Beberapa kali saya pernah berkunjung ke Solo
dengan menggunakan Kereta Api Kalijaga. Cukup murah untuk kereta api lokal kelas
ekonomi AC dari Semarang menuju Solo dengan biaya Rp 10.000,- saja, mengingat
kalau naik bus AC bisa bayar Rp 18.000 – 25.000 ,-
Salah satu hal paling menyenangkan yang saya
temui ketika berada di kota Solo adalah city
walk-nya. City Walk adalah sebuah
jalan khusus pejalan kaki yang berada di sisi selatan Jl. Slamet Riyadi. Jalan
ini membentang sepanjang kurang lebih 4 kilometer dari Stasiun Purwosari hingga
bundaran Gladag.
Perjalanan dimulai dari sini! |
City
Walk Solo menawarkan kenyamanan bagi siapa saja yang lewat di
sana. Banyak pepohonan besar yang rimbun ditanam di pinggir jalan, membuat
suasana pejalan kaki menjadi adem. Jalannya lumayan luas dan menyenangkan deh pokoknya.
Di beberapa tempat juga disediakan kursi-kursi taman bagi siapa saja yang ingin
beristirahat.
Berangkat dari stasiun Semarang Poncol, saya
turun di Stasiun Purwosari kemudian melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki
menyusuri city walk Slamet Riyadi. Dari
berjalan kaki saja, banyak tempat-tempat menarik yang ada di sepanjang city walk.
·
Omah
Lowo
Lowo
dalam bahasa Jawa berarti kelelawar. Bangunan ini terletak tak jauh dari Stasiun
Purwosari. Bau semerbak tercium dari luar pagar karena bangunan tersebut dihuni
oleh ribuan kelelawar. Sekilas rumah itu terlihat besar dan megah, tapi sayang
catnya sudah kusam dan kondisinya memprihatinkan. Bangunan tua tersebut konon peninggalan
Belanda abad ke-19 yang sampai saat ini dimiliki oleh pihak swasta.
·
Rel
Bengkong
Rel
kereta api seperti ini sangat jarang ditemui. Saya pun baru pertama kali lihat
di Solo kalau ada kereta api yang lewat di sepanjang jalan utama Slamet Riyadi.
Apalagi rel ini bentuknya bengkong (tidak lurus), menyeberang jalan raya pula. Akan
tetapi satu-satunya kereta yang lewat di rel ini adalah Rail Bus Batara Kresna,
yang hanya melaani perjalanan dari Stasiun Purwosari hingga Stasiun Wonogiri.
Dalam sehari, ada 4 kali jadwal kereta yang lewat. Dua kali menuju Wonogiri,
dan dua kali menuju Purwosari.
·
Solo
Grand Mall
Capek
jalan kaki, bisa mampir ngadem sebentar di salah satu pusat perbelanjaan modern
di Jl. Slamet Riyadi. Di mall ini ada bioskopnya juga lho!
·
Loji
Gandrung
Gedung
ini sekarang digunakan sebagai rumah dinas walikota Solo. Loji Gandrung menjadi
saksi bisu berbagai peristiwa di masa lalu. Salah satunya yaitu menjadi tempat
bersejarah disaat Jenderal Gatot Soebroto melakukan perundingan untuk menyusun
taktik bagaimana menyerang Belanda yang telah membonceng NICA di tahun 1948-1949.
Dan untuk mengenang jasa Jenderal Gatot Sebroto, maka di di halaman depan gedung
Loji Gandrung dibangun patung sang jenderal.
·
Sriwedari
Stadion
Sriwedari sempat berganti nama menjadi Stadion R. Maladi. Stadion ini merupakan
salah satu stadion tertua di Indonesia yang menjadi stadion tempat dilangsungkannya
Pekan Olahraga Nasional (PON) I pada tanggal 9 September 1946. Terkadang,
stadion ini kini digunakan sebagai acara konser musik.
Di
dalam kawasan Taman Sriwedari biasanya digunakan sebagai tempat pertunjukan kesenian.
Di bagian depan, terdapat pendapa yang digunakan sebagai tempat pertunjukan
tari. Adapun patung Rama dan Sinta di depan pendapa.
Tempat
lain di kawasan ini yang sering digunakan sebagai tempat pertunjukan adalah gedung
wayang orang.
Di sisi
lainnya, terdapat Taman Hiburan Rakyat (THR) Sriwedari. Tempat ini menyediakan
berbagai wahana permainan anak-anak. Adapun panggung hiburan di dalamnya.
·
Museum
Radya Pustaka
Saya
pribadi tertarik untuk mengunjungi museum ini, tapi sayang sekali beberapa kali
saya ke sana selalu pada kondisi tutup.
Museum
ini didirikan pada tanggal 28 Oktober 1890 pada masa pemerintahan Pakubuwono IX.
Di halaman depan depan, terdapat patung dada R. Ng. Ranggawarsita, seorang
pujangga keraton Surakarta. Patung ini diresmikan oleh Presiden Soekarno pada
tahun 1953.
·
Museum
Batik Danar Hadi
Seperti
namanya, tempat ini mempunyai banyak koleksi batik. Berbagai jenis batik bisa
ditemukan di museum ini. Tidak hanya batik lokal tetapi dari berbagai negara. Tiket
masuknya sendiri untuk umum sebesar Rp 25.000,-
Beberapa tempat di atas bisa ditemukan di
sisi selatan city walk Slamet Riyadi
Solo sepanjang 2,5 kilometer. Itu artinya masih ada sekitar 1,5 kilometer lagi untuk
sampai di ujung city walk yang disambut
dengan gagahnya patung Brigadir Jenderal (Anumerta) Slamet Riyadi.
Sungguh kota yang nyaman bagi pejalan kaki.
Tiap hari lewat, tapi nggak begitu merhatiin. Hwhehehe.
BalasHapusKulineran di mana aja mbak?
Cuma pernah makan selat di vien's sama timlo sastro. Nyobain es dawet telasih :D
HapusWah, ada kereta ya dari Semarang ke Solo. Apakah ada kereta Semarang ke Jogja ? Jadi penasaran.. :)
BalasHapusDulu ada KA Banyubiru rute Semarang-Solo-Jogja cuma Rp 4.000 tapi sejak 2013 udah ditutup.
HapusMbak ajak aku ke sana, ayo kapan :D
BalasHapus