Ngomongin soal “Dugderan”
jadi ingat waktu first date sama kamu…
*eaaa* hahaa bercanda maap :D
Jadi, di Semarang,
kota kelahiran sekaligus kota tempat tinggal saya, ada suatu tradisi yang sudah
dikenal untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan. Namanya “DUGDERAN”. Di dalam
tradisi dugderan yang digelar setiap setahun sekali itu, ada berbagai kegiatan.
Di antaranya yaitu:
·
Pasar Rakyat
Dugderan, digelar mulai tanggal 27 Mei – 5 Juni 2016
·
Kirab Budaya Dugder,
digelar pada tanggal 4 Juni 2016
·
Karnaval Dugder
tingkat TK, SD, dan SMP, pada tanggal 5 Juni 2016
Kemarin, 31 Mei 2016
sepulang bekerja saya iseng jalan-jalan ke dugderan. Hari masih sore, dan sudah
banyak pengunjung pasar rakyat dugderan, meski nggak padat-padat amat sih.
Mereka berbelanja atau sekedar jalan-jalan.
Seperti yang sudah
saya sebutkan di atas, Pasar Rakyat Dugderan digelar selama 10 hari mulai tanggal
27 Mei hingga 5 Juni 2016. Bertempat di sekitar Pasar Johar Semarang hingga depan
Hotel Metro.
Namanya juga pasar
rakyat, jadi di sana banyak pedagang yang menjajakan barang dagangannya. Bermacam-macam
dari yang kekunoan hingga kekinian.
Saya sebagai perempuan
generasi 90-an, masa kecilnya diisi dengan bermain pasaran (sebutan untuk main
masak-masakan). Adapun peralatan mainan tersebut terbuat dari tanah liat /
gerabah. Bentuknya bermacam-macam, ada piring, gelas, mangkuk, kompor, dan
lain-lain. Jadi, sewaktu jalan-jalan ke dugderan sekaligus mengenang betapa
menyenangkan punya banyak teman hanya dengan pasaran.
Anak laki-laki pun punya
mainan jaman dulu yang hits banget pada masanya. Kapal othok-othok, terbuat
dari seng. Kapal tersebut bisa berjalan di permukaan air. Enggak tahu sekarang masih banyak yang main atau nggak.
Berbagai macam permainan
tradisional pun ada. Hingga pedagang baju, boneka, dan aneka makanan, mereka
menggelar lapaknya di tempat yang sudah disediakan. Saya sendiri yang niatnya iseng
jalan-jalan tergoyahkan oleh jajaran sepatu yang lucu-lucu. Akhirnya pulang
sambil bawa sepasang sepatu, cetakan pastel (yang ini sih buat belajar masak),
dan sebungkus kerok telor.
Jangan lupakan warak
ngendog, sebuah mainan yang identik dengan Kota Semarang. Terbuat dari kertas
warna-warni. Warak ngendog sendiri adalah binatang rekaan yang menggambarkan simbol
akulturasi golongan etnis yang ada di Semarang. Kepalanya menyerupai kepala
naga khas kebudayaan etnis Tionghoa, tubuhnya seperti buraq khas kebudayaan etnis Arab, dan keempat kakinya menyerupai kaki
kambing khas kebudayaan Jawa.
Kalau pengen lihat
bagaimana bentuk “Warak Ngendog”, bisa kok datang di acara Kirab Budaya Dugder yang
digelar tanggal 4 Juni 2016 nanti mulai dari Balaikota Semarang. Banyak peserta
kirab yang nantinya akan mengarak warak ngendog.
Duh, ngelantur
sampai mana-mana kan? Balik lagi ke topik awal ya…
Biasanya semakin
malam, pasar rakyat dugderan semakin ramai pengunjung. Karena selain kegiatan
jual beli, di Pasar Rakyat Dugderan ini juga ada banyak wahana permainan. Mirip
pasar malam gitu. Ada ombak air, kora-kora, tong stand, bianglala, dan
lain-lain. Pengen banget main ombak air sama kora-kora, tapi ntar deh ke sini
lagi kalau malam sambil nyulik temen :D
Selain itu, di dekat
Masjid Agung Semarang / Masjid Kauman Semarang, ada sebuah panggung. Yang denger-denger
dari hasil browsing, akan dipakai
untuk dangdutan.
Tertarik untuk mengunjungi
Dugderan? Nggak ada salahnya lho menghabiskan akhir pekan ke Semarang. Mumpung
ada event. Hanya setahun sekali.
Kapan lagi? :D
Duh baca postingannya sampean jadi keinget - inget jaman kecil saya mbak,,, sama kita generasi 90 an,,, Inget - inget jaman kecil bisa membuat senyam - senyum sendiri, hehehe. Ew sekarang anak kecil saja pegangannya sudah gadget,,,, hemmmm.... keren mbak acaranya, keren, :-)
BalasHapusWah di Johar ya mbak :D
BalasHapusmasih bingung ki mau ke Dugderan Semarang atau daerah sendiri ( Kaliwungu ) Hehehe