Kisah
ini tidak semestinya berakhir begitu saja. Kasih ini seharusnya bisa tetap
bertahan. 33 bulan menjalani cerita cinta yang begitu dahsyat. Tawa, canda,
tangis, haru tak ubahnya menjadi bumbu-bumbu cinta yang semakin kuat.
Tapi
ini lain, berbeda, tidak seperti yang diharapkan. Dengan tanpa adanya kata
‘berakhir’ antara kedua belah pihak, kamu memutuskan untuk mengakhirinya.
Terlalu sakit memang awalnya.
Aku
yang benar-benar menyayangimu. Aku yang benar-benar takut kehilanganmu. Aku
yang ingin selalu bersamamu.
Tak
rela jika kau campakkan aku begitu saja. Kau maki aku dengan bicara kasarmu.
Kau buang aku seakan kamu tidak pernah mengenalku. Kau tinggalkan aku begitu
saja. Dan kau yang tidak pernah ada kabarnya sama sekali.
Tapi
aku tidaklah bodoh. Aku tidak ingin berlarut-larut dalam kesedihan. Dengan
sedikit motivasi dan semangat dari seseorang, aku memutuskan untuk bangkit. Aku
sekarang bukanlah seorang perempuan yang cengeng. Aku tidak ingin mengais demi
cinta yang semu. Aku selalu ingat kata-katanya.
“Jangan
pernah kehilangan dirimu sendiri hanya tuk bertahan pada seseorang yang bahkan
tak peduli jika ia kehilanganmu”
Dan
benar saja, sekarang aku sudah move on dan mendapatkan cinta lain yang lebih
mengerti aku, lebih bisa memahamiku, lebih mampu menyayangiku.
Terima
kasih buat mantan terindahku, bagaimana pun juga kamu sudah mengajariku banyak
hal termasuk cara mencintaimu. Terima kasih sudah menemani dan mewarnai hidupku
yang tidak begitu sempurna. Meskipun kita tak lagi bersama, aku tetaplah aku,
yang dulu pernah benar-benar menyayangimu, yang pernah kamu sia-siakan
cintanya.
Kini
aku sudah menemukan dia yang bisa menjagaku, mengajariku cara untuk berpaling
darimu, dan sekarang Aku Telah Melawan Rasa Takutku Untuk Melupakanmu..
Dari mantanmu
yang kadangkala membasahi selimut tidurnya
dengan air mata
yang terjatuh untukmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih dan selamat datang kembali :)