Beberapa bulan
terakhir, saya tertarik mengunjungi museum. Awalnya iseng-iseng ke Museum
Kereta Api Ambarawa (eh lupa belum posting di blog) dan dari situ tertarik buat
mengunjungi museum-museum lain. Kebetulan saya tinggal di Kota Semarang dan
satu-satunya museum yang paling dikenal adalah Museum Ranggawarsita. Yang lainnya
ada Museum Mandala Bhakti, Museum Jamu Nyonya Meneer, dan Museum Rekor
Indonesia (MURI).
Acara-acara seperti Museum
Mart di tahun 2015 lalu dan International Museum Mart 2016 yang baru saja
digelar di Museum Ranggawarsita, juga sedikit banyak mempengaruhi saya untuk
berkunjung ke museum. Tak terkecuali museum-museum yang berada di Jogja. Sayangnya
saya tak punya banyak hari libur, dan museum-museum tertentu kebanyakan hanya
buka di jam kerja.
Jadi ketika
mendengar ada pameran museum-museum yang ada di DIY dan nusantara, saya
antusias. Hari Minggu pagi pukul 06.00 saya berangkat dari Semarang mengendarai
sepeda motor setelah drama bangun kesiangan terlebih dulu, hehee :D
Mampir sebentar di Alun-alun Magelang yang
kebetulan sedang ada pameran Magelang Tempo Doeloe. Dan sampai di Jogja City
Mall pukul 11.00.
Jogja City Mall yang bikin kagum |
Pameran Museum 2016
dengan tema Colorful and Fun
diselenggarakan oleh Dinas kebudayaan DIY pada tanggal 12 – 15 Mei 2016. Bertempat
di Atrium Jogja City Mall, Jalan Magelang KM. 6 No. 18 Yogyakarta. Waktu menyesuaikan
dengan jam buka dan tutup mall. Kegiatan ini gratis dan terbuka untuk umum.
Saya tak menyangka sebelumnya jika ada banyak sekali museum yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Semua stand museum menampilkan beberapa contoh benda, foto, dokumentasi, dan lain-lain. Menarik? Tentu saja. Sebelumnya saya tak pernah jalan-jalan di mall selama berjam-jam (kecuali nonton di bioskop).
Ada sekitar 30 lebih
museum di DIY dan di nusantara yang ikut berpartisipasi. Semuanya menarik untuk
diulas di blog, tapi mau ngetik sampai besok pun nggak bakal selesai kayaknya. Jadi,
sedikit aja asal bermanfaat ya :D
Pesawat Starlite
PK-SLX koleksi Museum Pusat TNI AU Dirgantara
Mandala menyita perhatian pengunjung mall. Banyak yang ingin mengabadikan diri
di depan pesawat ini. Pihak dari museum juga menawarkan baju penerbangan yang
bisa dipinjam pengunjung untuk berfoto.
Museum Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat menampilkan replika patung prajurit dan para nayoko dengan
berbagai motif ageman.
Adapun benda-benda
pusaka yang melambangkan sifat-sifat yang harus dimiliki sultan dalam memimpin.
Diantaranya yaitu banyak (=
angsa) melambangkan kejujuran dan kewaspadaan, dhalang (= kijang) melambangkan kecerdasan
dan ketangkasan, sawung (=ayam
jantan) melambangkan kejantanan dan tanggung jawab, galing (= merak) melambangkan keagungan dan
keindahan.
Museum Benteng Vredeburg menampilkan koleksi beraneka mata uang. Penggunaan mata
uang pada masa penjajahan tidak terlepas dari pengaruh negara penjajah. Salah satunya
yaitu pengedaran mata uang Belanda dan Jepang. Hingga desakan untuk mempunyai
dan mencetak mata uang sendiri akhirnya muncul. ORI atau Oeang Repoeblik
Indonesia mulai diedarkan bulan Oktober 1946 dan penggunaan mata uang ORI
secara sah dimulai tanggal 30 Oktober 1946.
Wayang kulit adalah
satu kebudayaan asli Indonesia. Pada pameran kali ini, Museum Wayang Kekayon menampilkan koleksi wayang kulit. Wayang ini
dibuat dari kulit kerbau untuk menghasilkan wayang kulit yang kuat. Di bagian
pegangan / cempurit, aslinya terbuat dari tanduk kerbau tetapi seiring
berjalannya waktu, cempurit ini diganti dengan kayu.
Adapun wayang millennium,
terbuat dari aluminium. Saya sempat ngobrol sebentar dengan pembuatnya, duh
tapi lupa nama Bapaknya siapa. Beliau lulusan ISI Yogyakarta.
Selain Keraton Ngayogyakarta
Hadiningrat, di Jogja juga terdapat istana kadipaten bernama Puro Pakualaman
dan di sini terdapat Museum Puro Pakualaman.
Pada pameran kali ini, Museum Puro Pakualaman menampilkan seperangkat
singgasana berupa dua buah kursi kebesaran, meja bundar, sepasang cempuri,
kecohan, dan sebuah songsong / payung.
Dan masih banyak peserta
museum-museum lain seperti Museum Sonobudoyo, Museum Bahari, Museum Tani Jawa,
Museum Affandi, Monumen Pers Surakarta, dan lain-lain. Tapi maaf, nggak bisa saya saya ulas
satu persatu.
Museum Tembi Rumah Budaya |
Museum Sonobudoyo |
Museum Jenderal Besar Sudirman |
Museum Gunung Merapi |
Museum Affandi |
Adapun sedikit
kekurangan yang mungkin bisa jadi masukan untuk kegiatan-kegiatan selanjutnya. Saya
rasa stand-stand pameran di sini terlalu sempit, dan jarak antar stand yang
berhadap-hadapan terlalu dekat. Untuk dimasuki 2-3 orang saja sudah terasa
sesak. Apalagi tahu sendiri kan antusias masyarakat yang nge-mall di weekend seperti apa? Mungkin untuk ke
depannya bisa diberikan ruang yang lebih luas.
Sukses untuk
kegiatan-kegiatan selanjutnya :)
JOIN NOW !!!
BalasHapusDan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
BURUAN DAFTAR!
dewa-lotto.name