Long
weekend 4 hari rasa-rasanya emang bikin susah move on ya? Nggak
siap gitu buat melanjutkan rutinitas setiap harinya. Tapi ya mau gimana lagi? Kerja,
biar dapet duit buat piknik lagi :D
Setelah hari Kamis kemarin sukses
menginjakkan kaki di bumi Sleman dengan menempuh perjalanan dari Semarang dan
mampir di Ratu Boko. Malamnya kami bertiga (Aku, Atik, dan Handoyo) numpang
nginep di Perumahan Puri Sumberadi, rumah kakaknya Atik.
Jumat pagi, 6 Mei 2016 kami ada rencana ke
Kalibiru. Tau kan? Yang lagi ngehits rumah pohonnya itu tuh?
Rencana berangkat pagi-pagi banget
tinggallah rencana semata. Akhirnya pukul 10 lebih kami berangkat dengan bekal “menghafal”
rute dari google maps. Salah satu di antara kami nggak ada satupun yang tahu
rute menuju ke sana. Aku yang (selalu) didaulat mencari jalan mengendarai motor
paling depan. Alhamdulillah lancar, nggak pakai acara nyasar. Sempat satu kali
berhenti untuk isi bensin dan beli perbekalan di Godean. Pukul 11.30 kami berhenti
di Masjid Baiturrahman daerah Pengasih, sambil nunggu Handoyo menunaikan Sholat
Jumat. Setelah itu perjalanan dilanjutkan kembali.
Menurut kakaknya Atik, kami disuruh lewat
Clereng aja, katanya lebih dekat. Dari Pasar Clereng, kami belok ke kiri menuju
Kalibiru dengan melewati tanjakan yang lumayan. Syukur Alhamdulillah motor
matic yang saya kendarai kuat nanjak, hehee…
Setelah memarkirkan kendaraan di tempat yang
sudah disediakan dan membayar biaya parkir Rp 2.000,- per motor, kami jalan
kaki menanjak untuk sampai di tempat pembelian tiket masuk. Untuk tiket
masuknya sendiri saya lupa karena dibayarin temen, kalau nggak salah sih Rp
10.000,- per orang.
Wisata Kalibiru ini terletak di Desa
Hargowilis, kecamatan Kokap, Kabupaten Kulonprogo. Yang menariknya lagi adalah
kita bisa menyaksikan pemandangan perbukitan Menoreh dan Waduk Sermo dari sana.
Bagi saya, Jogja itu identik dengan ketenangan
dan kenyamanan. Namun, tidak untuk kali ini. Di musim liburan panjang seperti
saat ini, saya merasa tidak sedang berada di Jogja meskipun Kulonprogo masih
masuk wilayah Jogja. Saya merasa asing di tempat yang asri ini. Hiruk pikuk
wisatawan dengan logat beraneka ragam menambah bengong ‘apa benar saya berada
di Jogja?’
Baiklah, saya coba menepis pikiran-pikiran
yang bisa membuat bad mood, dan
mencoba menikmati keindahan yang ditawarkan oleh Kalibiru.
Sebelum percabangan jalan, ada sebuah kolam kecil
yang di atasnya ada tulisan “Kalibiru”. Nggak pakai lama, kami pun antri untuk berfoto
di depannya.
Yang paling populer dari Wisata Kalibiru ini
adalah menara pandang yang ada di atas pohon. Ada beberapa spot yang bisa
dipakai berfoto di atas pohon dengan background
Waduk Sermo. Kalau ingat rumah pohon di sini, jadi ingat rumah pohon yang ada
di Puncak Becici dekat rumah saudara di Bantul. Mirip, cuma di sana nggak ada
pemandangan waduknya. Hehee. Selain itu juga ada jembatan gantung yang terbuat dari bambu dan tali, area outbound, dan flying fox. Bagi yang mau menginap, bisa banget. Tersedia homestay yang bisa disewakan per malam.
Sayang sekali, pada saat kami sampai di
sana, antrian untuk berfoto di rumah pohon sudah penuh sampai jam 5 sore. Waktu
itu memang pengunjungnya penuh banget. Foto di pinggiran biar ada pemandangan
waduk Sermo aja sampai nggak dapat tempat. Kesel kan ya kalau gitu?
Inget punya inget, ada temen yang ulang
tahun di hari itu juga namanya Tika. Dia itu temen deket sejak duduk di bangku
TK. Tapi semenjak lulus SMA, kami jarang ketemu. Mendadak dapat ide, ngucapin
ulang tahun dari ketinggian.
Happy Birthday from 55653. Panjang umur,
sehat selalu, makin sukses. Diaminkan segala doa baik :)
Tak lama setelah itu, hujan deras datang
mengguyur. Terpaksa kami bertiga mencari tempat untuk berteduh. Kira-kira
setengah jam kemudian hujan reda dan teman minta pulang. Capek perjalanan nggak
dapet senengnya ini namanya. Ya sudahlah, lain kali harus sempat ke sini lagi. Insya
Allah. Ada yang mau ngajak? :)
“Jogja
selalu sukses membuatku ingin kembali dan kembali lagi. Kenangan yang tercipta
dari suatu tempat di sudut Jogja membuatku selalu mengingat momen terbaik dan
terbahagia yang pernah saya alami bersama seseorang. Di sini, di sebuah daerah
bernama Jogja. Aku pernah mencintai seseorang dengan begitu terlalu. Hingga akhirnya
seseorang itu pergi dan hanya menyisakan remah-remah kenangan. Aku? Cuma bisa
memeluk bayangannya, dan mencintai Jogja, sama seperti ketika aku pernah mencintaimu
dan masih mencintaimu.”
eleh - weleh, aku malah belum pernah kesini ew mbak,,, :-)
BalasHapusBagus ya bisa lihat Waduk,,, ada rumah pohonnya lagi, kapan - kapan tak coba kesitu ah.... jalannya memang bener - bener nanjak pow Mbak Nhe? :-)
Wiii nekat long weekend ke Kalibiru. Untung naik motor jadi nggak ngerasain macetnya. Yaa, semoga suatu saat nanti dirimu mengukir kenangan indah bersama di Kalibiru ya mbak.
BalasHapuswah asyik banget tuh bisa ke kalibiru, aku belum pernah kesana.
BalasHapusDan belum sempat merencanakan kesana :')
Mb. kira" seberapa bahaya sih klo naik motor, soalnya ada yang bilang terjal bgt jalanan nya.
BalasHapusmohon di share dunk kira" yaang paling aman naik motor lewat mana?
Thx
Emang terjal. Kata temenku, lebih enak lewat pasar clereng belok kiri (barat) daripada lewat waduk sermo. Tanjakannya gak begitu panjang. Bayar retribusinya jg cuma 1 kali.
Hapus