen mengirimkan perwakilannya
untuk memakai kostum karnaval yang mengusung bahan kain lurik. Diikuti oleh
para pengombyong / pengiring di belakangnya.
Masing-masing kontingen menampilkan
gelaran yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Ada yang menampilkan
marching band hingga mengarak ogoh-ogoh. Adapun dari kontingen Kecamatan Prambanan
mengusung replika destinasi wisatanya — Candi Prambanan — yang erat hubungannya
dengan legenda Roro Jonggrang.
Dalam Klaten Lurik Carnival (KLC)
saya menemukan salah satu kontingen dengan kostum nyentrik dari perwakilan Kecamatan
Manisrenggo dengan tarian Srinthil Renggo Manis. Penampilan menarik lainnya
dari kontingen Amigo Group. Mereka menggabungkan gamelan dengan alat musik modern seperti gitar, saxophone,
dan drum, dipadukan dengan gerak para penarinya yang atraktif.
Setelah diarak dan tiba di depan
panggung kehormatan, masing-masing kontingen diberi kesempatan untuk unjuk
kebolehan selama 4 menit. Karena saya datang terlambat, jadi saya tidak bisa
merapat ke panggung kehormatan yang digunakan para peserta karnaval untuk
beratraksi. Selain karena sudah penuh penonton, juga terdapat pagar pembatas supaya
jalannya para peserta di red carpet menjadi tertib dan teratur.
Dengan adanya Klaten Lurik Carnival (KLC)
ini harapannya bisa mengangkat pamor lurik yang merupakan kain tradisional khas
Klaten agar dikenal secara luas oleh masyarakat.
Acara selesai tepat waktu (sebelum
hari menjadi gelap). Semoga tahun depan makin meriah dan saya bisa nonton lagi
:D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih dan selamat datang kembali :)