Baru
saja, Kota Semarang memperingati hari jadinya yang ke-470 pada tanggal 2 Mei
2017 yang lalu. Berbagai acara digelar untuk memeriahkan hari jadi tersebut.
Salah satunya yaitu Semarang Great Sale (Semargres) dan Semarang Night Carnival
(SNC).
Layaknya
sebuah kota, minimal harus mempunyai 4 unsur utama. Yaitu, ada wilayahnya, ada
penduduknya, adanya pemerintahan dan kedaulatan (yakni kekuasaan tertinggi
untuk mengatur pemerintahannya). Karenanya, lahirnya Kota Semarang menjadi
polemik tersendiri (berdasar pada saat kapan untuk pertama kalinya sebuah kota
mempunyai 4 unsur tersebut sebagai sebuah totalitas).
Akhirnya,
pada tanggal 29 April 1978, sidang paripurna DPRD Tingkat II Kotamadya Semarang
menetapkan tanggal 2 Mei 1547 M atau 12 Rabiul Awal 954 H sebagai Hari Jadi
Kota Semarang. Hal itu bertepatan dengan Sultan Demak meresmikan pengangkatan
Pangeran Kasepuhan atau Ki Ageng Pandanaran II menjadi Adipati Semarang yang
pertama.
Kembali
pada topik utama yang mau dibahas, Sabtu malam tanggal 6 Mei 2017, kawasan Titik
Nol KM Semarang dipadati oleh ribuan orang yang ingin menyaksikan Semarang
Night Carnival. Tahun ini, gelaran Semarang Night Carnival adalah yang ke-7
kalinya sejak pertama kali diselenggarakan tahun 2011. Rute kali ini berbeda
dengan Semarang Night Carnival tahun 2016, yaitu start di Titik Nol KM
Semarang / depan Gedung Keuangan Negara dan finish di Jl. Pemuda /
Lawang Sewu.
Menurut
saya pribadi, gelaran Semarang Night Carnival tahun ini lebih menarik
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan mengangkat tema "Paras
Semarang", saya sebagai penonton lebih memahami identitas Kota Semarang
melalui kostum yang dipakai para defile.
Sedikitnya
ada ratusan peserta dari SMP, SMA, dan berbagai universitas yang dengan
semangatnya sudah mempersiapkan diri berdiri di garis start sebelum
pukul 18.00. Padahal acara sedikit molor dari jadwal karena rombongan Walikota
Semarang baru tiba di tempat acara pukul 19.45.
Setelah
sambutan dari Bp. Hendrar Prihadi selaku walikota Semarang, pembukaan Semarang Night
Carnival 2017 ditandai dengan pembunyian sirine. Kemudian sebelum para defile
unjuk kebolehan, terlebih dahulu drum band genderang suling canka lokananta
dari Akademi Militer (AKMIL) Magelang membuka pertunjukan dengan beberapa lagu
yang memukau.
Setelah
defile mayoret masuk ke red carpet sambil diiringi lagu berjudul Negeriku,
tiba saatnya yang ditunggu-tunggu oleh penonton sekalian.
·
Defile Blekok
Kota Semarang dihuni oleh berbagai spesies
fauna. Salah satu fauna dari spesies burung, terkenal dengan bentuk kaki yang
panjang dan berbadan panjang. Burung ini bisa ditemukan di daerah Semarang atas
/ Srondol. Mereka berkembangbiak dan menetap sehingga menjadi pemandangan yang
menarik. Karena ekosistem mereka telah rusak, menyebabkan burung ini hampir
punah. Dengan itu, pemerintah Kota Semarang sangat melindungi populasi mereka agar
tetap ada di Kota Semarang.
Para defile ini mengenakan kostum yang dominan
berwarna putih lengkap dengan sayap-sayapnya, mirip dengan burung blekok. Saya
suka dengan lagu pengiring defile blekok ini di red carpet. Kira-kira
ada yang tahu judulnya nggak ya? Biasanya sering dipakai di beberapa video
instagram Pemkot semarang
·
Defile Kembang Sepatu
Bunga ini terdiri dari 5 helai daun kelopak
yang dilindungi oleh kelopak tambahan (epicalyx), sehingga terlihat seperti 2
lapis kelopak bunga. Mahkota bunga terdiri dari 5 lembar atau lebih jika
merupakan hibrida. Tangkai putik berbentuk silinder panjang.
Para defile ini mengenakan kostum dominan
berwarna hijau tua yang diasosiasikan sebagai daun dan beberapa aksen merah
pada kembang sepatunya. Mereka bergerak dengan cantiknya di atas red carpet
diiringi lagu Gambang Semarang.
·
Defile Kuliner
Semarang adalah kota metropolis yang
berkembang dan patut untuk dijelajahi. Ibukota provinsi Jawa Tengah ini
terletak di pantai utara Jawa dan merupakan pelabuhan utama di sepanjang
pesisir pantai utara. Kuliner di Kota Semarang banyak dipengaruhi iloleh Cina
dan Belanda.
Para defile ini mengenakan kostum dominan
berwarna hijau muda. Dalam kostum tersebut dihias beberapa kuliner / makanan
khas Kota Semarang seperti lumpia, ganjel rel, bandeng presto, tahu pong, dan
lain-lain. Menariknya, pengiring musik para defile kuliner adalah lagu-lagu
khas Jawa seperti gethuk, padang wulan, dan cublak-cublak suweng.
·
Defile Lampion
Lampion adalah sejenis lampu yang dibuat dari
kertas dengan lilin di dalamnya. Lampion ini biasanya tidak dapat bertahan lama
dan mudah rusak. Teng teng adalah lampion khas Kota Semarang. Dahulu warga
Semarang menggunakannya untuk pergi ke masjid dan kemudian saat bulan Ramadhan tiba,
akan semakin banyak yang menggunakannya untuk pergi tarawih. Lampion pertama
Semarang bernama dian kurung, dibuat pada tahun 1942.
Dengan kostum merah menyala, beberapa lampion berwarna
merah pun tergantung menghiasi pakaian yang mereka kenakan. Para defile ini menari
sesuai koreografi, sambil diiringi lagu berjudul Gado-gado Semarang, dimana sebagian
liriknya diganti menjadi "jare Semarang kaline resik..."
Para
peserta karnaval pun tak hanya datang dari Kota Semarang saja. Seperti dalam
sambutan walikota Semarang, ada beberapa peserta yang datang dari Yogyakarta,
Kabupaten Jepara, Kota Salatiga, dan Kabupaten Kendal. Mereka bergabung dengan
para defile dari Kota Semarang.
Adapun
defile dari Kota Sawahlunto yang mengambil tema matahari songket sawahlunto.
Bunga
matahari memiliki makna dan filosofi tersendiri dimana filosofi tersebut
memiliki arti kesetiaan. Karena dia selalu setia mengikuti arah matahari dan
memiliki warna kuning yang identik dengan arti kehangatan, kegembiraan, dan kebahagiaan.
Penampilan
songket silungkang kota Sawahlunto dengan nuansa bunga matahari yang berwarna
kuning cerah menggambarkan sebagai suatu ungkapan kesetiaan para gadis-gadis
Kota Sawahlunto terhadap hasil karya mereka dalam menghasilkan suatu kerajinan
tradisional yang mempunyai nilai tinggi.
Selain
itu, menariknya dari gelaran Semarang Night Carnival 2017 adalah penampilan
defile SIFAF. Mereka datang jauh-jauh dari Taiwan, Thailand, Srilanka, dan
Korea Selatan untuk memeriahkan Semarang Night Carnival 2017 ini.
Di
Jl. Pemuda dekat Lawang Sewu juga disediakan panggung. Pada akhir acara akan diumumkan
pemenang juara 1, 2, 3, serta juara favorit, dan best fotogenic dari
masing-masing kategori defile blekok, kembang sepatu, kuliner, dan lampion.
Kemudian acara ditutup dengan pesta kembang api.
Seperti
yang sudah saya tuliskan di atas, saya lebih memahami tema yang diambil pada Semarang
Night Carnival 2017 dibandingkan tahun sebelumnya. Dilihat dari kostumnya saja,
saya paham ini defile masuk kategori mana. Tidak seperti tahun lalu yang
mengangkat tema warak ngendog. Memang sih, warak ngendog adalah maskot Kota
Semarang, tapi biarlah si warak eksis pada saat dugderan saja.
Sekian
dan sampai jumpa di Semarang Night Carnival tahun depan.
Ayo
wisata ke Semarang! :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih dan selamat datang kembali :)