Seperti yang sudah terlaksana
di tahun-tahun sebelumnya, karnaval budaya dugderan yang diadakan di kota
Semarang terbagi menjadi 2 hari. Di hari pertama (Sabtu, 4 Juni 2016) kirab
budaya dugderan dengan rute Balaikota Semarang – Masjid Agung Semarang – Masjid
Agung Jawa Tengah sudah berjalan dengan lancar. Saya sudah posting di blog ini,
kalau mau baca-baca bisa mengunjungi link berikut ini.
Di hari kedua, karnaval
budaya dugderan diselenggarakan pada Minggu tanggal 5 Juni 2016. Untuk peserta
kali ini mayoritas anak-anak. Mereka adalah pelajar tingkat TK / RA, SD / MI,
dan SMP / MTS. Untuk rute relatif lebih singkat daripada kirab budaya, yaitu start dari Lapangan Simpang Lima
Semarang – Jalan Pahlawan – Taman Menteri Supeno (Taman KB). Meski kenyataannya
mereka hanya finish di bundaran air
mancur Jalan Pahlawan.
Pelaksanaan karnaval
budaya dugderan di hari Minggu yang bertepatan dengan Car Free Day (CFD) kali ini, menurut saya nggak teratur. Mungkin panitia
bermaksud baik supaya penonton karnaval banyak (karena tahun lalu karnaval diselenggarakan
hari Senin pagi jadi nggak banyak yang nonton). Saya pun sempat berpikiran
demikian, hingga Minggu pagi saya nonton karnaval merasa ‘kok jadi gini sih
acaranya?’.
Saya yang udah
terlanjur kesel duluan karena dimana-mana macet dan susah cari tempat parkir
(mana motor ditabrak dari belakang pula), makin nggak semangat pas lihat
suasana di sekitar rute yang akan dilalui untuk karnaval. Aslinya males juga
nulis di blog, tapi yaudahlah ditulis aja. Tapi kali ini saya nggak akan
panjang lebar cerita tentang ‘ada apa aja
sih di karnaval dugderan bagi anak-anak?’, tapi saya akan menguraikan
betapa ini adalah kabar buruk bagi saya, sebagai penonton yang sejak tahun 2013
menyempatkan nonton.
Pukul 8.25 peserta
karnaval sudah sampai di depan Gedung Pramuka Jalan Pahlawan Semarang. Ini
menurut saya sudah terlalu kesiangan karena menurut baliho-baliho yang tersebar
di area Kota Semarang, karnaval dimulai pukul 06.00. It’s ok ada upacara pembukaan, tapi apa upacara butuh waktu satu
jam? Saya juga melihat banyak rombongan peserta yang datang lebih dari pukul 07.00.
Mohon di acara-acara berikutnya bisa dikoordinasikan untuk kedisiplinan panitia
dan peserta.
Yang saya nggak
habis fikir adalah ada event lain
yang diselenggarakan di Jalan Pahlawan. Sama-sama menggunakan badan jalan raya
yang sama. Di waktu yang sama pula. Kok bisa? Kalaupun event lain ini memang harus diselenggarakan di hari yang sama,
kenapa diberi izin menempati jalan yang akan digunakan sebagai rute karnaval? Kan
bisa tuh menempati di sisi selatan bundaran air mancur. Nggak ada koordinasinya
kah?
Saya nggak akan membahas
ini kalau saja event yang diberi nama
Pagi-pagi Disko tidak mengganggu berlangsungnya karnaval. Namun pada
kenyataannya, event tersebut
mengganggu sekali. Sound system
besar-besar tentu saja menimbulkan suara yang Subhanallah menggelegar sekali. Sementara para peserta karnaval yang
tampil misalkan saja marching band,
sampai suaranya nggak terdengar sama sekali. Mana peserta karnaval harus jalan
berdesak-desakan dengan penontonnya Pagi-pagi Disko. Kan kasihan.
Saya bukan bermaksud
membela Karnaval Dugderan. Kegiatan ini kan hanya dilaksanakan setahun sekali
untuk memperingati datangnya bulan Ramadhan. Mbok ya dihargai, ini tradisi lho.
Lama-lama saya bisa
menikmati karnaval dugderan di beberapa menit awal. FYI, peserta karnaval berjalan
dari Lapangan Simpang Lima Semarang menuju bundaran air mancur Jalan Pahlawan
lewat sebelah timur dari median jalan (belok persis di depan Living Plaza). Hingga
akhirnya saya sadar jarak antara satu rombongan dengan rombongan lain semakin
lama. Saat itu saya balik badan, ternyata beberapa rombongan karnaval sudah lewat
dari sisi barat median Jalan Pahlawan. Beberapa menit kemudian ada yang lewat
lagi di sisi timur. Woii, ini maksudnya gimana??
Merasa sudah terlalu
kesal, saya memutuskan mengambil sepeda motor dan pulang.
Pantomim! Lucu! |
Kecil-kecil naik kuda sendiri. Keren! |
Sekitar pukul 10.00 jalan
raya yang awalnya ditutup untuk kegiatan Car Free Day (CFD) sudah dibuka lagi.
Otomatis banyak kendaraan berseliweran. Padahal peserta karnaval dugderan waktu
itu belum selesai seluruhnya. Masih ada beberapa rombongan yang berada di
lapangan Simpang Lima dan beberapa yang masih berjalan di seputar Jalan Pahlawan.
Bagaimanakah selanjutnya nasib mereka? Saya tidak tahu, dari awal sudah terasa
sekali keruwetannya.
Harapan saya sebagai
penonton, semoga di acara-acara yang akan diselenggarakan di kemudian hari,
tolonglah koordinasi diutamakan, kerja sama, kedisiplinan ditingkatkan. Bukan
bermaksud mengajari lho, hanya saja saya juga senang kalau melihat sebuah event digelar dengan sukses.
Wah Semarang ramai banget ya mbak :D
BalasHapuskemarin nggak dateng ke acara ini, ke Kaliwungu aja yg deket dari rumah,,
Hehehe
Seru ya walau terasa malah sumpek hahahahha. Katanya ada acara Sam Po Kong ya akhir bulan ini?
BalasHapus