Dengan mengusung tema “Keberagaman
Dalam Persatuan”, International Museum Mart 2016 kembali diadakan pada tanggal
12 – 17 Mei 2016 di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita. Berbeda dengan Museum
Mart tahun 2015 silam, acara kali ini diikuti oleh 24 museum dari dalam dan
luar negeri.
Saking semangatnya untuk melihat-lihat
pameran, Kamis sore (12 Mei 2016) sepulang kerja saya langsung datang ke Museum
Ranggawarsita. Kok masih sepi? Di panggung utama juga belum ada acara. Saya pun
bertanya pada Bapak-bapak berseragam PNS yang saya perkirakan kerja di Museum
Ranggawarsita. Oalah, ternyata pembukaan resmi International Museum Mart 2016
baru nanti malam. Hari pertama gagal, hari kedua juga gagal karena disuruh
lembur. Nah hari Sabtu nih kebetulan kerja cuma setengah hari, jadi lah saya ke
Museum Ranggawarsita untuk melihat-lihat International Museum Mart 2016.
Pameran ini ditempatkan di gedung
pertemuan dan gedung A Museum Ranggawarsita. Memasuki gedung pertemuan, pengunjung
akan disambut oleh panitia untuk dipersilakan mengisi buku tamu terlebih
dahulu.
Replika kapal layar menarik perhatian
terlebih dulu. Kapal layar ini terukir pada relief dinding Candi Borobudur, hal
ini menjadi bukti adanya kemampuan masyarakat Nusantara mengarungi samudera
berabad-abad silam. Perjalanan ini tidak hanya terkait dengan pencarian hasil
laut namun juga untuk mempertukarkan berbagai komoditas.
Salah satu komoditas paling penting
dalam perdagangan di Nusantara yaitu rempah-rempahnya yang sangat lengkap.
Selain itu, keramik juga dipamerkan oleh
Museum Ranggawarsita. Keramik dari
berbagai wilayah baik di Asia dan Eropa menjadi komoditas yang cukup berharga
di Nusantara.
Selain itu ada beraneka bentuk celengan.
Celengen memiliki beraneka bentuk. Contohnya bentuk
babi hutan yang sudah ada sejak tahun 1300 M di Kerajaan Majapahit. Celengan
ini berfungsi untuk menyimpan uang.
Adapun mata uang yang menyita perhatian
saya yaitu mata uang kerang. Digunakan oleh masyarakat pedalaman Papua untuk
melakukan perdagangan barter. Mata uang ini mempunyai bermacam-macam nama
seperti elal, mege, eka, dan ort atau oot.
Sedangkan untuk museum-museum di Kalimantan, termasuk Museum Sabah, Museum Serawak,
dan Museum Brunei Darussalam, menampilkan
beragam jenis manik-manik.
Manik-manik tidak hanya berfungsi
sebagai perhiasan seperti kalung, gelang, ikat pinggang, tetapi juga bisa
dipakai sebagai untuk memperindah pakaian dan benda-benda lain seperti tas, topi,
dan lain sebagainya.
Di beberapa tempat, seperti Suku Dayak di
Kalimantan, manik-manik digunakan sebagai sistem religi bekal kubur. Adapun
fungsi lain manik-manik yaitu sebagai status sosial. Semakin langka manik yang
digunakan akan semakin tinggi nilainya dan semakin tinggi pula derajat
pemakainya.
Selain museum-museum tersebut di atas,
di gedung yang sama ada pameran museum-museum yang berpartisipasi juga di tahun
2015. Di antaranya yaitu Museum Kereta
Api Indonesia, Museum Negeri Prov.
Banten, Museum Batik Pekalongan,
dan Museum Nyonya Meneer Semarang.
Tak hanya selesai di satu gedung saja,
International Museum Mart 2016 juga menempati lantai 1 gedung A Museum
Ranggawarsita. Ada beberapa museum yang juga berpartisipasi di Museum Mart 2015
seperti Museum Sekolah Slawi, Monumen Pers Nasional, dan Museum Basoeki Abdullah. Kesemuanya
membawa koleksi yang sama seperti tahun lalu.
Adapun museum-museum yang membawa koleksi
berbeda, diantaranya:
·
Museum
Penerangan – TMII
Jika
pada Museum Mart 2015 stand museum ini berbentuk seperti televisi, maka pada International
Museum Mart 2016 berbentuk seperti bioskop. Kali ini museum penerangan
mengangkat tema tentang film.
Salah
satu koleksi yang dibawa adalah kamera film yang digunakan pada saat meliput
Asian Games IV tahun 1962.
Selain
itu juga ada setelan jas H. Usmar Ismail. H. Usmar Ismail digelari sebagai “Bapak
Perfilman Indonesia”. Sebagai sutradara, beliau telah menghasilkan banyak film
Indonesia dengan mutu baik dan digemari khalayak.
“Darah
dan Doa” menjadi film pertama H. Usmar Ismail, dimana kamera untuk membuat film
tersebut juga dipamerkan di sini.
·
Museum
Transportasi – TMII
Memiliki
ratusan benda koleksi alat transportasi darat, laut, udara, dan kereta api baik
miniatur maupun benda asli dari berbagai daerah di Indonesia.
Pada
International Museum Mart 2016 museum ini membawa koleksi miniatur perahu
Waifuku Marar. Perahu tradisional ini merupakan perahu khas suku Wariy,
Kecamatan Demata, Jayapura. Dibuat sekitar tahun 1950-an. Menurut informasi
dari Bapak yang jaga stand, di Museum Transportasi yang berlokasi di area Taman
Mini Indonesia Indah terdapat perahu aslinya. Wah, menarik ya?
·
Museum
Listrik dan Energi Baru – TMII
Stand
ini adalah salah satu yang saya sukai di tahun 2015 silam. Dan pada
International Museum Mart 2016 kali ini mencuri perhatian pengunjung dengan
robot yang bisa joget waktu diiringi musik. Satu kata, keren! Pengen deh
bungkus satu bawa pulang :D
Selain itu, juga ada penambahan dari
beberapa museum lain, seperti:
·
Museum
Pos Indonesia
Museum
ini berlokasi di kantor pos pusat Indonesia Jl. Cilaki No. 73 Bandung. Benda-benda
yang dimiliki museum ini yaitu koleksi sejarah, koleksi filateli, dan koleksi
peralatan.
Pada
International Museum Mart 2016, museum ini memboyong miniatur alat angkut pos
seperti kuda, sepeda, motor, dan mobil. Dan juga peralatan yang berhubungan dengan
pelayanan pos seperti cap, bantalan cap, dan pembersih cap.
·
Bayt
Al-Qur’an dan Museum Istiqlal
Bayt
Al-Qur’an menyimpan materi inti yang merupakan hasil pemahaman, pengkajian, dan
apresiasi umat Islam terhadap Al-Qur’an. Sedangkan Museum Istiqlal menyajikan koleksi
karya seni budaya bangsa Indonesia yang bernafaskan Islam.
Salah
satu koleksi yang ditampilkan yaitu replika nisan Majapahit yang berasal dari
Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur. Repika batu nisan
berangka tahun 1358 Saka atau abad ke-14 M. Ini menunjukkan bahwa pada masa
kejayaan Kerajaan Majapahit sudah terdapat komunitas muslim.
Dan sayangnya saya melewatkan begitu
saja stand Lecture Kementrian Agama
Jakarta dan Puri Wiji.
Saya pribadi merasa tertarik dengan
acara seperti ini. Banyak nilai positif yang bisa diambil dari kegiatan Museum
Mart, salah satunya yaitu menarik minat anak-anak muda untuk mengetahui bahkan
melestarikan ragam budaya melalui kunjungan ke museum-museum. Semoga di
tahun-tahun selanjutnya tetap ada, semakin menarik, berkembang, dan banyak
museum-museum lain yang tertarik untuk berpartisipasi.
Museum aja di hatiku, apalagi kamu :)
Wuih keren ya mbak ya acara ini, secara mempertemukan antara museum dalam dan luar negeri di gelar,,,, Hahahaha
BalasHapusHari pertama gagal, hari kedua gagal, bersyukur hari ketiganya mbak Nhe berhasil menyambanginya, hehehe...
Ku suka museum, kita *tos* mbak
Lebih enak lagi kalau tinggal di Jogja mas. Banyak museumnya :)
HapusMbok aku di-tourgate-in mbak kalau lagi ke Jogjah.. Hahahaha
BalasHapusDuh mas, kan aku asli dan tinggal di Semarang bukan orang Jogja hehee :D
HapusJOIN NOW !!!
BalasHapusDan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
BURUAN DAFTAR!
dewa-lotto.name